COMPLICATED

7.7K 338 5
                                    

Sehari permulaan acara Ospek bak setahun bagi Hinata.
Semuanya terasa amat panjang, terlalu banyak kesialan yang ia hadapi tadi.
Ia tak peduli Naruto Uzumaki senpai ter-most wanted se-Konoha University. Tak peduli jika dirinya dikatakan beruntung karena berhasil menampakan eksistensinya pada seorang Uzumaki.

Namun ia tak suka bila menjadi sorotan publik, ia juga tak tahan dengan bisikan iri yang ia terima, walaupun hentakan One Ok Rock di telinganya menutupi gosip busuk tak bermutu yang ia dengar.

Memang Hinata akui, Naruto bukan kategori biasa saja jika dilihat dari tampang. Bahkan bisa dibilang oh-so-wow menurut Ino. Walaupun cengirannya kelihatan bodoh dimata Sakura dan Ino namun kecerdasan dan keaktifannya ia menjadi ketua BEM di KU.

Dorama malam kesukaan Hanabi yang tayang tengah malam, tentang kisah cinta segitiga-

Tidak! Itu sungguh biasa. Sangat mainstream.
Mungkin segiempat.
Itulah yang ia rasakan saat ini dimana ia menjadi pemeran utamanya, dengan sinopsis cerita, dimana Shion menyukai Naruto, sedangkan Naruto menyukainya, lalu Gaara menyukainya juga, dan ia sendiri, Hinata tak menyukai siapa-siapa.

Bingung kan?
Hinata tak sadar jika tampangnya saat ini seperti orang bodoh, namun sangat lucu. Tangan lentiknya menggaruk kecil pipinya yang gembil.

Tak!

"I-ittai..." mulut kecilnya mengeluarkan lirihan sakit yang ia terima dari kakaknya yang tampan Neji Hyuuga.

Sentilan sayang dari Neji di dahinya yang tertutup poni berhasil mengembalikan kesadarannya.

Neji sibuk tertawa geli, dua tangannya memegangi perut yang terasa kram, sudut matanya hampir mengeluarkan air mata.
Hanya adiknya tercintalah yang mampu membuatnya tertawa seperti ini.

"Sudahlah Neji-nii, jangan tertawa terus" Hinata mengerucutkan bibirnya.

Siapapun tolong hentikan Neji, kembalikanlah kewarasannya, Demi Kami ia tertawa hampir 10 menit! Poor Hinata.

"Jangan terlalu banyak bengong baka!" Hardik si sulung setengah mengejek.

"Terserah aku dong" Hinata menjulurkan lidahnya. Melesat ke kamarnya di lantai atas. Neji masih terkekeh kecil mengingat tampang imouto nya.

Sampai di kamar Hinata memandang gitar akustik nya dengan ukiran bunga lavender di beberapa sisi. Hiashi Hyuuga menghadiahkannya khusus untuk Hinata ketika berusia 15 lalu. Tidak ada gitar yang menyamai milik Hinata.

Kesukaannya pada musik akustik dan kemampuannya bermain gitar menggerakan hati Ayahmya untuk membelikannya asli dari perusahaan pembuatan gitar di Spanyol saat mengurus cabang Hyuuga Corp di sana. Sangat spesial.

Hinata sangat menyayangi gitarnya, gitar kesayangannya. Melihat dari balkon cuaca sejuk sore ini. Ia akan meminta izin Neji untuk pergi keluar sebentar. Tujuannya kali ini adalah Konoha Park. Tak seberapa jauh dari mansionnya, hanya perlu jalan kaki beberapa menit.

"Mau ku temani? Jalanlah di tempat ramai, jangan mau dekat dengan orang asing! -jangan pergi kemana-mana lagi -jika sudah waktu nya malam segera pulang -Pokonya hati-hati. -pakai gentle fist mu jika dalam keadaan terdesak"

Ya kira-kira seperti itulah. Sudah tahu kan kata siapa? Benar Neji Hyuuga. Sudah dibilang Neji terlalu protektif pada Hinata melebihi ayahnya sendiri Hiashi Hyuuga.

Hinata yang baik hati, tentu saja tidak akan mengeluh, ia akan menelan semua nasihat dan ceramah cuma-cuma dari Kakaknya. Lalu melesat pergi.

-

Balutan sundress warna biru laut dengan motif bunga-bunga, dengan vest putih menghiasi tubuh atasnya, serta sepatu kets navy yang melindungi telapak kakinya. Surai indigonya dibiarkan namun beberapa helai dikuncir manis dengan kunciran merah yang terdapat bellnya. Hanya 1 kata yang mampu mewakili semuanya

My Lavender OORerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang