Everything Has Changed

21.1K 363 4
                                    

SHAILENE

Well looky here looky here

Ah what do we have?

Another pretty thang ready for me to grab

But little does she know That I'm a wolf in sheep's clothing

Cause at the end of the night It is her I'll be holding

Terdengar suara bass dari lagu tersebut. Runaway Baby dari Bruno Mars. Lagu itu sengaja kupilih menjadi alarm supaya aku lebih semangat. Aku langsung pergi ke kamar mandi untuk mandi. Setelah itu aku merapihkan diri. Memakai crop top polos berwarna putih, skinny jeans bewarna hitam dan fringe bag hitamku. Itu dia outfit of the dayku.

Oh ya, Aku Shailene Jane Parker. Remaja seperti umumnya. Kelas 9. Tinggal di Manchester, Inggris. Aku mempunyai sahabat bernama Zoe dan Josh.

"Good Morning everyone!" sapaku setelah duduk disamping kakakku, Brandon.

"Morning Shailene." balas Dad.

"Bagaimana sekolahmu?" tanya Dad.

"Hmm berjalan lancar seperti biasanya." jawabku datar.

"Kamu tidak mempunyai pacar atau apa gitu?" tanya dad. Aku langsung berhenti makan dan menatap Dad dengan penuh kebingungan. Apa maksudnya memulai pembicaraan dengan topik yang gak jelas.

"Maksudnya?"

"Tinggal jawab aja kok repot." gerutu Brandon.

"Pacar? Belum punya kok, tenang saja Dad." ucapku santai.

"Bohong kali." celetuk Brandon.

"Terserah deh." balasku. Brandon tuh emang ngeselin banget ya.

"Oh ya Shailene sekarang kamu berangkat sama Alex ya." ucap Mom.

"Loh kenapa? Emang Dad atau Brandon gak bisa nganterin aku?" tanyaku.

"Dad berangkat agak siangan terus Brandon mau jemput temennya." Jawan Mom. Parah. Males banget gila.

"Gak ah Mom, nanti ngerepotin Alex." ujarku.

"Tadi Mom udah bilang ke Marie kok, kata Marie juga gak apa-apa malah kalo kamu mau kamu bisa setiap hari dianterin Alex." ucap Mom semangat.

Aku tersenyum kecil, "No thank you, untuk kali ini aja Mom." balasku.

"Bilang aja kalo mau, gak usah jual mahal dong Shai." ujar Brandon. Aku langsung memukul perutnya. Dan seperti biasa reaksinya sangat berlebihan. Dia sampai jatuh dari tempat duduk. Dengan sengaja tentunya.

"You better shut your mouth up." ujarku. Tidak lama kemudian, terdengar suara klakson mobil Alex. Itu tandanya aku harus berangkat. Aku langsung pamit ke Dad dan Brandon.

"Hai Debbie!" teriak Alex dari dalam mobilnya.

"Hallo Alex, makasih ya udah mau nganterin Shailene." ucap mom.

"My pleasure Deb." ujarnya.

"Bye Mom." ucapku dan mencium pipinya.

"Bye Shai." balas Mom. Dengan berat hati, kulangkahkan kakiku ke arah mobil Alex dan membuka pintunya.

Di dalam Alex sudah menungguku sambil tersenyum sumringah.

"Sering - sering kaya gini dong." celetuk Alex setelah kami keluar dari komplek rumahku.

"Kalo mau modus bilang." sindirku. Alex hanya tertawa.

Aku dan Alex sudah berteman dari kami berumur 3 tahun. Jadi hampir seumur hidupku aku mengenal Alex. Dulu kita sering main bareng layaknya anak kecil pada umumnya. Tapi sekarang kita udah jarang main. Bahkan untuk sekedar hang out pun jarang.Paling kalo misalnya ada kumpul bareng atau acara apa gitu. Tapi biasanya Alex suka main Fifa bareng Brandon.

Everything Has ChangedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang