-1- Minggu Pertama

8.3K 289 8
                                    


Aku....

***

Aku adalah anak seorang Tentara Nasional Indonesia. Tempat tinggalku memang berpindah pindah. Tapi tidak ada kata perpisahan bagi ku dengan para sahabat dan teman teman ku dimanapun mereka berada. Aku punya satu orang saudara kandung. Walaupun kadang dia nyebelin. Tapi aku tetep sayang dengannya. Dan seorang mamah yang selalu menjadi tambatan hatiku selamanya hingga aku mati kelak.

Tugas ayah ku selama bekerja adalah menjaga anak anak orang dari sabang sampai merauke yang sekarang bisa disebut dengan taruna.

Ya taruna.

Sesosok yang kelak akan menjadi Tentara Nasional Indonesia yang bertugas menjaga kedaulatan negara tercinta kita. Indonesia.
Taruna.

Ya namanya taruna.
Cukup terkenal dikalangan anak muda sekarang yang senang membuka sosmed. Karena mereka gak cuma terkenal didaerah mereka sekolah namun mereka juga diperbolehkan memperkenalkan diri mereka kepada masyarakat melalui apapun termasuk sosmed yang ada sekarang sekarang ini.

Salah satu pegawai negara yang sangat disegani masyarakat sebagai pelindung mereka selain polisi. Tempat para taruna sekolah berada di Akademi Militer, Magelang, Jawa Tengah. Lama mereka sekolah  ±4 tahun.

Selama  ±4 tahun mereka dilatih secara militer dengan para seorang pengasuh dan pengajar mereka, termasuk para atasan yang sangat banyak sekali jabatannya bila disebut satu persatu. Dan kayaknya kalo diceritain disini gak akan ada habisnya mengenai perpangkatan Tentara Nasional Indonesia.

Beberapa dari mereka ada yang mempunyai wajah yang sangat di idam idamkan oleh para wanita, ada yang pas pasan dan ada yang sedikit kurang.  Di hadapan para wanita mereka terlihat sangat gagah. Apa lagi mereka yang sedang menggunakan pakaian PDU mereka. Berwarna coklat coklat dan atribut yang terpasang di baju mereka. Pakain yang pas dengan postur tubuh mereka membuat semua mata para wanita yang  melihatnya tergiur akan kegagahannya.
Terkadang setiap ada hari libur mereka di perbolehkan untuk pesiar keluar asrama entah untuk mencari sesuatu atau yang lainnya.

Biasanya setiap ada taruna pesiar ayahku mengajak beberapa yang di asuh nya utuk di ajak ke rumah sekedar untuk istirahat atau lainnya. Tapi kalau ada waktu senggang terkadang ayahku selalu mengajak beberapa dari mereka untuk makan diluar. Dan aku beserta adekku pun diajak untuk ikut mereka makan diluar. Saking seringnya aku bertemu para taruna sampai sampai aku hafak nama mereka. Ya walaupun gak hafal sampe senama lengkapnya. Tapi ada yang sebagian aku hafal sampai nama lengkapnya.

***

Gak kerasa sekarang udah minggu aja. Rasa nya aku kangen sama abang abang ku sekarang yang lagi pada dikurung di asramanya.

“yah taruna pada gak kesini apa yah? Apa ayah gak ngajak makan gituh?”

“bang Zaqi nya lagi disuruh sama kasuh nya, bang Roni juga. Kamu mau ngajak siapa emangnya?” pertanyaan ayah yang langsung bikin aku sumringah lagi di hari minggu kali ini. Dan aku langsung senyam senyum sendiri gak jelas di depan ayah aku.

“kenapa senyam senyum? Ditanya juga malah gak di jawab malah senyam senyum. Kesambet apaan kamu kak?”

Aku memang sering di panggil kakak di manapun dan kapanpun. Bahkan sampe temennya ayah aku aja panggil aku kakak gara gara aku suka dipanggil kakak dimana mana. Tapi gak papalah. Panggilannya juga gak ndeso ndeso amat.

“hah. Gapapa kok yah. Ayah ajak aja siapa kek yang baru juga gapapa siapa tahu kakak di ajak kenalan lagi. Kan jadi banyak punya kenalan yah.”

“iya deh. Nanti ya agak sore-an ayah mau ke kantor dulu kasih berkas sambil kasih tau mereka.”

“oke yah. Hati hati ya yah.”
Dengan cepat ayahku berpamitan dengan mamah. Langsung dipakainya jaket kesangannya beserta helmnya dan langsung tancap gas menuju kantor.

‘Aku kok jadi gak sabaran gini ya? Kenapa sih aku sama taruna?!’

Ku tunggu tunggu kedatangan ayahku semenjak siang tadi dirumah. Tetapi belum ada tanda tanda ayahku pulang. Padahal sekarang sudah jam 4 sore. Sedangkan pesiar taruna cuma sampai jam 7 malam. Sedih deh rasanya.

17.00...

18.00...

Yap sekarang jam 6. Dan aku baru mendengar suara motor ayahku yang sangat aku hafal sekali suaranya. Aku yang sedari tadi menunggunya langsung menghampirinya dan langsung menyaliminya. Dengan berat hati aku melihat jam dinding yang terpasang di dekat foto keluarga ku di ruang tamu.

Huh....

Sekarang udah jam 6 sore. Berarti gak akan ada yang dateng hari ini. Secara sekarang jam pesiar mereka tinggal 1 jam. Tapi gapapa deh aku coba ikhlasin aja. Siapa tau kapan kapan mereka bisa dateng lagi.

-----

Maaf ya reader baru awalan. Sorry kalo ada typo nya. Kalo ngebosenin maaf banget ya. Insyaallah part selanjutnya ada sedikit gregetnya deh. Aku gak bisa kalo suruh bikin konflik yang gede gedean. Yabg ringan ringan aja dulu ya.

Enjoy ❤

Karena Aku Memilih Mu (Slow Update)Where stories live. Discover now