5. Sebuah Tawaran

Mulai dari awal
                                    

Okey, maksudnya lelaki itu memang tampan. Tapi ketampanannya bertambah berkali lipat saat dia tertawa. Bahunya yang kokoh itu berguncang - guncang. Naya bahkan melihat sudut mata lelaki itu berair saking lepasnya dia tertawa.

"Yang kamu lihat itu ayahku," katanya setelah dia berhenti tertawa.

Naya semakin melongo mendengarnya.

Ayahnya?
Apa dia berbohong?
Bagaimana mungkin ada seorang ayah yang menamai anaknya dengan nama yang sama dengan dirinya sendiri?

"Tutup mulutmu itu, anak kecil! Apa kamu tidak sadar betapa jeleknya wajahmu??" Ucapnya pedas.

Naya menutup mulutnya dan cemberut.

Pria ini mulutnya harus benar - benar dijahit agar dia berhenti marah dan berkata menyebalkan.

"Aku Teddy Sandjaya Junior. Ayahku sengaja menamaiku sama dengannya. Aku juga tak tahu apa maksudnya. Mungkin kamu bisa bertanya pada ayahku sendiri nanti."

Naya mengangguk mengerti. Naya  pikir nama senior dan junior hanya ada di luar negeri. Tapi ternyata di sinipun ada.

"Apa Anda berdarah campuran?"

Ted mengangguk. "Ibu dari Papaku orang Inggris, tetapi kakekku asli Indonesia. Dan Mamaku orang Belanda."

Pantas.

"Jadi, sekarang kamu sudah tahu siapa aku. Apa kamu mau menjadi pengasuh Harper?"

Naya menatap mata coklat itu lagi. "Anda tidak mengenalku. Apa Anda tidak takut aku ini orang jahat?"

Ted terkekeh, membuat Naya lagi - lagi terpaku pada ketampanan wajah di hadapannya ini.

"Jika kamu orang jahat, kamu tidak akan bekerja di tempat Kinan."

Naya tersenyum mendengarnya.

"Dan lagi, anakku tampaknya menyukaimu."

"Boleh aku berpikir dahulu? Dan mungkin Anda bisa membicarakan masalah ini dengan istri Anda terlebih dahulu. Bagaimanapun, anak akan lebih baik jika berada di tangan ibunya sendiri."

Naya menangkap ekspresi wajah Ted yang mengeras.

Ada apa?

"Dua hari. Aku tidak suka menunggu."

Naya mengangguk ragu. Apa dia bisa sanggup meninggalkan cake shop tempat dia mencari penghasilan selama dua tahun ini?
Meninggalkan teman - temannya yang sudah seperti keluarga baginya? Bagaimana caranya dia berpamitan pada mbak Kinan? Perempuan itu sangat baik padanya.

"Berapa..."

Suara jeritan Harper membuat Naya menghentikan ucapannya karena Ted sudah lebih dulu berlari menemui putrinya.

Naya baru saja hendak menanyakan berapa gaji yang akan diterimanya. Biar bagaimanapun dia harus mencari uang yang banyak untuk pengobatan ibunya.

"Auntyyyy," rengek Harper saat Ted menggendongnya keluar dari kamar.

Naya bangkit dari duduknya dan menggendong tubuh Harper.

"Badannya hangat," Naya meraba dahi Harper yang lebih panas dari tubuhnya.

"Dia panas semalam. Tadi dia memanggilmu saat terbangun. Mungkin dia pikir kamu pergi."

Mata Naya berkaca mendengarnya. Dia mengecup kepala Harper yang sudah meringkuk nyaman di gendongannya. Setetes airmatanya jatuh menetesi rambut Harper.

Apa anak ini menyayanginya seperti juga dia menyayanginya?

~~~

Ted memalingkan mukanya. Menghapus setitik air di sudut matanya. Dia tahu Harper telah jatuh cinta pada gadis dekil yang bahkan baru mereka temui dua kali ini.

Babysitter Matre (Tersedia Cetak & Ebook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang