Kemeja Putih

181 7 0
                                    

 

Pria dengan setelan kemeja putih dan celana panjang hitam itu berjalan santai melalui beberapa orang mahasiswi yang memperhatikannya dengan tatapan kagum bercampur heran, pasalnya baru kali ini mereka melihat dosen paling muda di Universitas Inha itu memakai kemeja putih. Biasanya pria itu akan memakai kemeja hitam atau coklat karena setahu mereka dia tidak menyukai warna cerah—apalagi putih.

Sementara itu, yang sedang diperbincangkan tampak tidak perduli dan lebih mementingkan mood –luar biasa- enaknya saat ini. Setelah menemukan kelas yang sedaritadi dicarinya, ia pun memasuki kelas tersebut, membuahkan keheningan secara tiba-tiba di kelas itu.

"Selamat pagi."

Semua mahasiswa/i pun membalas sapaan dosen pertama mereka pada hari itu, pengecualian untuk gadis bersurai coklat almond yang tengah memainkan bolpointnya dengan menggunakan tangannya. Gadis itu nampak tidak tertarik dengan kehadiran dosen tampan yang beberapa minggu lalu sempat menenangkannya saat ia menangis. Berbanding terbalik dengan mood pria berusia 23 tahun bernama Mark itu, mood gadis tersebut malah sangat buruk. Itu bisa terlihat dari aura kelam yang mengitari tubuhnya sekarang.

'tuk'

Segumpalan kertas terjatuh ke lantai setelah tepat mengenai kepala belakang gadis ber-aura suram itu.

"Sst! Oh Hana!"

Junhong—seorang mahasiswa bergaya agak berandalan—itu berbisik atau mungkin bisa dibilang mencicit, memanggil nama gadis bersurai coklat almond dengan aura gelap yang duduk tidak jauh dari tempatnya duduk. Akan tetapi, yang dipanggil tidak memberikan respon sama sekali, membuat simpang empat tercetak jelas di pelipis pemuda jangkung tersebut.

Tak mau menyerah, Junhong pun melakukan hal yang sama berulang kali sampai pada akhirnya gadis berparas manis itu menolehkan wajahnya ke belakang disertai dengan tatapan mematikan khusus untuk Junhong. Menyadari usahanya berhasil, Junhong kemudian membuat gesture badan seolah menyuruh Hana untuk mengecek ponselnya. Hana mengernyitkan keningnya antara kesal dan bingung, namun ia tetap mengikuti perintah Junhong.

From: Jundiot.

Hei! Ada apa denganmu? Kau bahkan tidak berbicara satu patah katapun padaku sedaritadi. Apa aku ada berbuat salah? Maafkan aku, Hana T_T

16 Feb 2016 10:38

Hana tersenyum kecil lalu mengetik beberapa kalimat dan mengirimkannya kepada si pemuda jangkung di belakang sana. Belum semenit ia menaruh ponselnya diatas meja, ponsel itu sudah kembali bergetar, membuat Hana mau tak mau harus membukanya lagi.

From: Jundiot.

Setidaknya jawablah pertanyaanku sebelumnya. Berhentilah membalas pesan panjangku dengan kalimat pendek seperti 'tidak apa-apa' atau 'tidak/ya' -_-

16 Feb 2016 10:40

Gadis berparas manis itu memutar bola matanya malas. Sudah jelas sekarang mereka ada di kelas dan seharusnya mereka tidak boleh memegang ponsel, tapi si idiot Junhong itu malah mengharapkan jawaban pesan yang lebih panjang darinya. Merepotkan, begitu pikirnya.

Belum selesai ia mengetik balasan, sebuah pesan kembali masuk dengan nama pengirim yang sama.

From: Jundiot.

Aku kesepian. Ajaklah aku mengobrol sebentar saja, nona Oh. Berbicara denganku tidak akan membuat nilai ujianmu menjadi C

16 Feb 2016 10:40

Apa-apaan? Dia berniat mengejek, huh?

Hana memutar kepalanya ke belakang, menatap jengkel wajah jahil milik sahabatnya itu. Ingin sekali ia melempar ponselnya ke wajah Junhong, tapi ia lebih sayang dengan ponselnya ketimbang si idiot di belakang sana.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 17, 2016 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

A!Where stories live. Discover now