Bagian 2

10.3K 878 54
                                    


Dengan ditemani oleh tumpukan berkas yang ada dimeja kerjanya, pria itu menghela napas gusar. Pikirannya benar benar kacau. Ditambah dengan permintaan aneh yang tiba tiba ayahnya ucapkan. Satu kata yang tak pernah terpikir oleh workaholic seperti Dirinya.

flashback

Drrt... drtt... drtt... Getaran suara dari telepon genggam yang ada disampingnya membuat jongin meninggalkan sejenak pekerjaannya itu dan beralih mengangkat panggilan telepon yang sangat mengganggu itu. '

'Mengganggu saja' Umpat Jong In.

"Apa?" Ucapnya to the point. Ia memang bukanlah pria yang suka berbasa basi.

"Jong In, bisa kau pulang sebentar? Ada yang ingin ayah sampaikan padamu. Ini penting!" Ucap pria paruh baya yang diketahui sebagai Kim Jong Geun yang tak lain adalah ayah Kim Jong In sekaligus pendiri Samsung corp.

"Apa tak bisa lain kali? Aku sangat sibuk sekarang." Ucap Jong In begitu datar dan tenang. Sangat seorang Kim Jong In sekali.

"Tak bisa! Kau harus datang sekarang juga! Ayah tak mau tau!"

"Hmmm...." Jong In hanya menggumam sebagai tanggapan. Ia benar benar kesal sekarang.

Namun mau tak mau ia segera melajukan Audi R8 putih miliknya menuju Mansion milik sang ayah. Jong In memutuskan untuk tinggal di apartemen yang lebih dekat dengan kantornya.

Setelah sampai ia langsung disambut oleh semua maid yang menunduk hormat kepadanya. Jangan lupakan siapa Jong In, dan membalas sapaan orang lain itu sangat bukan gayanya. Itulah mengapa image dingin melekat dalam dirinya.

"Ada apa?" Tanyanya setelah menemukan keberadaan sang ayah.

"Oh kau sudah tiba? Kemarilah" ujar pria paruh baya itu ramah.

"Tak perlu berbasa basi, cepat katakan ada alasan apa kau menyuruhku kemari?!"

"Baiklah begini, kau tahu kan Jong In, usia ku tak lagi muda, aku tak dapat terus menerus memimpin di kantor pusat, maka dari itu aku ingin kau yang menjadi pemegang utama di kantor pusat, namun aku ingin kau menikah terlebih dahulu sebelum aku memberikan kantor pusat itu padamu, aku memberi keringanan padamu Jong In.

Aku akan membiarkanmu mencari calonmu sendiri. Namun kau harus cepat mencari calonmu agar aku bisa menikmati masa tua-ku dengan keluarga dan bukan dengan berkas berkas tebal itu. Kuharap kau paham Jong In-ah." Ujar Tuan Kim panjang lebar.

Jong In membelalakan matanya.

"Apa?! Menikah?! Kenapa harus?!" Tak ada maksud membentak. Namun ia kaget. Cukup sudah ia mengikuti keinginan ayahnya itu untuk kuliah bisnis, ia bahkan harus membuang jauh jauh cita citanya yang ingin menjadi Dokter itu.

"Aku hanya ingin ada yang menjagamu Jong In."

"Tapi aku bisa menjaga diriku sendiri!"


"Tak selamanya kau mampu menjaga dirimu sendiri nak. Kau juga butuh pendamping hidup." Ucap Tuan Kim kalem dan lemah lembut. Ia memang bukan ayah yang sanggup membentak anak anaknya, namun dibalik itu ada sikap memaksakan kehendak lah yang membuat Jong In begitu membenci pria ini.

"Terserah mu saja" Jong In berujar sambil berlalu pergi meninggalkan Mansion itu dan memilih untuk kembali ke kantor nya. Lebih baik ia disibukkan dengan berkas berkas itu dari pada ia harus memikirkan ucapannya konyol ayahnya itu.

And, Why?Where stories live. Discover now