Aku mencibir padanya, "Bodo. Lo bakalan jambak gue.."

Si Adam kelihatan geli banget, "Ih, apaan. Gue gak pernah ngejambak elo.."

"Gak pernah kelewat.." Dan dia ngakak lagi. Nyebelin.
Tapi akhirnya kita salaman juga sih. Abis nyalamin si Adam, aku sempet ketemu banyak temen sekelas aku dulu. Dan aku bener-bener berasa diseret ke masa lalu. Apalagi saat aku gak sengaja ditubruk... Adi. Hh.. cowok itu. Aku tidak mengira bakalan ketemu dia setelah 8 tahun gak ada kabar. Tapi aku juga tidak bisa membohongi diriku sendiri. Aku seneng bisa ketemu dia lagi. God.. dia bener-bener berubah. Dia jadi tinggi banget, rapi banget, dan.. ganteng banget. Kok dia bisa jadi kayak gitu sih? Perasaan aku dari dulu begini-begini aja. Nggak adil. Padahal waktu SMA, dia itu orang yang paling gak peduli penampilan loh. Beneran. Aku tersenyum konyol saat mengingat waktu dia nganterin aku ke taksi. Dan aku merasakan pipiku memanas begitu aku ingat kalau nanti hari Minggu dia bakalan nganterin aku. Oh my.. aku harus ngapain nanti? Ah, gimana entar aja deh. Ini kan cuma Adi. Si cowok tengil yang mengubah kehidupan aku. Aku melirik gelang di tangan kananku. Aku tersenyum. Yah.. mahluk tengil yang telah membuat kehidupan remajaku menjadi masa terindah dan... tidak terlupakan.

* * *

Jum'at malam. 22.30 WIB

Adi masih berbaring nyalang di atas tempat tidurnya. Lampu utama kamarnya sudah dimatikan. Hanya lampu tidur yang menyala dengan sinar lembut. Tangan Adi memainkan sebuah kotak berukuran sedang berwarna merah tua. Kotak itu bukan kotak biasa. Kotak itu memakai kode kunci angka seperti koper jaman dulu. Ada lima deret angka. Dan setiap angka bisa diputar mulai dari angka 0-5. Sekarang, Adi sedang mencoba untuk memecahkan kodenya. Mulai dari urutan klasik seperti 01234, sampai urutan angka yang paling aneh yang muncul di otaknya. Tapi ada ratusan kemungkinan urutan yang bisa dibuat hanya menggunakan lima angka. Dan itu benar-benar membuatnya frustrasi. "Ya ampun.. kok nggak kebuka juga sih.." gerutunya untuk yang ke sekian kalinya. Adi nyaris menjambak rambutnya sendiri saking geregetnya. Dia meletakkan kotak itu di sebelahnya dan mengusap wajahnya dengan kedua tangannya, "Kenapa harus dikunci? Emangnya isinya apa? Kenapa harus kamu doang yang tau kodenya?" gumamnya.

Dia mendesah dan kembali mengambil kotak itu. Menelitinya sampai nyureng. Yeah.. everybody.. ini bukanlah kotak sembarangan. Kotak ini sangat berharga buat Adi. Ini adalah benda peninggalan masa remajanya yang masih dia simpan sampai sekarang. Kenapa dia menyimpannya? Karena itu adalah benda bersejarah. Benda yang diberikan Rena di pertemuan terakhir mereka dulu. Ingatan Adi melayang ke malam itu. Malam sehari setelah acara perpisahan sekolah. Mereka sedang berdua di kafe ketika Rena memberikan kotak itu. Awalnya Adi mengernyit bingung, "Ini apa?"

Rena cuma menyeringai, "Itu buat kamu.."

Adi tersenyum, "Emm.. Makasih.." dia mencoba membuka kotak itu dan berhasil cengo begitu melihat kotak itu ternyata lain dari biasanya, "Umm.. Hana, ini gimana cara bukanya?"

Cewek itu tersenyum misterius, "Oh, cuma aku yang bisa kotak itu, Adi.."

"Well.. kalo gitu coba dong kamu bukain.."

Rena malah menggeleng. Dan membuat Adi semakin bingung, "Terus kotak ini isinya apa?"

Kali ini Rena tersenyum, "Kamu mau tau?"

"Iya.."

"Kalo gitu besok tungguin aku di taman, oke?"

Dan saat keesokan harinya, ketika Adi sudah duduk manis di bangku taman dan menunggunya, Rena tidak kunjung datang. Adi mulai putus asa dan kecewa. Lalu tiba-tiba Rena menelponnya sambil menangis sesenggukan. Dia mengatakan bahwa papanya kecelakaan dan dia tidak bisa menemui Adi di taman. Adi tentu saja kaget.

Set Me Free (Jomblo Family #1) PUBLISHEDWhere stories live. Discover now