5. Sebuah Tawaran

121K 9.8K 504
                                    

REPOST 120621

====

====

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.


"Maukah kamu menjadi babysitter untuk anakku?"

Naya langsung tersedak potongan tori no teba yang baru saja masuk mulutnya. Dia terbatuk - batuk sambil mencari botol air putih ditasnya.

Ted berdecak. "Kamu ini bisa makan tidak sih?"

Naya mendelik mendengar suara galak lelaki itu. "Bagaimana aku tidak tersedak, tiba - tiba saja Anda bertanya hal aneh seperti itu!"

"Aneh? Aku memintamu menjadi babysitter putriku. Apanya yang aneh?"

Naya memutar bola matanya dan meletakkan kotak makan siangnya.
"Aku punya pekerjaan jika Anda lupa."

Ted mendengus dan duduk di hadapan gadis itu. Matanya menatap tajam pada Naya yang juga menatapnya dengan berani. Sesaat, Naya seolah terhipnotis. Mata coklat itu tampak teduh. Berbanding terbalik dengan sifatnya yang galak.

"Kenapa Anda tidak mencari orang lain untuk mengasuh putri Anda? Aku bahkan tidak tahu nama Anda," Naya bertanya pelan.

"Namaku Teddy Sandjaya. Kamu bisa memanggilku Ted."

"Ted...Teddy Sandjaya?? Maksud Anda, Anda Teddy Sandjaya yang ITU??" Naya tidak bisa menahan kekagetannya.

"Apa maksudmu dengan 'Teddy Sandjaya yang itu'?"

Naya meneguk ludahnya kelu.
Dia sering mendengar nama Teddy Sandjaya. Pemilik jaringan perhotelan terbesar di Asia dan sebagian Eropa. Bagaimana Naya bisa tahu? Itu karena dia sering membaca majalah bisnis milik mbak Kinan yang ada di toko.
Tapi di majalah itu, Teddy Sandjaya adalah seorang pria tua. Ya memang pria itu tampan dengan garis wajah yang memang menunjukkan wajah orang kaya. Tapi tetap saja lelaki itu sudah tua! Seingat Naya, pria itu sudah menginjak usia hampir delapan puluh tahun.

Apa dia melakukan operasi plastik?

Naya mengamati wajah tampan Ted. Jika lelaki itu melakukan operasi plastik seharusnya tidak ada kerutan di sana. Tapi lihatlah sudut mata lelaki di hadapannya ini. Sudah tampak garis - garis ketuaan disana. Tidak, tidak mungkin dia Teddy Sandjaya yang itu.

"Apa Anda melakukan operasi plastik?"

"What?? Operasi plastik?? Apa maksudmu?" Lelaki itu bangkit dan berkacak pinggang. Matanya melotot ke arah Naya.

Naya menunduk memainkan jari - jarinya. Tidak marah saja lelaki itu tampak menakutkan, apalagi jika dia marah begini.

"Aku...aku pernah melihat di majalah wajah anda. Tetapi...Teddy Sandjaya yang itu sudah...tua," suara Naya mengecil di bagian akhir. Nyaris tidak terdengar. Naya takut melihat pria tua pemarah ini murka.

Namun yang terdengar selanjutnya malah suara tawa Ted yang terbahak - bahak.

Naya mendongak dan melongo. Dari dua kali pertemuan mereka, baru kali ini Naya melihat lelaki itu tertawa. Dan demi apapun juga, lelaki itu sangat tampan!

Babysitter Matre (Tersedia Cetak & Ebook)Kde žijí příběhy. Začni objevovat