****

Kim Hayi mengikuti langkah suaminya yang baru saja keluar dari ruang VIP yang di tempati YooHyun. Biar bagaimanapun kesalahan yang di buat oleh putri mereka, tidak seharusnya JungSoo mengambil keputusan seperti tadi. Meninggalkan Korea dan memisahkan calon bayi yang di kandung YooHyun dari ayah kandungnya. Sebagai seorang ibu, Hayi tidak ingin bayi yang sedang di kandung YooHyun tidak memiliki ayah di masa depan nanti.

"Sayang, tidakkah keputusanmu untuk pindah ke Amerika adalah hal egois? bagaimana dengan pekerjaanku? bagaimana dengan pekerjaanmu? bagaimana dengan YooHyun? tidakah kau berfikir lebih logis lagi.."

Langkah JungSoo terhenti seketika dan menoleh ke belekang, menatap Hayi. "Aku adalah ayahnya, aku yang merawatnya sejak ibu kandungnya meninggal. Kau tau bagaimana perasaanku sekarang? aku marah, sangat marah! tapi aku tidak bisa melampiaskan kemaranku pada putriku sendiri." Setiap kata yang JungSoo lontarkan semuanya penuh dengan penekanan, tapi cara bicara terlihat sangat normal. "Aku harus bagaimana Hayi? aku ingin sekali menghabisi KyuHyun saat ini juga, tapi aku tidak bisa melakukan itu. Karena aku tidak ingin si brengsek itu tau kalau putriku sedang mengandung anaknya!"

Hayi melangkah maju, kemudian meraih jemari JungSoo dan membawanya duduk di kursi tunggu tak jauh dari ruangan YooHyun. Mereka duduk bersama. "Apakah menurutmu pindah ke Amerika adalah pilihan yang terbaik?" Hayi bertanya dengan nada yang pelan, tapi cukup lantang di dengar oleh JungSoo.

"Hanya cara itu yang bisa menyelamatkan repotasi putri kita. Aku tidak ingin putri kesayanganku di ejek oleh orang-orang, di hina dan di pandang sebelah mata! Di Amerika, YooHyun bisa menjalani aktifitasnya meskipun dalam keadaan hamil, karena di sana adalah Negara yang bebas. Aku ingin putri kesayanganku hidup bahagia dan damai, karena itu aku harus selelu melindunginya."

"Tapi bagaimana dengan perasaan YooHyun? Mungkinkah dia akan bahagia dengan keputusan ini?"

"Tentu saja! Dia akan bahagia, karena dia memiliki kita di sisinya." JungSoo kemudian menoleh dan menatap Hayi. "Bicaralah dengan YooHyun, mungkin dia akan mendengarkanmu karena kau adalah ibunya. Dia sayang menyangimu, dan aku yakin kau juga ingin yang terbaik untuk putri kita."

"Euhm..aku akan bicara padanya,"

Hayi ikut bangkit saat JungSoo bangun, dia akan pergi dan sebagai seorang istri Hayi harus menghormati apapun keputusan suaminya. Dia mencoba untuk ada di posisi JungSoo saat ini, meskipun Hayi tidak sepenuhnya setuju dengan keputsan JungSoo tapi dia akan tetap mendukung apapun hal yang menjadi keputusannya.

Setelah JungSoo pergi, ia memutuskan untuk kembali ke ruangan untuk melihat YooHyun. Saat ia masuk, putrinya itu masih menangis dan itu membuatnya semakin merasa tidak tega. Baginya YooHyun sudah seperti anak kandung, ia mencintai YooHyun sama halnya seperti ia mencintai JungSoo. Dan meskipun ia sangat tidak menyukai KyuHyun, tapi jika KyuHyun lah yang bisa membuat putrinya itu bahagia, ia akan rela menyerahkan YooHyun pada KyuHyun. Tapi keputusan JungSoo sudah tidak bisa di ganggu gugat lagi, dan ia yakin kalau YooHyun akan sangat sedih karena ini.

"Putriku," panggil Hayi lembut, dan kemudian ia duduk si sisi ranjang sambil menghapus sisa air mata di pipi YooHyun. "Ada yang ingin ibu tanyakan padamu."

"Ibu, bisakah kau bujuk ayah agar kita tidak pindah ke Amerika?"

"Ibu sudah mencobanya YooHyun, tapi kau harus tau. Ayahmu melakukan ini karena dia begitu sangat menyayangimu, dia tidak ingin repotasimu buruk di mata orang-orang. Dia ingin melindungimu, dan dia ingin yang terbaik untukmu sayang."

"Tapi ibu, aku ingin ada di sisi KyuHyun dan membesarkan anak kami bersama. Aku tau aku salah, dan ayah berhak marah atas semua tidakanku. Tapi tidak bisakah dia memaafkanku? setidaknya tolong jangan pisahkan kami, KyuHyun harus tau tentang bayi ini."

Hit Me UpTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang