Chapter 5

117K 8.7K 124
                                    

If you have something tough to do, just gather up a friend or two...

(Friendship Formula  - Disney Song)

~~~

"Ya, Bawel, kau tenang saja. Aku akan ke kantor besok."

"Benar ya, Dave? Proyek ini hanya bisa gol dengan tanda tanganmu saja."

"Ya Tuhan! Iya, Jamie. Kau cerewet sekali seperti wanita hamil saja!" Ujar Dave kesal.

Jamie terkekeh di ujung sana. "Sekalian kau belajar menghadapi perempuan hamil nantinya, Dave!"

Dave mencibir. "Aku sudah terbiasa dengan orang hamil yang bawel dan cerewet. Jadi jangan kau tambah penderitaanku!"

Dave mematikan ponselnya setelah mendengar tawa Jamie yang semakin menggelegar.

"Jadi orang hamil itu bawel dan cerewet?"

Dave berjenggit mendengar suara itu. Dia menoleh dan mendapati Abby menatapnya dengan cemberut dan mata berkaca-kaca. Oh, sial! Kehamilan keduanya ini benar-benar membuatnya jadi drama queen.

"Eh...oh...tidak, Sayang. Tentu saja tidak. Aku ..."

"Hueeeee ..." Abby berteriak. Persis seperti Mika jika sedang menangis.

"Sugar, ada apa?" Damian menghampirinya dengan kaget.

"Kakaaakkk." Abby memeluknya dengan terisak-isak. Mereka terbiasa berbahasa Indonesia jika sedang berkumpul seperti ini.

"Ada apa, Dave?" Tuntut Damian pada Dave.

Dave menggaruk lehernya. "Dia ..."

"Kak Dave bilang aku bawel dan cerewet!" Potong Abby melapor pada Damian.

"Bukan kau yang bawel, Sayang. Aku hanya ..."

"Lalu siapa lagi! Hanya aku yang sedang hamil di sini!"

Damian menatap Dave dengan senyum dikulum. Memintanya untuk tetap diam dan menuruti Abby. Semua tahu bagaimana dramanya perempuan itu semenjak hamil. Damian memeluknya dan mengusap punggungnya dengan sayang sampai Abby berhenti menangis.

"Maafkan aku, Sayang." Dave mendekat dan ganti memeluknya.

Abby terisak di dadanya. Dave mengusap punggungnya lembut seperti yang Damian lakukan. Se-drama queen apapun, Abby tetap adik yang sangat dia sayangi.

"Aku menyusahkanmu ya?"

Dave menggeleng. Memang, selama satu minggu ini dia di Jerman, Abby tidak pernah mau jauh-jauh darinya. Sampai suaminya kesal karena merasa tak dibutuhkan lagi.

"Sayang, aku harus pulang besok."

Abby menatapnya. Bibirnya mencebik lagi, bersiap menumpahkan air matanya.

"Hueeeee," teriaknya lagi. Dave dan Damian menenangkannya dengan panik.

"Ada apa ini? Kalian apakan istriku??" Devan datang dan langsung mendekap tubuh istrinya. Matanya melotot tajam pada Dave dan Damian.

"Ada apa, Sayang?"

"Kak Dave ...hiks ...dia ..."

"Kau apakan istriku, Dave??"

Dave mengerang frustasi. Dia lagi yang kena.

"Aku mau ikut pulang ke Edinburgh besok, Dev!"

Devan membelalak mendengar pernyataan istrinya. "Ed... Edinburgh?? Tapi bukankah kau ingin ke Malaga, Sayang?"

Abby menggeleng. "Aku sudah tidak mau ke sana. Aku mau ikut ke Edinburgh!"

Crush Into YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang