I love you because I believe 8

3K 220 1
                                    

Aku seperti seorang turis ketika aku kembali menginjakkan kaki ku di desa ku. Semuanya tampak berubah. Semakin terlihat modern. Aku semakin tidak sabar untuk melihat bagaimana rumah ku sekarang. Aku menaiki taxi untuk mengantarku dari stasiun kereta menuju ke rumahku. Dalam perjalanan tak henti-hentinya aku tersenyum. Mama... I'm back...

Apakah ini rumahku? Tidak salah kah? Mengapa luarnya tampak berbeda? Well, bentuknya masih sama. Kecil, mungil, namun terlihat begitu nyaman tapi... sejak kapan ada kandang kucing di halaman rumah? Dan bukankah warna cat rumahku biru? Mengapa sekarang menjadi warna hijau muda? Oke, aku harap aku tidak salah rumah.

Kemudian aku mengetuk pintu rumah yang tampak lenggang itu. Menunggu beberapa detik sebelum akhirnya pintu tersebut terbuka.

"Mama!" seruku bahagia dan langsung saja aku memeluk mama dengan erat.

"Prilly? Ya tuhan? Ini kau sayang?" tanyanya seraya memelukku kembali.

Aku menganggukan kepalaku yang berada dalam pelukannya

"Oh sayang. Betapa mama merindukanmu."

"Aku juga sangat merindukanmu mama."

Mama kemudian melepaskan pelukannya. Ia menatapku lama. "Ayo, masuklah. MaMa sedang membuat makan siang. Kau belum makan kan?"

"Sebenarnya aku sudah makan, tapi... aku pasti akan sangat terhormat mencicipi masakan buatanmu mama." Ucapku dengan seringaian lebar.

Aku memasuki rumahku dengan perasaan takjub. Mungkin tampak luarnya berubah, tapi tampak dalamnya masih terlihat sama. Sama seperti aku mengingatnya dulu. Tidak berubah sama sekali.

"Masih seperti dulu bukan?" tanya mama membuyarkan lamunanku.

Aku tersenyum. "Yeah, masih sama seperti aku mengingatnya dulu."

"Mama memang sengaja tidak merubah dekorasi dalam rumah agar ketika kau pulang nanti kau masih merasa pulang ke rumah."

"Oh... mama... aku sangat mencintaimu." Aku memeluk mamaku lagi.

"Mama juga sayang. Ayo, cepat letakkan barang-barangmu di kamar dan kita makan siang bersama."

"Ayayayay kapten." Setelah menghormat pada sang kapten aku kemudian membawa barang-barangku masuk ke dalam kamar.

***********

"Bagaimana kuliahmu?"

"Baik." Jawabku seraya memasukkan satu biskuit coklat buatan mama ke dalam mulutku. Mama memang senang membuat biskuit coklat, dan aku akan senang memakannya bersama dengan susu coklat hangat.

"Nayla?"

"Dia juga baik. Beberapa waktu yang lalu Galang baru saja lulus dari kuliahnya dan sudah di terima bekerja."

"Ya, mama juga mendengar hal itu."

Aku kemudian meneguk susu coklat ku yang masih penuh. Rasanya begitu nikmat sekali.

"Kau masih bekerja paruh waktu di butik itu?"

Aku mengangguk. "Semakin hari semakin menyenangkan. Aku mencintai pekerjaanku mama, dan mama tidak perlu khawatir itu akan mempengaruhi kuliahku, buktinya selama ini nilai ku baik-baik saja bukan?"

Mama mengangguk, kemudian ia terdiam cukup lama. "Tidak ada kah yang ingin kau ceritakan pada mama?"

Aku mengernyit. "Cerita apa?"

"Soal kekasih mu misalnya."

Aku yang sedang meneguk susu coklat ku langsung tersedak. Sial! Mengapa jadi topic ini yang di bahas?

 I love you because I believeWhere stories live. Discover now