i

4.3K 785 100
                                    


15 februari 2016
10.05
-SMA 81-

¤¤¤

Mati-matian Lea menahan diri untuk tidak menanyakan kejadian tempo hari kepada Luke maupun Arzaylea. Walaupun dihatinya sudah sangat menggebu ingin segera mengetahui segala kebenaran sialan itu. Ingin sekali dia menjambak Arzaylea, tak menyangka apa yang dilakukan sahabatnya itu dibelakang. Dan si brengsek yang memberikan harapan palsu, Luke, ingin sekali Lea mengubur pria itu hidup-hidup.

"Ke kantin yuk, Le?" Ajak Arzay dengan wajah polos yang memuakkan.

"Ga. Gue mau dikelas aja." Lea meneruskan mengoret-oret bukunya dengan spidol merah. Melampiaskan perasaannya menjadi goresan tak terbaca.

Arzay tampak sedikit kebingungan, lalu memutuskan untuk duduk kembali di samping Lea.

"Lo kok semalem gue line ga bales?" Tanya Arzay lagi. Berusaha mengajak bicara Lea karena sedari tadi dia banyak diam.

"Gue tidur."

"Em...g-gimana lo sama Luke?"

Akting lo boljug lol. Lea tertawa miris dalam hati. Masih mau main hm?

"Gue rasa Luke udah punya pacar deh. Gue mungkin akan mundur." Ujar Lea memandang tajam Arzaylea. Arzay memasang wajah bingungnya saat mendapat tatapan seperti itu.

"Kata siapa Luke udah pacar?" Oh god, Arzaylea masih bisa setenang ini?

Lea tersenyum miring. "Gue liat dia lagi jalan sama pacarnya pas malem valentine." Ujarnya masih menatap Arzaylea.

Arzaylea mengerjap mendengar itu semua.

"Lo-lo lihat mereka dimana?" Tanya Arzaylea. Dia sudah berkeringat dingin sekarang.

Lea lagi-lagi tertawa. "Di jalan. Kayaknya mereka mau ke mall deh." ucapnya sarkas.

"Dan kayaknya, gue kenal siapa pacar Luke." Tambah Lea.

Arzaylea diam. Seperti pengecut pada umumnya.

"Udahlah lupain aja." Ujar Lea tersenyum lagi. Senyuman mengejek namun penuh arti.

Arzay diam.

Tetep gak ngaku juga? Fine.

"Btw, arzay. Gue boleh pinjem hape lo?" Tanya Lea lagi.

"B-buat?"

"Ya pengen liat aja. Kenapa sih kok kayak gugup gitu? Lo gak lagi nyembunyiin sesuatu sama gue kan?" Lea menyelidik.

"Engga--maksudnya--Nih." Arzay gelagapan entah kenapa. Dia menyerahkan ponsel itu kepada Lea dengan sedikit gemetar.

Lea terlihat asik mengotak-atik ponsel milik Arzay. Beberapa menit dia tersenyum dan selama itu pula Arzay terlihat gelisah.

"Hah. Kocaklah." Lea menggeleng-gelengkan kepalanya sembari terus menatap layar ponsel Arzay.

"Le? Lo--lo liatin apa? Lo gak lagi buka--privasi gue kan?" Arzay gelagapan.

"Engga kok. Gue lagi numpang baca wattpad. Keren deh ceritanya. Gue ceritain mau ga?" Lea menatap Arzay. "Lo diem berarti mau. Ok?" Lanjutnya.

"Ada dua cewek sahabatan, udah deket banget. Terus si A itu cerita dia suka sama temen sekelasnya namanya si C, terus si sahabatnya tadi namanya B, malah nikung gitu--jadi yaudah si A marah lah. Gila ya masih jaman tikung-tikungan? Kayak anjing emang si--"

"Cukup Le!" Arzay tanpa diduga menggebrak meja dengan keras. Dan tanpa sadar ternyata dari tadi dia sudah terisak kecil.

Finally. Si anjing yang mudah kepancing.

"Gue tau gue salah. Tapi gue gaada sedikitpun niat buat nikung lo." Arzaylea masih terisak. "Dan gue--gue udah pacaran sama Luke sebelum--"

"Sebelum gue suka sama dia. Gitu? Jadi menurut lo, gue yang nikung?" Lea tertawa miris.

"Kalo lo bilang dari awal, semuanya gaakan kayak gini!" Ujar Lea nyaris berteriak.

Keadaan kelas yang hanya terisi beberapa orang saja karena masih jam istirahat, jadi tidak begitu ramai. Bahkan Luke tidak ada disana.

"Gue salah apa sama lo, Zay?" Lea berucap lirih.

"Gue minta maaf, Le. Gue tau gue salah." Ujar Arzay pada akhirnya. Lea malah terkekeh.

"Iya lo emang salah! Tapi pengecut ga pantes buat dimaafin. Gue udah kecewa sama lo. Sama Luke juga." Tegas Lea. Dan detik yang sama, Bel tanda istirahat berakhir berbunyi.

Dengan kasar Lea meraih tasnya yang ada disamping Arzay. Mungkin hari ini dia akan izin untuk pulang. Hari ini terlalu sesak dan melelahkan oleh para pengecut.

Segara Lea berjalan dengan langkah lebar keluar kelas sembari menggendong tasnya. Dan sialan, dia malah berpapasan dengan Luke di ambang pintu.

"Lo mau kemana, Le?" Tanya Luke.

"Fuck you, Luke!" Jari tengah dia acungkan tepat didepan wajah pria brengsek itu dengan wajah merah menahan marah.

Lea benci semuanya.

¤¤¤

pacarable | luke ✔Where stories live. Discover now