Satu

2.6K 108 0
                                    

"Tidaaakkk! Tolong lepaskan aku! Kumohon.. aku tidak tau apa-apa" teriakku dengan frustasi. Mataku berlinang dengan air mata

ini menyeramkan! Bagaimana tidak sekarang tubuhku diikat dengan erat dikursi. Mataku ditutup oleh sebuah kain sehingga aku tidak bisa melihat apa-apa, mulutku dibiarkan terbuka begitu saja

Aku tak tau sekarang berada dimana, tapi aku bisa mendengarkan banyak orang disini berbisik-bisik tak jelas membicarakanku

"Lepaskan aku!!" teriakku lagi kini lebih tegas. Aku mencoba memberontak tapi percuma saja ikatan dikedua tangan dan dikakiku begitu kuat dan kencang

"Diam!!" Lantang suara lelaki yang tajam kini membuatku terdiam. Suaranya begitu serak dan dingin dan itu membuatku semakin ketakutan

'Oh Tuhan.. selamatkan aku! jangan biarkan aku mati konyol seperti ini' batinku memohon

Suara langkah kaki mendekat kearahku. Aku menelan ludah dengan susah payah keringat tak ada henti-hentinya keluar dari pelipisku. aku tak berani bersuara hanya air mata yang bisa mengerti isi hatiku sekarang

Aku terpekik terkejut ketika sebuah tangan yang dingin menyentuh dan membelai pipiku. Tubuhku gemetar hebat, aku bahkan berhenti bernafas beberapa detik

Jemarinya semakin turun kini membelai bibirku yang tertutup rapat

Sentuhannya sungguh membuatku memanas. Reflek saja aku menggigit jemarinya yang berani menyentuhku itu!

"Shit!! Beraninya kau menggigitku!!" suaranya kini menggema keseluruh ruangan. dari nadanya aku tau dia marah besar

Bagus! apa yang kau lakukan Aya? Kenapa kau malah membuat dia murka?!

Kini tubuhku lemas tak berdaya. aku akan mati!

"Maaf tuan ini semua kesalahanku, seandainya saja aku tidak teledor pasti tidak akan terjadi hal seperti ini" ujar seorang lelaki yang aku yakin ia berada disebelah kananku. Aku tak bisa melihatnya, aku hanya bisa mendengarkan pembicaraan mereka

"Ya itu semua kesalahanmu!! Apa kau bodoh sampai melupakan barang berhargamu itu?!" Hardik seorang lelaki dihadapanku. aku yakin lelaki ini yang habis kugigit

"Maaf tuan.. saya benar-benar minta maaf. Bunuh saya saja tuan!" Ucap lelaki disebelah kananku dengan nada pelan

Apa dia gila?? Kenapa dia malah ingin dibunuh??

Lelaki didepanku berdeham "Aku bisa saja membunuhmu sejak tadi jika aku ingin!" ujarnya. "Tapi.. karna kau membawa gadis yang lumayan cantik jadi untuk sementara kau kumaafkan" lanjutnya kini bersuara datar

Otakku beku ketika dia bilang begitu. Astaga apa yang akan terjadi padaku?

Ini semua gara-gara telfon brengsek!!

*****

Bruggg

"Maaf. Maaf saya tidak berjalan dengan hati-hati" ucapku membungkuk lalu menatap orang yang telah aku tabrak tadi. Aku terkejut ternyata aku menabrak seorang pria yang cukup tampan dengan rambut yang panjang sebahu dan dikuncir seperti ekor kuda

Aku menyerngit. wajahnya penuh luka, darah juga keluar dari bagian hidung dan mulutnya. Aku meneliti lagi ternyata tangannya juga penuh dengan darah. Kemejanya yang putih dan rapi itu ternodai oleh darah segar bewarna merah disana

Dia tak menjawabku menatapku saja bahkan tidak lalu ia pergi melewatiku dengan terburu-buru, aku hanya diam terpaku melihat punggungnya dari belakang

Tiba-tiba ada suara dering telfon terderngar. Aku mencoba untuk mencari arah sumber suara itu dan aku menemukan sebuah telfon tergeletak diatas jalan tepat dibawah kakiku

The Devil YakuzaWhere stories live. Discover now