Chapter One

550K 12.2K 332
                                    

"Ms. Hill."

Aku menoleh karena namaku disebut, aku tersenyum sambil merapihkan kemeja putihku.

"Kita akan kedatangan murid baru." Ucap kepala sekolah, Mrs. Gibbons.

Mataku melebar karena antusias. "Oh, ya? Seorang anak lelaki atau perempuan?" Tanyaku.

Mrs. Gibbons mengindikkan bahu. "Tak tahu. Dia pindahan dari London."

"Oh! Orang Inggris!" Ucapku, lebih antusias. "Dia pasti sangat mengesankan."

Mrs. Gibbons tersenyum dan menaikkan kedua alisnya. "Pasti dia menjadi kegemaran anak anak perempuan karena aksen nya."

Aku dan Mrs. Gibbons tertawa bersama lalu kita membicarakan tentang murid murid di SMA kita ini. Tak lama kemudian, security sekolah membuka pintu lalu tersenyum.

"Anak baru dan wali murid telah datang." Ucap Jackson, lelaki berkulit hitam itu.

Mrs. Gibbons pun berdiri dan mengangguk. "Suruh mereka masuk."

Aku meneguk kopiku sebelum memulai hari mengajarkan anak anak SMA yang menyebalkan. Suara dua lelaki beraksen inggris pun memenuhi ruangan, aku menoleh dan melihat seorang anak lelaki berumur kira kira 17 tahun memakai kemeja putih dan jas hitam, rambutnya berwarna tembaga dan tertata rapih, wow. Sangat eropa, klasik dan menawan.

"Good morning." Ucapku, menyapa anak lelaki itu.

Anak lelaki itu menggendong tas di pundak kanan nya lalu menaikkan satu alisnya saat aku menyapanya namun dia langsung tersenyum dan menghampiriku lalu mencium tanganku, sangat sopan dan aneh. "Selamat pagi."

Aku tersenyum lalu menoleh ke belakang anak lelaki tersebut. Sial. Seorang lelaki berambut pirang gelap. Beberapa helai rambutnya jatuh di keningnya dan itu lebih dari seksi. Aku menelan ludah lalu tersenyum padanya. Senyuman nakal muncul di ujung bibirnya, aku pun langsung kembali duduk ke kursiku lalu meneguk kopi hangatku. Sial.

Mereka akhirnya masuk ke dalam ruangan lalu berbincang dengan Mrs. Gibbons. Siapa lelaki tampan yang memakai jas biru tua sewarna dengan celananya itu? Sial. Apakah dia ayah anak itu? Apakah mungkin? Dia terlihat sangat muda. Aku berdiri dari dudukku lalu mengambil tasku, aku sudah terlambat 10 menit, namun sepertinya itulah yang disukai oleh murid murid kan?

Tiba tiba pintu kepala sekolah terbuka, aku pun menoleh dan mataku bertemu dengan lelaki tampan berjas biru tua itu lagi. Dia tersenyum, dagu berjenggot tipisnya itu bergerak dan membentuk lesung. Sial. Aku terdiam namun masih tetap tersenyum.

Lelaki jas biru itu berjalan ke arahku lalu menjabat tanganku. "Hello, I'm Alex Hodge, abang dari James Hodge." Oh, abang. Dia tersenyum padaku. "Mrs. Gibbons berkata bahwa kau guru matematika, dan senangnya, kelas pertama James adalah matematika."

Aku mengedipkan mataku agar aku tersadar dan berhenti menatapi lehernya yang berotot itu. aku menelan ludah. "Tentu, mari ikut dengan saya."

Aku berjalan keluar ruang guru sambil menghela napas yang sedari tadi menggantung di paru paruku. Aku berjalan ke depan kelasku, kelas matematika lalu berhenti dan menghadap ke dua lelaki inggris itu. Mereka sangat tinggi, aku setinggi pundak james dan dia setinggi Alex. Sungguh, pemandangan yang luar biasa.Oh, dia lebih pendek sedikit.

"Ini kelasku." Ucapku sambil tersenyum. Aku bisa merasakan tatapan Alex menusuk ke dadaku. Namun, aku mengabaikannya.

James menaruh tas nya di lantai lalu membuka jas nya. Dia menggulung lengan kemaja nya lalu membuka dua kancing atas kemeja nya dan menaruh kemeja nya di dalam tas. Dia merapihkan rambutnya.

A Hodge Of Mine (Book 1) PRE-ORDER!Where stories live. Discover now