Chapter 1

50 5 3
                                        

Chapter One

Birmingham, A.D. 2016

"Samuel!" Panggil ayahnya, Lord Howard Collins.

"Ya, Dad?" Sahut Samuel sambil berjalan menuruni tangga.

"Bersiaplah, hari ini Dad akan membawamu pergi ke perusahaan alat-alat konstruksi yang telah diwariskan oleh kakek buyutmu, Darren Collins. Kelak, kamu akan mewarisi itu nanti, Samuel." Jelas Lord Howard.

"Benarkah, Dad? Aku harus mengelola semua itu nanti?" Tanya Samuel tidak percaya.

"Itu benar, Sam. Kamu akan mengelola semuanya. Dan juga, kamu harus menjaganya dari musuh bebuyutan kita. Kamu ingat, bukan, siapa?"

"Tyler Collins dan putranya, Andrew Collins. Orang yang seharusnya menjadi kerabat kita, benar, Dad?" Tebak Samuel.

"Mereka bahkan tidak layak disebut sebagai kerabat kita, secara mereka ingin merebut warisan berharga keluarga kita. Bukan salah kita keluarga Collins terpecah menjadi dua kubu." Sahut Lord Howard.

"Tapi, Dad-"

"Listen to me carefully, Samuel Brian Collins. Sejak leluhur kita, Darren Collins meninggal, mereka selalu berusaha untuk merebut warisan kita. Mereka berusaha untuk mengambil apa yang sudah menjadi hak kita. Mereka mengincarmu, Samuel, sebagai calon pewaris keluarga kita. Jadi, kau harus hati-hati mulai dari sekarang." Jelas Lord Howard.

"Tapi, kita bisa saja melawan mereka!" Ucap Samuel setengah berteriak.

"Kekuatan kita belum cukup. Walaupun kita menerima warisan, nama bangsawan yang diakui oleh Kerajaan Inggris saat ini adalah nama dari keturunan Damian Collins. Kalau kita melawan mereka, mereka bisa meminta bantuan pihak kerajaan untuk memusnahkan kita. Itulah sebabnya kita tidak boleh gegabah, Samuel." Jelas Lord Howard lagi.

"Baiklah, Dad," sahut Samuel sambil menunduk.

"Sekarang, ayo kita berangkat. Seorang pemimpin harus selalu lebih awal dari anggotanya, bukan?" Sahut Lord Howard sambil tersenyum lebar. Samuel berjalan mengikuti langkah ayahnya, tanpa mengetahui kalau sejak hari itu, semuanya berubah.

~*~

London, A.D. 2016

"Andrew." Panggil Lord Tyler Collins.

"Ada apa, Dad?" Tanya Andrew heran. Tidak biasanya Lord Tyler memanggilnya, kecuali kalau ada hal yang penting.

"Aku ingin kau menghadiri pertemuan dengan Ratu Inggris hari ini menggantikanku. Aku sudah tua, bukankah kau adalah pewarisku nanti? Sekalian antarkan adikmu, Vienna, ke kantor nanti. Dia akan menjadi sekretaris baru di sana." Ucap Lord Tyler.

"Sekretaris baru? Apa Dad serius?" Tanya Andrew tidak percaya.

"Aku serius, Andrew. Bagaimana mungkin aku bermain-main? Lagipula, posisi Vienna diperlukan di sana. Musuh kita sudah semakin dekat."

"Siapa, Dad?"

"Lord Howard Collins dan anaknya, Samuel Collins. Mereka adalah pemilik perusahaan konstruksi di Birmingham." Jelas Lord Tyler.

"Ada Collins lainnya? Setahuku yang bermarga Collins hanya keluarga kita, Dad." Ucap Andrew keheranan.

"Ah, aku belum menceritakannya padamu. Lebih dari 100 tahun yang lalu, bencana terjadi dimana Lord Collins sebelumnya memiliki dua pewaris, yaitu Damian dan Darren Collins. Kakek buyut kita, Damian, adalah yang lahir pertama. Tapi, Darren-lah yang mendapatkannya. Dia telah merampas hak kita!" Seru Lord Tyler.

InheritanceWhere stories live. Discover now