Kobe child murders dan Sasebo slashing

866 27 0
                                    

  Pada pagi 27 Mei 1997, potongan kepala Jun Hase, seorang murid di Tainohata Elementary School ditemukan di gerbang sekolahnya. Kepalanya dimutilasi dengan gergaji dan di dalam mulutnya disumpalkan sebuah surat misterius yang ditulis dengan tinta merah. Pembunuhnya, yang mengaku bernama "Sakakibara" menulis:


"Ini adalah permulaan dari sebuah permainan. Kalian para polisi coba saja menghentikanku jika kalian bisa. Aku sangat ingin melhat orang-orang mati, sangat menegangkan bagiku untuk melakukan pembunuhan. Sebuah pembalasan berdarah setimpal dengan penderitaanku selama bertahun-tahun."



Siapa pelakunya? Secara mengejutkan, polisi menangkap seorang anak berusia 14 tahun (setara dengan siswa kelas 2 SMP) yang tak dipublikasikan identitasnya dan hanya disebut sebagai "Boy A". Ia ternyata juga mengaku telah membunuh seorang gadis berusia 10 tahun bernama Ayaka Yamashita pada 16 Maret dan menulis dalam buku hariannya,

"Aku mengadakan eksperimen hari ini untuk membuktikan betapa rapuhnya manusia itu ... aku memukulnya dengan palu, ketika gadis itu menoleh kepadaku. Aku pikir aku memukulnya berkali-kali namun aku terlalu asyik untuk mengingat berapa kali aku memukulnya ..."

Kejadian ini sangat mengguncang publik Jepang. Walaupun kejahatan yang dilakukannya sangat serius, "Boy A" tak dijatuhi hukuman mati karena masih di bawah umur. Pada Maret 2004, diumumkan bahwa ia yang saat itu telah berumur 21 tahun, dibebaskan karena telah menjalani seluruh masa hukumannya. Namun baru tiga bulan setelah pembebasannya, kasus mengerikan serupa kembali membuat shock masyarakat Jepang.

Pada 1 Juni 2004, pembunuhan yang dijuluki "Sasebo Slashing" menimpa seorang gadis berusia 12 tahun bernama Satomi Mirai. Ia digorok di leher oleh temannya yang berumur 11 tahun, dijuluki "Girl A". Ia melakukannya di saat kelas kosong pada jam makan siang dan kembali ke kelasnya dengan baju berlumuran darah. Menurut pengakuannya, ia membunuh gadis itu karena sakit hati dibully di internet karena berat badannya. Konon, "Girl A" melakukan aksi biadabnya karena terinspirasi urban legend "Red Room" dan novel "Battle Royale" yang berisi siswa SMA yang saling membunuh. Kedua kasus kontroversial ini membuat masyarakat tajam mengkritisi banyak tayangan tak mendidik dan penuh kekerasan sebagai pemicu kejahatan dengan pelaku di bawah umur ini.


Creepy & Horror Indonesia Sub~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang