[Kendall's]
"Kendall, ini sudah hampir jam sebelas malam. Jangan memaksakan dirimu." Ucap Harry untuk yang kesekian kalinya yang sedang berdiri di ambang pintu sambil melipat tangannya di dadanya, menungguiku dengan sabar.
Aku mengangkay kepalaku dari bukuku, lalu melihat ke arahnya, "Tidak apa-apa, Harry. Aku baik-baik saja." Balasku dan aku menguap.
"Oh, ya, tentu saja, aku bisa melihat bahwa kau sangat baik walaupun kau sudah menguap belasan kali." Ujarnya dengan sarkastik.
Aku mengabaikannya. Aku sedang tidak ingin berdebat dengan teman yang satu-satunya aku miliki. Walaupun ia benar, aku sangat mengantuk.
Aku ragu dan ketakutan jika aku tak bisa menyelesaikan buku ini kurang dari tiga bulan karena buku ini sangat besar dan buku ini juga memiliki ribuan lembar dan aku baru menyelesaikan dua puluh halaman. Belum lagi kalimat-kalimatnya yang penuh dengan kata-kata kiasan yang membuatku harus berpikir dua kali dalam menyelesaikan buku ini.
Aku dapat merasakannya memperhatikan gerak-gerikku, setiap gerakan bola matanya mengikuti gerakan tanganku saat aku sedang membolak-balik halaman ataupun saat aku terfokus pada kalimat-kalimat yang sedang kubaca, seperti layaknya ia hendak mengetahuiku lebih dalam; apa yang aku rasakan, apa yang aku pikirkan, dan apa yang hendak aku lakukan.
"Aku tidak apa-apa, Harry. Berhenti memperhatikanku seperti seorang psikopat." Ucapku tanpa memandangnya dan tetap fokus pada buku dihadapanku.
"Pulang sendiri atau pulang bersamaku?"
Tidak lagi, kumohon. Jangan mencobaiku.
Aku melihat ke arahnya dan memberikannya sebuah tatapan dasar-kau-gila, "Aku harap barusan aku salah dengar. Bisa kau ulangi, Harry?"
Dia terkekeh, "Tidak, aku tidak gila. Berhentilah memberiku tatapan itu, Kendall. Dan oh, kau tidak salah dengar. Bagaimana?" Tanyanya lagi.
"Kemana? Pulang sendiri? Pulang bersamamu?" Tanyaku heran dan jujur saja, aku sudah tidak lagi konsentrasi akan apa yang hendak kubaca.
"Pulang sendiri tentu saja dengan Rob dan ke rumahmu sendiri, kalau pulang bersamaku... Sebenarnya aku tidak tahu aku akan benar-benar pulang atau mungkin mengajakmu pergi lagi ke sebuah tempat. Well, yang pasti nanti pulangnya ke rumahku atau ketempatku, aku tidak akan mengantarmu pulang." Jelasnya panjang.
Kedua alis mataku terangkat, "Apa bedanya 'rumahku' dan 'tempatku'?"
"Kendall, aku seorang laki-laki, aku pasti memiliki tempatku sendiri." Jawabnya.
"Kau membawa perempuan kesana?" Tanyaku lagi.
"Kalau Niall, Liam, Louis, dan Zayn adalah perempuan maka itu adalah sebuah ya."
Aku kembali mengangkat alisku, "Mengapa kau menyebutkan nama-nama laki-laki?"
"Kalau begitu kau sudah tahu jawabannya."
"Kau tidak pernah membawa perempuan ke tempatmu?"
Ia menghela napasnya dan menurunkan kedua tangannya yang tadi ia lipat ke bawah, "Jadi, kau ikut apa tidak?"
-
"Kau benar-benar ingin menculikku, ya?" Tanyaku untuk yang kesekian kalinya.
Kami sudah di jalanan kira-kira setengah jam dan lagi, kami belum sampai. Sekarang sudah jam sebelas malam (sedikit lewat sepertinya) dan sudah sangat gelap diluar sana.
Kami tiba-tiba berhenti disebuah restoran yang sangatlah berkelas dari depannya, "Kuharap kau sedang lapar." Ucapnya ketika ia mematikan pendingin mobil dan radionya, lalu ia mematikan mesin mobilnya. Ia langsung keluar dari mobil, berlari ke samping mobil untuk membukakan pintuku.
YOU ARE READING
witches. ➵ h.s [au]
Fanfiction"What you really are, Kendall?!" "I don't know. They called me witch." "They exist?" "They are, Harry." "What?" Then, she smiled, "I'm one of them." - #839 in Fanfiction (20th December '16 - 25th December '16) #890 in Fanfiction (30th December '16-)
![witches. ➵ h.s [au]](https://img.wattpad.com/cover/29450452-64-k983436.jpg)