Part 22

5.7K 153 2
                                    

"Jessi" terdengar suara mencreng yang sangat aku kenal. Yah, dia adalah karin seseorang yang kini menjadi sahabat ku, setelah sekian lama ia tidak ada kontak dengan sabrina, ia selalu bersama ku, menyemangati ku.

"Karin, kagetin aja sih."

"Jess, bokap lo udah baikan?"

"Hah? Bokap? Apa itu rin?"

"WHAATT? Lo engga tau apa itu bokap?"

"Engga, apaan sih? Duh jangan pakai bahasa gaul deh gue kagak ngerti. Ngomong gue lo gue lo aja baru baru ini bisa nya."

"Nona Jessica vallerie melrose yang terhormat, bokap itu arti nya bapak atau ayah. Kalau nyokap arti nya ibu atau mama. Astaga, lo engga pernah denger istilah itu?"

"Kagak, gue kan anak kampung."

"Idiiih ngambek, gimana keadaan ayah lo jess?"

"Udah baikan kok rin"

"Syukurlah, oh iya kita makan yuk ke kantin. Gue lapaaarr.."

"Yuk" jawab ku singkat dengan tersenyum.

Sesampai nya aku dan karin di kantin, aku memesan makanan favorite ku yaitu nasi goreng sedangkan karin memesan bakso ayam.

"Jess, gue bener bener kaget lo engga tau bahasa gaul. Mahasiswi terpandai di kampus ini istilah bokap sama nyokap engga tau.. hahahaa." Karin dengan ketawa riang nya sambil memotong bakso nya.

"Eehh gak usah di bahas lagi. Sssttt diem aja lo."

"Ok deh"

"Karin, gue mau tanya sama lo, waktu gue di panggil ke ruang dosen kok si fariz bisa tau gue di sana, pasti lo yang kasih tau dia ya?"

"Yaiyalah gue yang kasih tau, setelah gue telpon lo, gue telpon fariz juga buat datang ke kampus. Biar bisa belain lo, gue kan gak berhak ikut masuk, entar malah di bilang ikut campur lagi. Mendingan si fariz yang nolongin lo. Seharus nya lo terima kasih sama gue."

"Hedeeeehh, dasar lo. Iya nona Karin Morena Estelle yang tercantik sejagat raya, terima kasih udah nolongin gue ya waktu itu."

"Sama sama jessi. Hihihihi." Karin dengan tawa terkikik.

"Jessi, karin?" Aku dan karin menoleh suara tersebut. Terdengar sangat halus. Dan tak di sangka yang memanggil kami adalah wanita yang paling angkuh di kampus ini. Yah, dia adalah sabrina.

"Sabrina? Ada perlu apa? Apa kau ingin memarahi ku lagi karena aku dekat dengan fariz lagi?" Tanya ku dengan penuh ketakutan.

"Tidak jess, gue kesini cuma mau pamitan aja sama lo dan juga karin."

"Pamitan? Lo mau kemana na?" Tanya karin.

"Gue mulai besok udah engga di sini. Gue mau ke jerman melanjutkan kuliah gue di sana. Soal nya ortu gue bertugas di sana, jadi gue harus ikut mereka"

"Sabrina, lo yakin mau pergi.?" Tanya karin.

"Iya rin, gue udah putusin buat ikut mereka. Lagian lo di sini udah nemuin sahabat baru yang sangat baik. Jessi memang pantas jadi sahabat lo rin"

"Tapi lo itu saudara gue na. Seberapa jahat prilaku lo ke orang lain, gue tetep anggap lo saudara gue. Walaupun cuma sepupu tapi gue udah anggap lo seperti adik gue sendiri na." Ucap karin dan mulai meneteskan air mata nya. Sabrina pun langsung memeluk karin dan juga sambil meneteskan air mata nya. Aku yang melihat kejadian terharu ini hanya terdiam dan juga ikut meneteskan air mata tanpa berucap kata.

"Maafin gue rin, selama ini gue udah jahat sama lo. Hikkss,hikkss..."

"Gue juga minta maaf na, gue juga salah ngejauhin lo selama ini." Ucap karin sambil mennghapus air mata sabrina dengan lembut.

Love You Fariz (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang