Prolog

94 6 0
                                    

Mataku terus terpaku pada wajah pualam itu.
Kenapa aku tidak pernah bosan akan itu?

Bagaimana aku dapat menjelaskan rasa ini?
Ketika aku melihatmu, hatiku menjadi dungu dan sakit.

Mungkin kau tak akan pernah tahu.
Aku ingin menyembunyikanmu dalam pelukanku.

Tapi aku tahu, dimanapun aku bersembunyi.
Kenyataan selalu berhasil menemukanku.
Menghancurkan ilusi tentangmu.

Tentangmu yang terlalu bersinar bagiku.
Tentangmu, candu terbesarku.
Tentangmu, kafeinku.

-Galuh Ratmajaya.

My CaffeineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang