Let's Get Married #1

Mulai dari awal
                                    

●●●

Kevin melepaskan jas putihnya lalu menghempaskan tubuhnya di sofa ruangannya. Hari ini ia lelah sekali menghadapi banyak pasien anak-anak yang tak kunjung berhenti datang. Ia adalah salah satu dokter utama yang menangani anak-anak di rumah sakit dan ia bertugas beberapa jam perharinya. Hal tersebut membuat jiwanya menyatu dan semakin lama ia sangat mencintai pekerjaannya. Tiba-tiba saja ia mendengar alunan musik klasik mengalun dengan indahnya. Entah dari mana asalnya ia tidak peduli karena Kevin menutup matanya sambil tersenyum. Ia sangat menyukainya. Belum satu menit, musik itu terhenti dan kembali terdengar lagi. Lalu hilang dan terdengar lagi. Begitu seterusnya sampai-sampai Kevin bingung sendiri. Setelah ia teliti dari mana asal suara ternyata dari saku jas dokter miliknya. Tidak ada apa-apa, yang ada hanyalah sebuah ponsel miliknya.

Kevin membuka kunci layarnya segera mengingat ia belum mengecek ponsel sejak kemarin. Ketika tadi siang ingin bermain dengan ponselnya, ia malah dipanggil oleh seorang suster karena ada balita yang harus ditangani segera. Akhirnya Kevin baru bisa melihat ponselnya sekarang. Ada banyak pemberitahuan dan pesan dari mana-mana. Namun ada yang lebih penting, ada empat panggilan tak terjawab dan itu berasal dari orang yang sama sekitar satu menit yang lalu. Cassie. Kemudian Kevin tersadar kalau ponsel inilah penyebab datangnya suara musik klasik tadi. Tapi ngomong-ngomong, siapa yang mengganti nada deringnya?

Kevin langsung menelepon Cassie kembali megingat gadis itu meneleponnya berkali-kali namun dirinya tidak menjawab. Kalau Kevin tidak meneleponnya kembali, ia yakin Cassie akan mengamuk dan memukulnya kalau mereka berada di negeri yang sama. Sudah dua kali panggilan, Cassie tidak mengangkat panggilan Kevin. Tanpa putus asa Kevin kembali menelepon adik kesayangannya itu lagi. Akhirnya pada deringan ke lima panggilan itu terhubung dan Kevin yakin hal ini disengajakan Cassie untuk melancarkan aksi ngambeknya.

"Hallo adikku." Goda Kevin dengan seringai lebar di bibirnya.

"Hmm.. ada apa?" jawab Cassie dari seberang sana, terdengar sangat datar dan membosankan.

"Bukannya lo tadi menelepon gue? Ada apa?" Kevin kembali melempar pertanyaan.

"Gue cuma mau bilang kalau gue udah sampai. Sebenarnya gue pengen telepon ibu, tapi nomornya gak bisa dihubungi, mungkin dia istirahat justru itu gue nelepon lo, bang. Tapi lo malah enggak angkat." Jawaban Cassie dengan satu tarikan nafas kemudian disambut tawa renyah Kevin.

"Okay, maaf," ucap Kevin sambil mencoba menghentikan tawanya. Entah mengapa ia tertawa ketika mendengar nada suara adiknya itu. "Tadi gue denger suara musik klasik. Gue gak tau dari mana tu musik datangnya dan gue enggak peduli dari mana asal suaranya. Setelah musik terhenti gue baru ambil hape dan ternyata ada panggilan dari nona cerewet ini. Jadi... intinya siapa yang mengganti nada dering gue?" Kevin mengakhiri kalimatnya dengan sebuah pertanyaan.

Alis kanan Kevin otomatis naik setelah kali ini giliran Cassie yang tertawa. Kevin bisa merasakan guncangan dunia akibat tawa Cassie yang renyah membuat Kevin tersenyum. "Okay, gue pelakunya. Tapi gue akui ini lucu parah sih," Cassie masih tertawa. "Gue gak jadi marah deh." Tambahnya.

"Fyuh.. bagus kalau gitu. Rasanya oksigen semakin menipis pas lo marah," Kevin mencoba jujur. Ia merasa seperti tidak bisa bernafas ketika adiknya marah kepadanya. "Jadi lo kapan balik ke Indo, Cass?"

"Hei gue baru aja sampai dan lo udah nanya kapan gue pulang. Tunggu aja sampai semester depan. Pas liburan musim panas gue balik deh." Kevin membentuk huruf O di bibirnya ketika selesai mendengar penjelasan dari adiknya.

"Bang, lo udah mencari penangkal?" tanya Cassie. Membuat Kevin otomatis menaikkan alis mata kirinya.

"Penangkal apa? Penangkal petir? Penangkal setan?"

"Ya penangkal supaya lo gak gila gara-gara kangen sama gue. Hahaha," gadis itu menyelesaikan kalimat nya dengan nada yang cukup percaya diri lalu Cassie kembali tertawa lagi.

"Hm.. belum ada." Jawab Kevin singkat.

"Makanya cari pacar atau cari istri, bang. Kasihan tuh Ibu, kayaknya dia pengen banget nimang cucu." Kevin yakin kalimat Cassie kali ini seratus persen bertujuan untuk meledeknya. Tapi ia mencoba tidak memperdulikan kalimat itu.

"Baik gue nyerah. Jangan ungkit hal yang kayak itu lagi, gue mohon banget sama lo, okay? Lo mau abang lo yang paling tampan di dunia ini depresi gara-gara candaan adiknya yang menyebalkan?"

Tiba-tiba pintu ruangan Kevin diketuk dan seorang berseragam putih masuk mengaba-abakan sesuatu kepadanya, membuat Kevin tidak bisa menyimak apa yang dikatakan Cassie lagi.

●●●

♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡
Jangan lupa di vote!

Let's Get Married! (CERITA SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang