4 | Midnight Date 2

116 12 1
                                    

Aku pun mengganti baju tidurku dengan pakaian serba hitam seperti yang disuruh cowok menyebalkan itu. Aku melihatnya duduk di mejaku sambil menggerak-gerakan kakinya yang bergelantungan.

"Ayo" kataku.

"Wow"

"Apa?"

"Tidak. Ayo kita mulai"

aku dan dia mengendap-endap keluar lewat jendela kamarku. Setelah kami sudah menapak tanah tamanku yang basah, aku melihat lampu kamar paman dan Bibi masih menyala kemudian mati.

"Mereka sudah tidur kan?" Kata Cam.

Aku mengangguk. Akupun mengikutinya memasuki mobil corolla hitam nya. Diapun mulai menginjak gas dan melaju sepelan mungkin.

"Kau suka sekali dengan hitam ya?" Kataku.

"Ya, hitam menggambarkan ketegasan, keseriusan"

"Dan kematian" tambahku.

"Yeah .. "

"Life is more harder than dying"

"Right .."

"Sometimes i want to die"

"Me too"

Setelah itu kami diam. Saat sudah keluar dari area perumahan, Cam melajukan mobilnya dengan kencang. Aku menurunkan jendela dan merasakan angin malam yang dingin.

"Oh ya, kita mau kemana?"

Cam menatapku, lalu menatap jalan raya lagi. Diam beberapa saat dan akhirnya dia menjawab.

"Rumahku"

"What?"

- Cameron P. O. V -

Menurutku gadis cerewet dan banyak peraturan yang duduk disebelahku ini cukup manis. Matanya yang indah, rambut coklatnya yang menjuntai, aksen nya saat bicara, semuanya. Tapi sayang, dia membosankan. Dia tidak tau betapa serunya dunia ini. Yang dia tau hanyalah belajar, sopan santun, peraturan, duduk tegak dimeja makan, and stuff. Entah kenapa aku memilih Cassandra untuk malam ini, aku tidak tau. Aku mengajaknya ke rumahku, tepatnya rumah kedua ku di dekat Springfields. Dan akhirnya kita sampai disini.

Aku pun turun dari mobil, dan otomatis Cassandra juga mengikutiku.

"Cam?"

"Yeah?"

"Kenapa kita berhenti di pinggir hutan? Kau serius?"

"Ikuti saja aku"

aku pun mulai berjalan menuju rumahku. Dan akupun berhenti di sebuah pohon besar.

"Dimana?"

"Lihat ke atas"

Diapun mendongak ke atas cukup lama. Aku memperhatikannya. Mata birunya seperti bersinar di tengah kegelapan malam.

"Rumah pohon?"

"Yap. Kau naik duluan"

Diapun mulai menaiki tangga kayu satu per satu dan aku mengikutinya dari belakang. Dan kitapun duduk di pinggir balkon rumah pohonku.

"Ayahku membuatkan ini saat aku masih 7 tahun. Dia sering mengajaku kesini, tapi sekarang tidak lagi. Ini adalah tempat favoritku" Kataku.

"Oke.. Jadi siapa saja yang tahu markasmu ini?" Kata Cassandra.

"Ayahku, Ibuku, dan kau" kataku.

"Serius? Kau tidak pernah mengajak teman-temanmu kesini?" Kata Cassandra.

LockedWhere stories live. Discover now