Bab 6

13K 1K 79
                                    

Suara tepuk tangan yang meriah menyambut penyematan cincin di jari Mbak Clara.

Puncak acara pun sudah selesai dan tubuhku rasanya mau luruh ke lantai.

Mereka berdua yang disana bisa saja tersenyum bahagia karena acara mereka berjalan dengan lancar.
Tidak tau kah mereka di balik suksesnya acara ini ada orang-orang yang harus bekerja keras demi suksesnya acara ini.

"kalau ada satu orang lagi yang bilangnya mau bikin acara kekeluargaan kita harus cepet nolak"

Tiara meneguk habis minuman yang ada di gelas begitu selesai menyuarakan pikirannya.
Walau pun malam ini dia terlihat cantik dan anggun dengan gaun berwarna hijau senada seperti yang ku pakai, beberapa tindakannya tetap menunjukan sifat tomboy nya.
Lihatlah caranya minum.

"besok mbak mau pijet seluruh badan" Mbak Maura menyandarkan punggungnya di dinding yang ada di belakang kami.

"aku juga capek mbak" aku juga ikut menyandarkan punggungku.

Masa bodoh dengan gaunku yang nanti akan terlihat kusut, karena saat ini sudah pasti wajahku pun terlihat kusut karena kelelahan.

Tiara meletakan gelasnya dengan kasar di atas meja 

"penderitaan kita ini karena Mas Alvin dan ide konyolnya itu, acara kekeluargaan? yang benar saja! ini namanya pemanfaatan tenaga anggota keluarga" omelnya

Aku mengerti benar penderitaannya yang harus mengurus katering dengan mami. Sementara mami hanya memberi intruksi, Tiara yang harus turun tangan ke lapangan mengecek persiapan. Rencana sebelumnya hanya anggota keluarga, mendadak berubah total seminggu sebelumnya karena pasangan itu merasa tidak enak kalau tidak mengundang teman-temannya.

"Alvin nyebelin, badanku rasanya remuk, aku pengen berendem di air anget" rengekku.

Biarlah mereka berdua menganggapku ke kanakkan.

"aku juga capek Sha, tapi acara belum selesai, kita masih dalam masa tugas" ucap mbak Maura.

Ya dia juga capek, harus mengurus dekorasi rumah, menata tempat dan memesan bunga untuk menghiasi rumah ini sehingga menjadi cantik.

"masa tugas apa?!" protes Tiara

"mas Alvin di suruh make jasa EO ga mau, masih keukeh sama pendapatnya. Memanfaatkan seluruh anggota keluarga" lanjutnya.

"sekarang mereka berdua tersenyum dan sedang menuju kesini" jelasku

Ke dua perempuan itu mendekat kearahku untuk menyambut pasangan tunangan baru itu

"ini dia peri-peri cantik yang sudah membuat acara kita berjalan dengan lancar" Mbak Clara menatap kami dengan senyum sumringah.

Om Dimas dan Tristan ikut bergabung bersama kami.

kenapa lelaki ini kesini sih!

Tamu lain masih asik dengan pesta ini tanpa memperdulikan pasangan yang baru bertunangan ini.

"makasih loh adik-adik mas yang cantik" Mas Alvin mengelus puncak kepalaku dan Tiara

Kami bukan kucing!

Dia beralih kepada mbak Maura "Maura, my angel"
Mbak Maura menepis tangannya yang ingin mengelus puncak kepalanya.

"trimakasih banyak atas bantuan kalian" ucapnya sungguh-sungguh

Mau tak mau kami bertiga menampilkan sedikit senyum.
Ini hari bahagianya dan dia benar-benar berbahagia.

"aku sebenernya sedikit pesimis saat Alvin bilang kalian yang handle acara ini bukan EO, tapi begitu melihat hasilnya sekarang. . ." Mbak Clara menyapukan padangannya keseluruh ruangan "luar biasa"

She is PrincessNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