“Kau membuatku membenci kemampuanku membaca pikiran, Yixing. Sejak kapan kau belajar memaki dari awal hingga akhir seperti ini?”tanya Kris yang entah sejak kapan berdiri dalam jarak 2 langkah dariku.

“Seharusnya aku sadar sejak melihatmu muncul di rumahku, Kris.”geramku sambil menekankan jari telunjukku di dadanya yang hanya membuat Kris tertawa. “Kau mau ikut denganku atau tidak?”tanyaku kemudian setelah menyadari kalau semakin aku menyalahkannya, Kris hanya semakin bahagia.

“Tentu saja aku ikut. Bukankah aku menantikan ini? Melihatmu bertarung? Lagipula ada sedikit pelanggaran yang harus kuurus disana.”sahut Kris yang menurutku sangat bersemangat.

Aku berbalik dan berjalan kembali ke kantorku bersama Kris. Kulihat Suho masih menikmati minumannya di meja bar. “Ada masalah?”

“Kita kehilangan Bristol.”ujarku cepat sambil meraih telpon dan menelpon seseorang.

Setengah jam kemudian kami sudah melaju dengan menggunakan limosinku menuju Bristol. Karena misi kali ini hanya untuk menjemput Minho, aku memutuskan untuk tidak membawa siapapun bersamaku, termasuk Suho. Hanya Kris dan Tao yang ikut denganku ke Bristol malam ini. Tapi aku juga tidak sebodoh itu untuk tidak menyiapkan apapun. Setidaknya Gloucester dan Swindon sudah bersiap menerima perintahku.

“Kau memang satu-satunya vampir paling glamor yang kukenal, Yixing.”ujar Kris sambil memperhatikan isi dalam limosinku.

“Apa salahnya memanjakan diri? Aku tidak akan mengikutimu yang tinggal di gua atau seperti Kai yang tinggal di pedalaman hutan. Tidak. Aku suka hidup ditengah kota dengan segala keramaian dan kemewahan yang bisa kuperoleh.”

“Gua yang kau katakan itu hanyalah ruangan bawah tanah, teman. Kau selalu berlebihan kalau menyangkut masalah properti, Yixing. Hanya karena kami tidak tinggal di rumah modern dan canggih di tengah kota, bukan berarti kami tidak pandai memanjakan diri.”ralat Kris tenang.

Aku mengabaikan protes Kris sambil menuang sekantong darah yang sudah dihangatkan ke dalam gelas. “Banyak sekali kau minum hari ini, Yixing?”

“Kau tidak mengira mereka akan melepaskan Minho begitu saja bukan begitu aku memintanya?”tanyaku datar lalu meneguk habis isi gelasku. “Tidak ada yang mudah sejak kau selalu mengikutiku, Kris.”

Telpon wireless di sebelah tempat dudukku berbunyi. “Ada apa?”tanyaku pada si penelpon yang tidak lain tidak bukan adalah supirku.

“Lima menit lagi kita akan sampai di kediaman Minho, Sir.”lapornya tenang.

Kris hanya menggeleng pelan saat aku menjawab. “Terima kasih. Setelah kami turun, pergilah menjauh setidaknya 1 mil, dan kalau dalam setengah jam aku tidak datang, hubungi G.O dan minta dia mengirim bantuan.”ujarku sebelum memutuskan sambungan.

“Berapa orang manusia yang kau pekerjakan, Yixing?”tegur Kris seakan dia sudah lama ingin mengetahuinya.

“Semua supir yang kumiliki adalah manusia, Kris. Kecuali untuk saat-saat tertentu, misalnya ke rumahmu. Aku butuh supir yang bertahan di bawah sinar matahari saat aku tidak ingin menyetir. Lupakan saja kalau aku memiliki pegawai manusia, okay? Dalam beberapa menit kita akan sampai, dan Tao, jangan pernah menggangguku. Kau hanya bertugas melindungi Kris, tidak peduli dia memintamu untuk menyelamatkanku.”

“Aku tidak mematuhimu, Lay. Kalau itu perintah Kris, aku akan melaksanakannya walau aku harus membunuhmu untuk membawamu ke hadapannya.”balas Tao dingin.

“Kenapa kalian tidak pernah akur?”

“Aku akan akur dengannya saat aku menikah, yang artinya tidak akan pernah.”sahutku cepat dan beberapa saat kemudian mobilku berhenti di depan sebuah rumah bergaya lama yang sebenarnya adalah rumahku sebelum Bristol diambil alih.

EXO Saga The Series [1] "Night Of The Darkness"Where stories live. Discover now