Subuh di Kolam Berenang

3.7K 201 57
                                    

Langit sudah ke-oranye-oranye-an ketika petang datang. Anak kelas farmasi akhirnya selesai memgikuti kelas mereka dan tengah bersiap untuk pulang. Kegiatan hari ini di luar dugaan lebih meletihkan dari biasanya. Bahkan Levy yang sholeha luar biasa, sudah tepar semenjak tengah pelajaran. Walau kelas telah usai, Radith masih saja sibuk membangun istana di alam mimpinya.

"Akhirnya selesai! Aku pulang duluan ya!" Ujar salah seorang anak perempuan sambil menekan gagang pintu.

"Iya! Hati-hati di ja-- ah Ketua! Ada apa ya?"

"Bisa tolong kembali ke kursi masing-masing sebentar? Kalo enggak mau ya keluar sana," ujar Ketua seperti biasa, dengan aura mengintimidasi. Sontak seluruh mahasiswi dan mahasiswa ngacir duduk kembali ke kursi mereka. Levy yang tadinya masih tepar langsung kaget dan memundurkan kursinya sejauh mungkin dengan niat agar Ketua tidak bisa melihat sosok mungilnya. Sejak masih Mahasiswi Baru, tanpa alasan yang jelas Levy sudah rada ngeri sama ketua eksotisnya satu itu. "Bagus." Ujar Ketua lalu mendekati papan tulis kelas dan mengambil sebuah spidol.

Ia menuliskan sebuah kalimat yang semuanya dikapitalin dan ukufan font-nya dibesarin sebesar-besar mungkin. BESOK LIBUR, begitulah tulisannya yang langsung membuat semua kelas melompat riang gembira. Levy yang masih berusaha tidak menarik perhatian sudah tidak tahan lagi. Dia langsung mengacungkan jari tengah, salah, jari telunjuknya setinggi mungkin.

Levy yang merasakan firasat buruk segera cepat-cepat menarik kembali tangannya, tapi terlambat, Ketua sudah melihatnya duluan.

"Ada pertanyaan, yang mungil di belakang sana?" Jleeebbb kata-katanya langsung menusuk ke hati Levy. "Ada pertanyaan?" Ulang ketua lagi, ga sabaran.

"Anu... kalau boleh tau besok libur karena apa ya?" Levy bertanya ragu.

"Kepo. Jangan-jangan kalian anak farmasi pada ga mau libur ya? Ntar kubilangin ke dosen kalo gitu." Jawab Ketua dingin membuat Levy dihujani tatapan kami-mau-libur-Vy!!!!

"Bukan begitu kak.... maksud saya...." Levy tergagap.

"Iya juga sih... siapa tau besok enggak jadi libur, kak. Kan ga lucu kalo muncul di koran Sum*eks 'Breaking News, seluruh mahasiswa-mahasiswi Kampus Y bolos sekolah berjamaah'," ceplos Eva.

"Jadi kalian meragukan Ketua? Yah, terserah kalian sih, resiko ditanggung sendiri. Dah!" Ketua pun memunggungi semua anak farmasi sambil melambaikan tangan.

Krik krik krik.....

"Gimana nihhhh jadi libur enggak????"

"Kalo ternyata hoax gimana dong????"

"Tapi, masa kita ragu sama KeTing?"

"Kyaaaa aaaa ugyaaaaaa"

Kelas pun ricuh seketika. Tidak ada yang sudi meninggalkan kelas sampai mendapat pernyataan yang sebenarnya. Bukan hanya menganggu kelas sebelah, kericuhan mereka pun meruntuhkan istana mimpi Radith. Plop, mata Radith terbuka.

"Kok ricuh Put?" Ujar Radith lemah.

Putra menoleh dan nyengir selamat sore ke Radith. "Sudah bangun Dith?"

"Lah, kalo bukan bangun ini apaan?" Balas Radith memajukan bibirnya.

"Setengah sadar?"

"Terserah deh.... Kutanya lagi nih, kok ribut Put?" Tanya Radith lagi.

"Tadi Ketua masuk kelas trus bilang besok libur, tapi Ketua juga bilang kalo ternyata besok ga libur tanggung sendiri resiknoya. Makanya pada ricuh antara iya atau enggak." Jelas Putra Panjang Lebar kali tinggi.

"Lah, besok kan emang libur, Put. Tadi pagi ketua udah SMS, bilang besok dosen pada rapat. Gitu. Aneh deh, kok ngasih tau lagi, ya?"

"Dith..... kok ga bilang dari tadi pagi?" Eva mengepalkan tangan siap untuk meluluh lantakkan tulang-tulang Radith.

[✔] [We Are Pharmacist] || Event UKeWhere stories live. Discover now