Chapter 1: One Night

97.1K 2.6K 27
                                    

Everything starts from the most beautiful sin - Arka Nadav Mahardika

NAY pov

Lantunan musik yang dimainkan seorang DJ kini terdengar sangat keras bahkan membuat ruangan ini terasa bergetar. Semua anak – anak yang diundang diacara ulangtahun Franda Zellova Mahardika atau yang lebih dikenal dengan Franda pun makin heboh menggerakkan tubuhnya. Tapi tidak untuk satu orang yang jelas tidak dapat menikmati pesta ulang tahun sahabatnya ini, dia adalah aku, Naysylla Desilla Putri atau yang bisa dipanggil Nay.

Aku sendiri sedari tadi tidak nyaman dengan gaun atau dress yang sudah disiapkan oleh sahabatku yang kini tengah berulang tahun. Baju tanpa lengan dengan potongan dada rendah dan panjangnya kira kira 5 cm diatas lutut juga heels yang berhak tinggi.

" Nay, ayo sana yuk! Joget sama gue " ajak Franda sambil menarik tanganku yang memang sedari tadi duduk di depan sebuah bartender ditemani oleh seorang bartender

Aku pun hanya bisa menggelengkan kepalaku, yang artinya aku menolak ajakan dari Franda untuk turun kelantai dansa " Sana, aku tidak ingin jatuh karena ditabrak oleh mereka yang menari seperti itu " menunjuk beberapa orang di dance floor yang sedang menari sembari menyenggol sana dan sini, dan itu membuatku takut terjatuh karena benturan dari tubuh mereka

" Hai sayang " ucap seorang pria yang kini tengah memeluk pinggang sembari mencium pipi Franda " Hai Nay, kamu juga disini? "

" Iya ka Dilan " jawabku sopan kepada kekasih Franda yang juga merupakan kakak kelasku disekolah

Kini ka Dilan memandangku dari atas sampai bawah, lalu bibirnya pun membentuk sebuah senyuman melihat penampilanku " You're so sexy today. Look so different " ucap ka Dilan yang sedari tadi sepertinya memerhatikan penampilanku

" Thanks kak. Tapi jujur aja aku gak nyaman dengan ini " jawabku sembari tersenyum tipis " Nda, katanya mau joget. Udah gih sana sama ka Dilan "

" Kamu gak apa – apakan ditinggal? " tanya Franda sembari menatapku dan akupun hanya menjawab dengan anggukan

" Yah udah kamu hati – hati yah. Kalo misalnya ngantuk. Langsung aja kekamar hotel yang tadi yah. Dan jangan sampai ikut dengan ajakan pria – pria disini " dan akupun hanya mengangguk mendengar nasehat dari ka Dilan sebelum dia pergi ke dance floor dengan Franda

Memang tahun ini Franda merayakan ulang tahun ke-17nya dengan acara besar – besaran. Bahkan dia memakai hotel milik keluarganya yang berada dikawasan Bandung untuk menjadi tempat perayaan ulang tahunnya dan pastinya juga ia sudah menyediakan beberapa kamar hotel untuk kita (para tamu undangan) beristirahat karena tidak mungkin setelah kita selesai pesta di Bandung lalu kembali pulang ke Jakarta.

Saat sedang duduk sembari menatap beberapa tamu undangan, mataku kini menatap sepasang pria dan wanita disudut ruangan dekat mini bar tempatku duduk, mereka sedang berciuman panas, dan tangan pria itu pun sudah masuk kedalam dress wanita yang sedang diciumnya. Saat sedang menatap mereka, tiba – tiba saja mata sang pria kini menatap kearahku sembari tersenyum, dan akupun segera mempalingkan wajahku supaya tidak menatap mereka.

" Tolong orange juice satu " pintaku kepada seorang bartender

" Kau sedang di club nona, bukan di café. Sangat memalukan bila disebuah club kau memilih minum jus nona " ucap seorang pria yang tiba tiba saja duduk disampingku, dan dia adalah pria yang tadi berciuman dengan kekasihnya, Arka.

Arka Nadav Mahardika atau yang lebih dikenal dengan panggilan Arka adalah kakak kelasnya juga yang terkenal sangat playboy, pemain wanita, kaya dan dia juga tukang tebar pesona, dia sangat digilai oleh seluruh Siswi disekolah bahkan diluar sekolah terkecuali aku, aku tidak menyukainya sama sekali. Dan Arka juga adalah sepupu dari Franda.

" Bukan urusan loe kan kalau gue pesen orange... "

" Joe ganti dengan Golden Grain " ucap Arka memotong ucapanku dan seenaknya menganti mimunan pesananku

Dan tak lama bartender yang bernama Joe itu meletakan dua gelas berukuran mini didepanku dan juga Arka.

