31

15K 1.3K 410
                                    

Sorry, gue seneng sama coment2 di part sebelumnya. Tapi gue minta tolong ya zidny yang di cerita gue sama zidny yang asli itu beda. Pas aja disini kebagiannya zidny yang jahat menurut fansnya enka tapi aslinya gak gitu. Gue gamau nanti ada yang judge gue garagara ini. Plis ini cuma hiburan doang! Yang gasuka boleh pergi tanpa harus repot baca yang suka ya lanjutin!!

WARNING!! PART INI KEBANYAKAN NARASI, TAPI BISA DIJAMIN BAPER.

HAPPY READING!

————————————————————

(Namakamu) merebahkan tubuhnya pada kasur yang empuk miliknya.

Drrt
Drrt
Drrt

[LINE]

Iqbaale : bisa ketemu? Taman kota, jam 3, sore.

(Namakamu) : ya.

Read.

Melirik jam di dinding menunjukan angka 12, 3 jam lagi. Mata (namakamu) menerawang, kenapa ia yang tertinggal dengan semua sisi kelam miliknya. Kenapa rasanya semua sayapnya dipatahkan baik di sengaja atau pun tidak. Kenapa bisa rasanya sungguh sesakit ini? Apa ia mencintai iqbaal? Sungguh tidak mungkin.

Dokter menyatakan hanya tinggal beberapa bulan ini, semua harapan hilang begitu saja. Jangan salahkan (namakamu) yang tak meminum obatnya, karna obat hanya menghambat sakit juga kematian.
Terkadang, harus cukup ikhlas meninggalkan orang yang disayang demu kebahagiannya.

Disini tak ada yang salah, hanya perasaan yang menyalahkan mereka. Zidny tak salah memiliki perasaan berlebih dengan iqbaal. Callista tak salah dengan cara bicaranya yang membuat sebagian orang sakit hati. Juga Iqbaal tak salah dengan Perasannya yang membuatnya bingung ia harus memilih siapa. Salahkan lah author

Tak terasa jam dinding berputar dengan cepat menunjukan angka pukul 2 siang. Saatnya (namakamu) bersiap siap menemui iqbaal.

Dalam waktu 30 menit semuanya sudah rapi, membutuhkan waktu 15 menit untuk sampai pada  taman kota.

*

Taman kota.

Jam di pergelangan tangan (namakamu) menunjukan pukul 14.45, ia datang lebih cepat karna tak enak harus iqbaal yang menunggunya. Kebiasaan.

(Namakamu) memperhatikan anak anak kecil yang berada disekelilingnya, begitu polos tak ada beban. Dirinya dulu seperti itu, namun keadaan merubahnya menjadi monster atau malaikat berhati iblis *iniauthoraslinya.

Dirinya tersenyum mengingat dulu ia sering bermain disini bersama Iqbaal, membatu Iqbaal menaiki sepeda barunya. Menemani Iqbaal bersedih disini, Taman kota terlalu banyak kenangan.

15.30 sudah 30 menit ia menunggu Iqbaal yang tak kunjung menampakan batang hidungnya, sudah berkali kali ditelfon jawabannya tetap sama. 'Nomor yang ada tuju sedang tidak aktif. Blablabla'

"Baal, plis jangan kaya gini" gumamnya pelan.

Langit mendung

Bahkan rasanya cuacanya semendung hatinya, entah kenapa ia merasa di kecewakan saat ini.

18.00

Sudah 3jam ia menunggu, iqbaal tetap tak memunculkan dirinya. Berkali kali mengirimkan pesan singkat juga menelepon hasinya tetap sama, tak ada balasan. Nihil.

Berjalan meninggalkan taman kota menuju rumah. Sungguh sangat kecewa. Iqbaal tak pernah semengecewakan ini.

*

This Feeling.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang