#SATU

42.1K 862 11
                                    

hi.... hi.... ini adalah tulisan pertama gw. So, klo ceritanya rada absurt, mohon di maaf kan

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Aku mencoba untuk mengatur nafas ku yang berat setelah aku kembali memimpikan kejadian waktu itu. Masih jelas rasanya kejadian. Padahal sudah berlalu satu minggu . Aneh pikirku.

Ya terekam jelas, pada saat itu langit sudah mulai gelap saat berjalan kaki hendak ingin pulang selepas aku kerja kelompok tadi di rumah Nanda. Rumahnya tidak jauh dari sekolah. Hanya berjan lima belas menit dari sekolah sudah sampai.

saat aku hendak ingin memberhentikan angkot setelah berjalan kejalan yang lebih besar dari jalanan menuju sekolah. Entah kenapa dari tadi angkot tidak ada yang lewat. Tumben banget.

Tidak lama akhirnya datang juga. Aku mengelus dada "akhirnya ya tuhan ada juga yang lewat"senyum terpancar dari raut wajah ku. Tapi ada yang aneh dari angkot itu. Semakin lama semakin mendekat,tapi semakin cepat. Padahal aku sudah mengacungkan telunjukku sebagai isyarat ingin memberhentikan.

Huhssss...
What???
Angkot itu berlalu begitu saja tak memperdulikan ku.
Akh, Shit!!! aku hanya bisa menggerutu "tuh angkot nggak mao duit kali yak??? Trus buat apa dia narik angkot?! shit lah!!!!"

'Wait.... Wait... apaan tuh rame-rame?' Aku bertanya dalam hati heran melihat banya segerombolan anak remaja. Ya kayanya tidak jauh dari usiaku.

'
''Ekh,,,Ekh,,, Kok makin deket. Itu... itu kok ada yang bawa bambu segala. Akh,sial. Tawuran.
Mampus,,, mampus gw. Ngumpet dimana nih? Atau lari kemana nih ? Makin deket lagi. "

menengok kanan kiri mencari tempat bersembunyi. Akh, tapi nihil. Disini sangat sepi. Yang ada di fikiranku saa itu hanya berlari, tpi entah berlari kemana. Mengikuti langkah kakiku saja. Semakin aku berlari, semakin dekat juga mereka kepadaku.

Dan... ya, aku terlalu lelah untuk berlari lagi berusaha menghindar. Aku benci yang namanya LARI.
Wait,bentar. Ada pohon gede disana. Akh, sabodo teing. Udah malem, cewek pula. Dan tidak berfikir lama aku langsung memanjat pohon untuk menyelamatkan diri.

hufh... lebih baik disini. Walaupun rada ngeri juga. Tapi aku memberanikan diri. Berasa seperti kuntil anak disini. Duduk di salah satu dahan yang aku rasa cukup untuk menahan beban tubuh ku ini.

Buuukkkkk.....
''Awwwww''tiba-tiba ada batu yang menimpuk kepala bagian depanku. Rasanya sakit bangat, dan langsung nyut-nyutan.
Sial udah berlindung di atas pohon aja masih aja kena.

Dari sini,terlihat jelas apa yang terjadi walaupun sedikit terhalang daun-daun dan ranting pohon.
Disana saling melempar batu, mengebuk-gebukan bambu, mengayun kan gir motor di atas kepala. What?? Wait. Apa itu? Benda yang disana. Bentuk nya tidak asing. Celurit. Mataku membelalak kaget. Ini pertama kalinya aku melihat tawuran secara langsung. Dan ini begitu dekat. Apa sih sebenarnya yang mereka fikirkan?

Yang memegang Celurit Semakin dekat arahnya ke arah pohon ini.
dan yang benar saja.
di bawah ku persis. Terjadi pertarunyan antar Celurit dan.... GOLOK. Akh, semakin gila rasa nya aku berlama-lama disini.

Aku menengok ke kanan dan ke kiri, ke bawah dan ke atas. Mencoba mencari celah agar aku dapat melarikan diri dari situasi ini. Dan yang benar saja. Tidak ada jalan!!!!

