Merelakanmu Pergi

239 7 4
                                    

“Rachel!”

Aku mendengar seseorang memanggilku. Tanpa menolehpun aku tahu siapa pemilik suara itu. Dengan gembira aku berdiri dan langsung memeluknya erat.

“Finn! Kau datang!” Ada rasa lega dalam hati karena akhirnya kekasihku datang. Dia seseorang yang sangat berarti, pusat dunia, dan pria favoritku.

Finn tersenyum geli melihat tingkah kekanakanku. Aku ikut tersenyum dan mengamati wajahnya yang cerah, bersinar dan tentu saja selalu tampan.

“Aku sudah berjanji untuk datang bukan?” Ada nada geli dalam suaranya. Dia pasti sedang menertawakan kekonyolanku. Tapi aku tak peduli. Kusembunyikan wajah di dadanya yang bidang dan menghirup dalam-dalam aroma tubuhnya. Aku suka wanginya, kehangatan tubuhnya saat memelukku, dan semua yang ada pada dirinya.

“Bagaimana kabarmu hari ini?” Tanyanya ketika kami tengah berjalan menyusuri taman sambil bergandengan tangan. Kami menikmati hangatnya sinar matahari sore menerpa tubuh kami sambil memanjakan mata dengan bunga-bunga yang tumbuh bermekaran di taman.

“Seperti biasa. Membosankan. Akan luar biasa jika kau membolehkah aku ikut denganmu.” Jawabku sedikit merajuk. Mendengar itu, Finn hanya tersenyum tipis. Wajahnya yang cerah berubah murung. Aku jadi merasa bersalah, tapi aku benar-benar ingin ikut dengannya saja. Aku tak sanggup hidup tanpa dirinya.

“Maafkan aku, Rachel. Aku tak bisa membawamu.” Tatapan matanya berubah sendu penuh penyesalan, adagurat kesedihan dan tersiksa di wajahnya. Aku sedikit kecewa dengan jawabannya. Apakah dia tak ingin hidup bersamaku? Apa dia tak menginginkanku? Beribu pertanyaan berkecamuk di otak, namun tak satupun dapat terucap. Aku hanya menatapnya dalam diam. Tanpa sadar air mata menetes dari sudut mataku.

“Rachel, kumohon jangan menangis.” Finn kembali memelukku dan aku tak sanggup lagi bertahan. Tangisku pecah dalam pelukannya.

“Aku tak sanggup hidup jauh darimu, Finn. Kumohon jangan tinggalkan aku. Bawa aku bersamamu.”

Finn menangis. Kurasakan tubuhnya juga bergetar karna tangis. Apa aku melukai perasaannya? Kurenggangkan pelukan dan  menatap wajahnya yang basah karna air mata.

“Rachel, berjanjilah satu hal padaku.” Katanya seraya menghapus jejak air mata di pipiku. Aku mengernyitkan dahi, tak mengerti.

“Apa?”

“Berhentilah menungguku di sini. Relakan aku pergi. Kau harus kuat dan melanjutkan hidup tanpa aku. Kembalilah seperti Rachel yang dulu. Yang selalu ceria dan bahagia.”

Hati ini bagai teriris dan aku pun kembali menangis. “Itu lebih dari satu hal.” Kataku di sela-sela isakan.

“Kumohon berjanjilah, Rachel. Demi aku.”

“Apa jika aku berjanji, kau akan bahagia?”

“Ya, aku pasti akan bahagia melihatmu bahagia.” Jawabnya tanpa keraguan.

Ingin rasanya aku menolak untuk berjanji, tapi aku ingin dia bahagia. Akhirnya aku menganggukkan kepala. Finn tersenyum dan kembali memelukku erat.  Namun tiba-tiba tubuh Finn memancarkan cahaya yang menyilaukan mata. Apa sudah saatnya?

“Sudah waktunya aku pergi, Sayang. Waktuku sudah habis. Dan ini adalah kali terakhir kita bertemu. Mungkin aku tak akan datang lagi dalam mimpimu. Aku akan menunggumu sampai tiba saatnya kita bersama lagi.”

Aku kembali menangis, tapi aku sudah berjanji untuk merelakannya pergi. Aku tak sanggup berkata-kata. Aku hanya bisa menganggukkan kepala dan memeluknya semakin erat.

“Thanks for making me feel like the luckiest boy in the world every day, Rachel. I love you more than anything. And good bye.”

“I love you most, Finn.”

Aku merasa Finn tak tersentuh lagi. Tubuhnya memudar, namun aku masih bisa melihat senyumnya untuk terakhir kali. Tangisku semakin menjadi, tapi kuberikan senyuman terbaik untuknya. Sebagai tanda aku merelakannya.

Finn memudar hingga akhirnya menjadi kabut dan hilang. Aku terus menangis, memeluk tubuhku sendiri. Finn adalah pusat duniaku. Aku tak tahu bagaimana cara bertahan di dunia tanpa ada Finn di dalamnya. Aku tak tahu lagi bagaimana cara bahagia tanpa Finn di sisiku.

Selang beberapa waktu, kubuka mata perlahan. Aku telah berada kembali di kamar. Ini berarti Finn tidak akan ada lagi di dunia yang sama denganku. Di juga tak akan datang kembali di mimpiku. Tapi aku akan berusaha menepati janji pada Finn. Demi dia aku akan berbahagia melanjutkan hidup. Sampai saatnya nanti kami bertemu di surgaNya.

Tears In Heaven

By Eric Clapton

Would you know my name

If I saw you in heaven?

Would it be the same

If I saw you in heaven?

I must be strong

And carry on,

'Cause I know I don't belong

Here in heaven.

Would you hold my hand

If I saw you in heaven?

Would you help me stand

If I saw you in heaven?

I'll find my way

Through night and day,

'Cause I know I just can't stay

Here in heaven.

Time can bring you down,

Time can bend your knees.

Time can break your heart,

Have you begging please, begging please.

Beyond the door,

There's peace I'm sure,

And I know there'll be no more

Tears in heaven.

Would you know my name

If I saw you in heaven?

Would it be the same

If I saw you in heaven?

I must be strong

And carry on,

'Cause I know I don't belong

Here in heaven.

http://www.azlyrics.com/lyrics/ericclapton/tearsinheaven.html

END

Mengenang Cory Monteith (Finn Hudson – Glee)

(11 Mei 1982 – 13 Juli 2013)

Semoga damai di surga.

Cerita ini adalah cerita yang saya buat untuk House of Romance Writing Challenge #4 De'Galau Romance Song. Terima kasih sudah membaca.

Love yaa,

dc

Jars of CandiesWhere stories live. Discover now