Part 3

8K 816 90
                                    

Malamnya lampu tidur berbentuk Hello Kitty di kamarku memendarkan cahaya merah jambu ke seantero kamar. Aku berbaring di kamar sambil tersenyum-senyum sendiri. Kadang aku berguling ke kiri, kadang berguling ke kanan.

Aku benar-benar tidak bisa tidur menanti apa yang akan terjadi esok hari. Perutku terasa mulas. Dada berdebar-debar tak keruan. Betapa aku merasa heran, heran, mengapa baru kali ini hatiku gulana seperti ini. Padahal apa istimewanya seorang Pria botak itu yang aku tidak tau namanya? Mantan-mantanku yang lain jauh lebih tampan daripada Pria itu!

Aku mencoba memahami teka-teki di hatiku sendiri, pun demikian hati wanita memang sulit dimengerti. Tidak hanya bagi laki-laki, tapi juga si wanita itu sendiri. aku hanya tersenyum geli dan berteriak-teriak dengan wajah yang ditutupi bantal. Kehadiran Pria itu yang datang tiba-tiba dalam hidupku benar-benar mengubah tone hidupku menjadi lebih berwarna. Berwarna seperti pelangi! Berwarna seperti lukisan! Marah, sedih, benci, bahagia, membaur seperti palet-palet warna cat minyak yang dibaurkan ke sanubariku!

Aku tertawa mengingat bagaimana ia pertama memakaikanku jaket. Aku tersipu sendiri hingga pipiku perlahan bersemu. Dalam keheningan malam, Benakku kembali mengenang.

Bagaimana saat Pria itu melamarku di tempat makan bubur. Bagaimana saat ia menyakinkanku. Bagaimana hangat punggung Pria botak itu. Bagaimana saat ia menyentuh dahiku yang kepentok helmnya.

Semuanya begitu sederhana, namun dari kesederhanaan itu, semua jadi begitu... Indah?

AAAAAAA,, kenapa aku bisa jadi seperti ini???

"Kak Eka udah tidur belum?" Suara adikku yang ke 3 di balik pintu kamar.

"Ada apa dek?" Mengganggu saja.

"Ai mau bobo sama kak Eka" Aku beranjak dari kasur membuka pintu. Adikku Aisyah usianya 5 tahun, ia membawa boneka dolphin yang dulu aku belikan sebagai hadiah ulang tahunnya. Ku gendong membawanya ke kasurku. Ibu sama bapak ada di rumah sakit. Besok aku kerja jadi harus pulang. Ia berbaring di sebelah ku tangan kirinya memelukku.

"Aisyah, takut ya bobo sendiri?" Tanyaku sembari mengelus rambutnya yang lembut.

"Hu.um.. ibu nggak ada. Ai jadi takut kak" Ia merajuk.

"Kan ada kak Eka, Ai nggak usah takut lagi"

Dengan keluarga yang beranggotakan banyak bukanlah hal mudah. Apalagi masalah ekonomi yang menuntutku bekerja keras. Bapakku hanya seorang satpam di rumah orang kaya. Sudah 10 tahun bekerja disana, majikan bapakku seorang pengusaha batu bara. Majikan bapakku jugalah yang membuat aku bekerja di kantor sekarang. Aku hanyalah lulusan SMA dengan kebaikan hati pak Angga yang menjadi koneksiku.

Hidup itu sulit namun kesulitan itu bukanlah menjadikan kita untuk mengeluh tanpa berusaha. Bersyukurlah aku karena masih mempunyai keluarga besar dan utuh. Di keterbatasan keluargaku ini.

Aku memeluk Aisyah menyambut dunia mimpi.

Suara ayam jago berkokok dengan keras membangunkan aku yang sedang terbuai indahnya mimpi bersama Pria itu. Aku merasa ada yang menepuk-nepuk pipiku.

"Kak Eka, BANGUN!!!" Teriaknya di telingaku sontak aku berlonjak kaget. Waduh ini anak mau aku tenggelamkan di sungai belakang kali ya.

"Aduh, Ai kalau bangunin orang itu pelan-pelan!" Omelku di pagi ini. Suaranya itu memekik bisa tuli ini telinga.

"Abis kak Eka di bangunin nggak bangun-bangun!" Ucapnya sengit. Kalau saja ia bukan adikku. Aku hanyutin di kali cisadane.

"Ya udah, cepet mandi terus ke rumah sakit!" Titahku. Aisyah turun dari kasur lalu berlari ke kamarnya mengambil handuk hello kitty nya. Ku ikat rambutku lalu berjalan ke kamar mandi menunggu Aisyah yang ingin mandi bersama. Dengan tergopoh-gopoh ia menghampiriku.

Love Is Simple (GOOGLE PLAY BOOK)Where stories live. Discover now