Chapter 4

536 68 13
                                    


"Bukankah kau seharusnya bersama magcon dan kawan-kawan?" Tanyaku sembari membuat coklat panas untuk Luke. Dia diam. Tidak merespon. Cukup lama, sampai akhirnya dia merespon. "Tidak juga. Lagipula ini hari terakhir tur."

Oh benarkah?

Itu berarti Matt akan mengunjungiku?

Yeay!

"Okay." Ucapku mendekat kearahnya dan menaruh secangkir coklat panas dimeja pantry dan aku duduk dihadapannya. "Terimakasih." Ucapnya sebelum menyeruput coklat panas buatanku dan aku hanya mengangguk untuk membalasnya.

Aku mengajak Luke untuk keapartemenku hanya untuk sekedar berbicara santai dan minum coklat panas. Dan ia menerima ajakanku.

Luke menaruh kembali cangkirnya dan berdeham. "Kau tidak ada jadwal besok?"

Aku berfikir sejenak. Ah ya! Ada beberapa pemotretan yang harus kulakukan pukul 10 pagi. "Aku ada. Hanya beberapa pemotretan."

Matanya berbinar. Sangat lucu. "Boleh aku mengantarmu?"

Eh?

Sekarangkan hari terakhir magcon dkk tur, mungkin Matt yang akan mengantarku. "Kalau memang ini hari terakhir tur, mungkin Matt yang akan mengantarku besok."

Terlihat kekecewaan didalam matanya. "Aku rasa Matt tidak bisa mengantarmu besok. Pasti dia terkena jet lag."

Dia benar juga. "Akan aku pertimbangkan." Ucapku lalu tersenyum manis. Luke hanya mengangguk dan tersenyum juga. Dia merogoh saku celananya dan mengeluarkan secarik kertas. "Ini kartu namaku, kau bisa menghubungiku jika ada apa-apa."

Aku mengangguk. "Baiklah, terimakasih."

Keheningan langsung melanda kami berdua. Luke asik dengan ponselnya sedangkan aku hanya menatapnya.

Mari berfikir sejenak. Luke itu kan stranger, yang katanya teman Matt. Lalu, kenapa ia bisa tahu aku Mrs. Styles? Matt tidak pernah cerita bahwa ia mempunyai sahabat yang bernama Luke, teman pun dia tidak pernah bercerita bahwa ia mempunyai teman bernama Luke. Jadi, lebih baik aku jangan dulu terlalu percaya pada Luke.

"Hey, Ash. Sudah sore, aku kira aku akan pulang. Sampai jumpa dan terimakasih atas coklat panasnya. Buatanmu enak." Aku tersentak kaget mendengar ucapan Luke. Reflek aku tersenyum dan mengangguk. "Sampai jumpa."

Kami berjalan menuju pintu utama. Luke mengajakku mengobrol sebentar sehingga kami memperlambat laju jalan kami. "Senang bertemumu, Luke."

"Aku pun. Semoga kita bisa menjadi teman baik."

Aku meraik gagang pintu dan membukanya.

Goddamnit.

Astaga.


Dia pulang?

"Matt?" Ucapku reflek ketika melihat dirinya sedang berdiri di ambang pintu hendak memencet bel apartemenku. Dia membawa sebucket bunga dan sekantong cemilan. Astaga! Bukankan Luke bilang ia akan pulang besok?!

Matt memandangku sebentar lalu pandangannya tertuju pada seseorang yang berada dibelakangku. Luke. "Apa yang kau lakukan bersama Luke?"

Pandangannya tidak berubah, tapi aku yakin, pertanyaannya tertuju padaku. "Luke- ah ya. Dia temanmu kan? Aku tidak sengaja bertemunya di rooftop dan aku mengajaknya untuk meminum coklat panas karena cuaca sudah mulai dingin. Tidak salahkan menambah teman?"

Asal kalian tahu, aku gugup. Tatapan yang Matt berikan kepada Luke bukanlah tatapan biasa. Dan sekarang dia beralih menatapku dengan tatapan mengintimidasi.

"B-biar ku jelaskan didalam. Ayo masuk." Ucapku semakin gugup. Matt menatap Luke kembali dan aku meliriknya. Luke ternyata sedang menatapku dengan tatapan 'oh sorry aku akan segera pulang'. "Aku bertemu dengan gadismu bro, tenang saja aku tidak macam-macam. Aku tidak menyentuhnya sama sekali. So, Peace Out. Aku akan segera pulang. Bye."

Dengan begitu Luke pergi menuju lorong dan berbelok menuju lift hilang dari penglihatanku. Dan sekarang pandanganku fokus pada Matt yang sedang menatapku juga, dengan tatapan dingin. Aku takut dengannya. "H-hey, ayo masuk."

"Tidak usah. Aku langsung pulang saja." Jawabnya dingin sembari mengambil langkah langkah untuk pergi. Dengan segera aku menggenggam tangannya. "H-hey, kau jangan salah paham dulu."

Lalu, ditepisnya tanganku olehnya, dan ia lari lalu berbelok menuju lift, menghilang dari pandanganku. Sama seperti Luke tadi.

"Oh tuhan. Aku harap dia tidak marah padaku."

***

Aku dengan segera mengejar Luke sialan itu. Mengapa ia mendatangi Ashley? Mengapa dia menghilang dari tour? Mengapa dia datang ke L.A? Apakah dia hanya ingin menemui Ashley?

Banyak sekali pertanyaan dipikiranku yang harus kutanyakan padanya. Harus.

Lift terbuka, aku segera berlari menuju parkiran, berharap si sialan itu belum pergi. Mengedarkan pandanganku menuju semua orang yang berlalu lalang, mencari satu sosok yang ku kenali.

Ah shit. Dia sudah pergi.

Berlari menuju mobilku, membukanya lalu duduk dikursi pengemudi, menyalakan mobilku, menggasnya keluar dari halaman parkir apartemen ini.


Aku tahu dia pergi kemana.

•••
Lama update ya gue? HAHAHAHAHA

Gua kehabisan ide terus kuota sekarat. Tugas numpuk, doi dingin, doi cuek, doi- lha curhat gue.

Oh iyaaa buat yang lagi UN semangat ya! Belajar yang giat! Semangat!

Maaf ya lateupdate terus pendek lagi mwhehehe=))

Don't forget to leave your vomments:)!

Get Over YouWhere stories live. Discover now