1.

17.6K 496 7
                                    

•••

"Kak Sam! Come here, i need you're help, now."

Akhirnya pintu itu terbuka, seorang pria dengan gestur tubuh tegap, masuk. Wajah? Jangan ditanya, bahkan hampir mendekati dengan laki-laki khayalan dibenak setiap wanita.

Ia menatap Luna malas, "Kenapa lagi Lun? Kakak harus ngurusin berkas numpuk itu disana,"

Memang seharusnya Sammuel duduk dikursi bak singgasana, bersantai ria, dan bersuara bagai perintah untuk semua orang. Tetapi, untuk mencapai posisi itu Ayahnya terlebih dahulu mengujinya, salah satunya dengan cara seperti ini.

Luna menunjukkan layar benda canggih itu kepada Sammuel, "Liat deh Kak, lagi viral ya yang kayak gini di Indonesia? Pelakor, what's that?"

Luna baru saja kemarin sampai di Indonesia, setelah 4 tahun menempuh pendidikan disana. Singkatnya, ia berada ditingkat kelas 2 SMA.

Ia sengaja dibawa kembali ke Tanah kelahirannya, karna disana ia sudah banyak mencetak rekor. Iya, rekor pentolan.

"Bodo amat ah. Kepo banget jadi orang, lain kali kalau nggak penting, jangan panggil gue ya."

Luna mendorong bahu Sammuel pelan, "Dasar, kan gue cuma nanya Kak." Kakaknya sama sekali tidak asik, itu yang Luna pikirkan kali ini.

"Oh iya dek, Ayah mau ketemu lo tuh tadi katanya." Ucap Sammuel sebelum meninggalkan kamar Luna.

Luna terlihat bingung, "Ngapain Kak?"

"Ya mana gue tau, stupid."

•••

[Luna point of view.]

Wah Ayah lagi mode galak nih, harus siap siaga kena hukuman. Wajar sih, sebenernya minggu lalu gue hampir aja bakar rumah tetangga disana.

Tapi boong, ya kali.

Minggu lalu, emang berat banget kayaknya. Sampai akhirnya Ayah greget sama gue dan nyuruh gue balik ke Indonesia.

"Yes, Dad. Ada apa?"

Ayah udah ngeliatin gue serius, sok serius sebenernya. Karna di keluarga gue itu receh semua, kecuali kalau udah ada yang ngusik ketenangan kita. Wih, jangan ditanya dampaknya apa.

Ayah geleng-geleng kepala, "Ayah bingung sama kamu. Jangan main-main mulu Luna, hidup keluarga kita nggak se-simple itu."

[Author point of view.]

Luna tertegun sesaat, bukan apa-apa, hanya ia merasa hal tak nyaman jika sudah membahas hal seperti ini.

Seakan-akan kehidupannya berada di ujung jurang, ketahuilah semakin tinggi pohon semakin kencang juga anginnya.

Bukan hal mengejutkan untuk Luna, karena sejak ia berumur sangat kecil, ia sempat diculik oleh saingan Ayahnya. Yang tentunya pernah membuatnya trauma, tapi untuk sekarang ia bukanlah Luna yang lemah seperti dulu.

Sejak saat itu Luna mengikuti seluruh pelatihan guna melindungi dirinya sendiri, mulai dari berbagai beladiri sampai berbagai senjata diumur semuda ini, Luna sudah dapat menguasai semuanya.

"Iya Ayah, Luna ngerti. Ayah nggak usah khawatir segala, Luna udah gede yah, udah waktunya buat Luna ngehadapin mereka yang masih remehin kita, hehe."

Roland kembali menatap anaknya, tatapannya jauh lebih tegas sekarang, "Bagus kalo kamu udah ngerti. Kamu mau bantuin Ayah nggak Lun?"

"Nggak mau. Luna males,"

"Oh sorry honey, Ayah nggak terima penolakan kali ini. Kamu nggak inget apa yang udah kamu lakuin selama di luar Indonesia?"

"Ya itukan suruh siapa pada rese, bukan salah Luna dong, Ayah." Bela Luna atas apa yang telah ia lakukan terakhir kali.

"Pokoknya kali ini, kamu harus laksanain tugas dari Ayah. Ayah nggak bakal ikut campur kalo emang keadaannya nggak mendesak banget, gimana?"

Penawaran kali ini sungguh sangat menggiurkan menurut Luna, karena selama ini ia selalu diikuti bayang-bayang bodyguard suruhan Ayahnya yang sangat menyebalkan.

Kesempatan kali ini, bukan hanya ia mendapat kebebasan tapi ia mendapatkan super duper kebebasan! Membayangkannya saja sudah membuat ia meneteskan air liur.

No, itu terlalu berlebihan. Hehe.

"Oke Ayah, deal."

Roland langsung tersenyum lebar yang disambut Luna dengan bergidik ngeri, karena ia tau tugas dari ayahnya tidak sesederhana itu. Pasti.

Ah sial, salah ngomong.

***

Long time no see, guys!
Maaf dan ya makasih, semoga kali ini lebih enjoy ya. Buat yang udah pernah baca sebelumnya, sorry ini udah bener-bener dirombak. Gak tega cuma ya gapapa, hehe.

[31 May 2018]
[Update, Friday, 1 June 2018]


Keep It Secret, HiatusWhere stories live. Discover now