Part 3 - A memory Lost

Start from the beginning
                                        

*Human? Kodwa angiboni womuntu. : Manusia? Tapi aku bukan manusia.

"Kau bukan manusia?! Si-siapa kau sebenarnya? Dari awal aku tidak mengerti kau menggunakan bahasa apa. Entah dari mana aku bisa mengerti bahasamu. Tapi yang jelas, katakan siapa dirimu sebenarnya?!" ucapku dengan menaikkan nada satu oktaf, aku langsung membuat kuda-kuda. Mataku mencari sesuatu ke tanah untuk dijadikan senjata pelindung, dan kebetulan ranting kayu berada di dekatku, aku langsung mengambil ranting itu segera.

"Babe is ngacabangi nga Ashlyn? Wenza engajwayelekile? " tanyanya bingung.

*Babe is ngacabangi nga Ashlyn? Wenza engajwayelekile : Kau ini kenapa Ashlyn? Tingkahmu sangat aneh.

"Ashlyn? Aku bukan Ashlyn! namaku Casthy Ailen." jelasku, Ia menatapku bingung. Kini ia terlihat berpikir.

"Casthy Ailen? Apa kau gadis kecil yang kuhidupkan kembali saat di serang Werewolf? Bagaimana bisa pertumbuhanmu secepat ini? Hmm..pantas saja bahasamu sangat aneh." pria itu kini menggunakan bahasa yang sama denganku. Ia melihatku dari bawah sampai atas sambil memiringkan kepalanya.

"Huh?! Apa kau sedang mengigau? Memangnya kau mengenalku?" ucapku dengan nada menantang.

"Ya, akulah yang menghilangkan ingatanmu disini jadi wajar kau lupa. Entah berapa lama aku sudah tertidur hingga kau beranjak remaja seperti ini."

"Ingatan? Maksudmu ingatan ku saat berumur 6 tahun?!" tanyaku penasaran.

"Ya, kemarilah aku akan mengembalikan ingatanmu supaya kau mengerti." pria itu langsung duduk bersandar di pohon besar, aku tak habis pikir ia terlihat santai meski dadanya itu berlubang karena panah. Mungkin benar, ia bukan manusia.

"Me-memangnya kau memiliki kekuatan untuk mengembalikan ingatanku? Sebenarnya kau ini makhluk apa?" kulipat kedua tanganku, ia terlihat sedikit kesal.

"Cukup diam dan kemarilah!" katanya tajam, aku bergedik ngeri. Cepat-cepat kuhampirinya tanpa banyak tanya, tapi aku masih memegang ranting kayu untuk jaga-jaga. Ia menyuruhku duduk di hadapannya, aku pun menurut.

Pria itu mengangkat jari telunjukknya, ia membaca sebuah mantra dengan bahasa anehnya. Seketika ujung jari telunjuknya bercahaya putih, ia menyuruhku dengan memejamkan mata. Aku kembali menurutinya.

Aku merasa ia meletakkan jari telunjuknya di keningku, Sebuah goncangan dahsyat menggema di seluruh kepalaku.

"Aaaaaaaaaaa!!!"

***

Flashback [Author POV]

Di sebuah halaman yang luas, terlihat dua gadis kecil sedang bermain. Matahari tidak terlalu terik, cuaca sangat indah dengan sedikit awan di langit. Pepohonan bergoyang seakan melambai gembira kepada kedua gadis tersebut. Ya..mereka adalah Lory dan Aile. Lory si gadis manis mengenakan dress pink dan mengikat dua rambutnya sedangkan Aile ia memakai dress putih dan mengurai rambutnya.

"Lory, kau jaga! Aku akan bersembunyi, jangan ngintip ya," ucap gadis imut itu sambil berlari.

"Ya! Aku akan menghitung sampai sepuluh." jawab Lory.

1

2

3

Another DimensionWhere stories live. Discover now