Part 6

21.6K 433 7
                                    

Kedekatanku dengan Fizkar kian erat. Bahkan, kini setiap pulang sekolah aku bisa lebih sore dibandingkan Aris. Apalagi yang kulakukan kalau bukan berduaan dengan Fizkar? Mengobrol di beberapa sudut sekolah, berjalan-jalan ke toko kaset, toko buku, atau pasar loak.

Aku juga sudah beberapa kali diajak ke rumah pamannya. Namun, lebih sering dia yang ke rumahku karena keadaan rumahku lebih sepi. Selama kedekatan itu sayangnya belum pernah terjadi sesuatu yang sangat aku harapkan. Menikmati kehangatan dan kejantanan kontol Fizkar!

"Toro... kamu sudah dengar berita terbaru tentang Fizkar?" tanya Aris berbisik.

Aku menautkan alisku. Aku selalu bersama Fizkar dan sampai saat ini keadaanku baik-baik saja. Bahkan, kurasakan jauh lebih baik daripada kehidupanku sebelumnya yang sunyi.

"Tentang apa?" balasku bertanya.

"Berita yang aku dengar kemarin menyebutkan kalo Fizkar pernah menjadi selingkuhan Mamanya Doni, anak kelas II Sosial 4!"

Hah! Sadis sekali berita itu!

"Sepertinya siswa-siswa di sekolah kita mempunyai bakat yang besar untuk menjadi pekerja-pekerja infotainment, deh! Biang gosip semua!" cibirku.

"Kamu bisa klarifikasi ke Fizkar, Ro! Aku juga nyaris nggak percaya berita tersebut..." kata Aris ragu.

"Nyaris?" aku mempertanyakan ucapannya.

"Ya! Doni sendiri membenarkan cerita itu. Ia pernah memergoki mereka. Saat itu Fizkar belum masuk sekolah kita. Kini orang tua Doni bercerai. Dan... Doni akan membuat perhitungan dengan Fizkar...!" Aris kembali berbisik.

Benarkah? Fizkar merusak rumah tangga orang? Aku akan coba mencari tahu kebenaran cerita tersebut.

****

Di kamarku sepulang sekolah. Aris masih sibuk dengan kegiatan tambahannya. Fizkar berbaring di sisiku. Ia bertelanjang dada. Kekar sekali. Khas lelaki maskulin.

"Kamu sudah dengar berita terbaru di sekolah, Fiz?" tanyaku hati-hati.

"Gosip?" ejeknya.

"Tentang kamu, lho!" rajukku.

Ku usap dadanya yang bidang dengan lembut. Fizkar tidak keberatan aku menyentuh bagian-bagian tubuhnya yang semua kukagumi, kecuali satu. Kontolnya!

"Ya... tapi aku nggak mau percaya begitu saja..." jelasku. Aku ingin ia nyaman bersamaku.

"Masalah apa?" tanyanya penasaran.

Kutatap matanya. Si jantan bermata elang ini meredupkan matanya. Ia ingin meyakinkan bahwa aku dapat menceritakan berita itu dengan nyaman. Tak ada ancaman.

"Kamu pernah jadi selingkuhan?" pancingku.

Akh, dadaku berdebar. Fizkar menghela nafas. Ia tidak langsung menjawab pertanyaanku. Ia mengambil posisi duduk bersandar di atas tempat tidurku.

"Tante Yosie jebak gue..." desahnya, "Kami bertemu di sebuah warung bakso. Waktu itu gue lagi bolos sekolah. Kami ngobrol. Ia menawarkan minuman yang sudah ditaburi serbuk obat. Supaya nggak depresi katanya. Gue yang memang lagi banyak masalah tidak menolaknya. Kami terus berbicara. Pembicaraan mulai menjurus ke hal-hal yang berbau seks. Gue sange'. Ngaceng berat. Obat perangsang itu sudah bekerja. Tante Yosie membawa gue ke rumahnya. Gue nggak bisa nolak ajakannya. Kontol gue benar-benar nggak bisa diajak kompromi..."

"Terus?" aku penasaran. Keingintahuanku berbaur dengan rangsangan. Ini cerita tentang petualangan kontol Fizkar!

"Gue entot dia berkali-kali. Gue heran, kontol gue ngaceng terus. Apalagi Tante Yosie terus mutar bokep. Hingga kami lupa waktu. Doni pulang. Dia nggak melihat persetubuhan itu. Namun, saat gue diantar mamanya ke depan pintu gerbang dia melihat gue. Gue yakin dia sudah bisa menyimpulkan sesuatu yang terjadi antara gue dengan mamanya..."

Selamat Datang, Paman Arjo dan ArisWhere stories live. Discover now