" Coba deh. Rasanya enak kok " kata Arka yang kini menatapku dengan senyuman yang bisa diartikan sangat menakutkan untukku " Tenang aja kadar alkoholnya dikit kok,loe gak akan mabuk hanya karena minum satu gelas, seenggaknya loe harus coba ini satu kali, Nay "

Entah karena bujukannya atau memang aku yang sudah sangat haus, akupun segera mengambil gelas minuman yang ada didepanku dan langsung kuteguk dalam satu kali tegukan.

" Ahhhhh " desisku saat merasa air – air itu masuk kedalam tenggorokanku dan terasa seperti membakarnya

" Good job loe minum satu kali teguk. Gimana rasanya? " tanya Arka dengan senyum miring " Mau lagi? " entah karena apa, aku malah menyerahkan gelas yang kupegang kepada Arka dan meminta minuman itu kembali kembali.

**

ARKA pov

Nay kini telah mabuk, jujur saja sebenarnya aku berbohong tentang minuman tadi, golden Grain adalah alkohol dengan kadar sedikit, semua peminum bir pasti tahu bahwa Golden Grain adalah salah satu bir dengan kadar alkohol sangat tinggi. Peminum pemula seperti Nay pasti akan mabuk hanya dengan satu teguk minuman ini. Dan lihatlah, Nay benar – benar sudah mabuk sekarang.

.

Dan kini Nay, siswi paling cerdas disekolahku sedang mengoceh tidak jelas didepanku sembari terus menyenderkan kepalanya di atas meja mini bar.

" Nay, kamu pernah berciuman sebelumnya? " tanyaku pada Nay

Dan jujur saja sebenarnya aku sangat tergoda dengan tubuh Nay malam ini. Tubuhnya dibalut dress seksi yang dipilihkan oleh Franda sepupuku. Sebenarnya Nay memang siswa yang sangat cantik, hanya saja menurutku dia sangat kolot dalam hal fashion, bayangkan saja masa dipergi kesekolah dengan gaya baju lengan panjang dan juga rok sekolah panjang berbeda dengan siswi – siswi yang lainnya yang berusaha untuk memarkan paha seksi dengan mengenakan rok pendek, dan Nay juga selalu mengenakan kacamatanya yang entah kenapa hari ini dimelepas kacamatanya dan melepas style primitifnya.

" Tidak, aku tidak pernah berciuman. Walaupun sebenarnya aku penasaran bagaimana itu berciuman " ocehnya dengan jawaban polosnya

" Kau mau mencobanya denganku? " ucapku asal dan kini Nay pun menatap wajahku dengan mata sayunya

" Denganmu? Hahaha yang benar saja Kak Arka. Bahkan tadi kau baru saja berciuman dengan wanita lain. Sepertinya itu Jessica? Tapi bukannya kemarin kau pacaran dengan Salsa yah? Lalu kenapa kamu malah berciuman dengan Jessica? "

" Jadi mau tidak? " tanyaku sembari mendekatkan wajahku kedekat wajahnya " Kalau mau kalungkan tangan loe keleher gue! " Nay pun terus saja menatap wajahku " Kalo enggak gue per... "

Belum sempat menyelesaikan ucapanku, tangan Nay kini sudah berada dileherku " Well, gue tahu jawaban loe " ucapku seraya mencium pipi kanan Nay

**

NAY pov

Drrttt....drrrttt...drrttt

Getar ponsel diatas nakas terus saja berusaha menganggu tidurku sedari tadi, dan akhirnya mau tidak mau akupun terpaksa harus bangun. Tapi entah kenapa aku merasa sulit untuk membuka mata bahkan rasanya bila terbuka sedikit saja rasa pusingnya masih amat sangat terasa.

" Nay, angkatlah itu sangat berisik! " ucap seorang pria

" Hmmm " jawabku

' Tunggu pria? Bukankah aku masih ada di Bandung? Tidak mungkin kan ka Rio dan adikku Rega ada disini? ' ucapku dalam hati

Mau tidak mau akupun buru – buru membuka mataku walaupun rasanya pusing sekali. Saat aku membuka mata, didepan wajahku terdapat wajah seorang pria dengan jarak yang sangat dekat, juga tidak mengenakan baju sama sekali, saat hendak terbangun akupun merasakan berat diperutku, dan saat aku membuka selimut yang menutupi tubuhku ternyata aku sama sekali tidak menggenakan pakaian sehelaipun dengan tangan pria tadi memeluk tubuh mungilku.

" AAAAAAAAAAAA " teriakku

My Playboy HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang