Chapt. 11

2K 276 50
                                        

PLOT TWIST BABIES

Y'ALL READY?

-

[Kendall's]

"Sial." Gumamku. Namun, nampaknya Harry bisa mendengarku.

"Maafkan aku. Tapi, aku tidak tahu harus membawa siapa. Ibuku menyuruhku untuk membawamu." Ujar Harry.

Baguslah. Kau tahu apa? Ibuku menyuruhku menjauhimu, bodoh.

"Aku tak bisa berdansa. Kakiku terlalu kaku untuk bergerak seperti layaknya orang berdansa." Aku berusaha untuk mencari alasan dan cara halus untuk menolak ajakan Harry.

"Itu tidak penting. Yang penting hanyalah kita bergerak kesana kemari, tanganku dipinggangmu dan tanganmu berada didadaku lalu, kita bergerak kesana-kemari. Mudah, bukan?"

Aku menatapnya sungguh-sungguh, menatapnya layaknya dia sudah kehilangan pikirannya. Dasar gila. Apa maksudnya? Dia ingin mencari kesempatan?

"Tidak. Aku tidak tertarik untuk berdansa." Ujarku menolehkan wajahku darinya dan mengedarkan pandanganku ketempat lain.

"Ayolah. Aku mohon," Harry memohon padaku. "Ibuku menyukaimu. Aku juga tidak tahu kenapa. Kau tahu kan, dia yang menyuruhku membawamu kesini?"

Aku menatapnya kembali, "And what does it tells me?"

Harry terdiam dan aku dapat melihatnya bahwa ia saat ini kehilangan kata-kata, "Please?"

Sial. Jangan memberiku tatapan itu.

"Baiklah, baiklah. Kau puas, sekarang?" Terimaku akhirnya.

Harry tersenyum kecil, "Terima kasih, nona manis."

Dasar perayu.

Langit mulai menggelap dan lampu-lampu dinyalakan. Lampu-lampu kecil bertebaran dimana-mana memberikan warna biru muda yang sangat cantik. Warnanya cerah dan indah. Aku menyukainya karena pesta ini sekarang terkesan sangat anggun dan mewah.

Aku dan Harry dan para hadirin yang lain diminta untuk berdiri dari tempat duduk kami karena meja-meja akan disingkirkan dan taman ini akan dijadikan tempat untuk berdansa. Taman ini sebelumnya sudah dilapisi oleh semacam jenis logam yang tipis di bawah kami untuk menutupi tanah di bawahnya agar tidak terinjak-injak pada saat kami berdansa.

Begitu mereka selesai dan musik yang pelan dan anggun mulai dimainkan, Claire dan Rickson mengambil dansa pertama ditengah-tengah pesta. Mereka sangat manis dan terlihat serasi. Claire nampak berbeda dari sebelumnya. Ia sekarang menggunakan gaun putih yang cantik dan Rickson yang mengenakan jas dengan gagahnya. Kesannya santai dan juga formal. Namun, tetap saja terlihat mewah dan berkelas.

Setelah beberapa lama, mereka selesai dan membungkukkan tubuh mereka menandakan terima kasih, mereka mendapatkan tepuk tangan dari para hadirin yang terkesan dengan tarian yang mereka lakukan barusan.

Dengan itu, para tamu yang lain langsung saja meneruskan apa yang mereka lakukan tadi. Para tamu mulai mengisi ruang-ruang yang kosong dan berdansa bersama pasangan-pasangan mereka. Dari sini pula, aku bisa melihat Anne dan Robin sudah mulai berdansa di lantai dansa.

Aku tersentak sedikit ketika mendengar Harry berdehem disebelahku. Aku menoleh ke arahnya dan memperhatikan gerak-geriknya yang menurutku aneh.

Dari sampingku, ia mengambil langkah dan berjalan mendekat ke arahku, lalu, ia berhenti tepat di depanku. Ia tiba-tiba berjongkok, satu lututnya dinaikkan dan satunya lagi menekan logam tipis dibawahnya.

Ia mengangkat dagunya dan wajahnya menatapku, ia membalikkan telapak tangannya menghadapku seperti layaknya ia meminta tanganku dan meminta izinku untuk berdansa dengannya, "Maukah kau berdansa denganku, nona manis Jenner?"

witches. ➵ h.s [au]Where stories live. Discover now