Wait,,,, suara aneh apa itu? Ketika ku mencari asal suaranya. Dan, YUPS. Aku menemukan asal suara aneh itu. Tepat berada di bawah Pohon.

Dan, YA TUHAN. ITU?!
orang yang tadi sedang bertarung antara celurit dan golok. Orang memegang golok tadi. Di Lehernya tertancap CELURIT!! banyak darah yang keluar dari situ.

YA,TUHAN.... apa salahku? Sampai aku melihat itu sekarang.
Aku hanya bisa menutup mulutku dan memejamkan mataku.

Aku berfikir keras. Apa yang harus aku lakukan sekarang. Tuhan berikannya pencerahanmu kepada ku. Kumohon.

Setelah berfikir keras dalam waktu yang lama. Aku baru ke fikiran. KAK RENDY. Ya, kak rendy. Aku mencoba mencari ponsel ku di tas dan mencari kontak kak rendy.
Kak rendy adalah sepupuku yang kebetulan berprofesi sebagai polisi. Dan yang benar saja. Kenapa aku baru ke ingetan.

aku mencoba mulai menghubunginya. Aku hanya berharap kak rendy akan mengangkat nya.

"hallo,, kenapa, ndy?"
aku menghembus kan nafas mencoba mengaturnya. "ndy??"

"kak,kakak sekarang ladi dimana?" Mencoba berbicara dengan suara yang gemetaran.

"di Polda,ndy. Kenapa? Kok suara lu gemeteran gitu?"
aku mulai mengatur nafas lagi. "ndy????"

"kak, tolong nindy" hanya kata itu yang berhasil keluar dari mulutku. Lemas sudah semua sendi yang ada di badan ku sekarang.

"kenapa,ndy? Ada apa? Jangan bikin gw khawatir deh lu."

"kak rendy, sekarang nindy lagi di tengah-tengah tawuran. Dan nindy...."

"ndy??? Di mana sekarang elu?" Nada bicara kak rendi mulai khawatir.

"nggak jauh dari sekolah. Kak rendy tolong nindy. Dibawah tempat nindy ngumput ada orang yang terluka kena celurit di lehernya" aku mulai meneteskan air mata.

"oke.... oke... tenangin diri lu dulu. Gw sama temen-temen gw bakal kesana. elu jangan kemana-mana tetep disitu!" Perintah kak rendy dan tak tama telepon terputus.

setelah itu aku hanya terisak menangis.

"hey.." tiba-tiba ada suara yang memanggilku. Tapi suara itu entah dari mana.
"hey...hey..." terdengar lagi. Aku mencari asal suara itu.

Aku menemukanya. Aku memicingkan mata ke asal suara itu berasal.

"hey,, ngapain lu disitu? Bahaya." orang itu bertanya padaku. Aku tidak menjawabnya. "ayo turun!" Perintahnya. "buruan turun. Gw bantuin sini" aku masih menatapnya.

"Hey, buruan." Oke aku mencoba menurutinya.
Dengan hati-hati aku turun dari pohon. Saat sebentar lagi mencapai tanah di menyoruhku loncat. "loncat! buruan! gw tangkep entar"

Oh Good. Loncat? Oke-oke emang jaraknya nggak telalu jauh sih. Menarik nafas sejenak. Lalu aku mengangguk. Oke... 1... 2.... 3 .

HAPPP.....

dia menangkapku. Aku menatap tatapan matanya yang tajam dan dingin. Tak lama hanya bebera detik saja.
Terdengar suara sirine polisi. Mata ku bersinar dada ku yang sesak tadi bernafas lega. Tapi, orang ini terlihat begitu panik. Dan langsung berlari meninggalkan aku sendiri.

aku hanya menatapnya dari belakang hingga bayangannya hilang di telan malam.

Oke, Fokus Nindy! terlihat para polisi turun dari kendaraan yang ada namanya polisi itu, ada mobil yang seperti sedan itu,ambulans dan entah apa namanya itu. Aku melihat ada seorang polisi yang mendekat ke arahku. Tidak jelas muka nya . Tapi aku langsung berteriak memanggilnya. "KAK RENDY" dia hanya mengangguk. Lalu tanpa berfikir panjang aku langsung berlari ke arah nya dan memeluknya.

Aku menangis terisa di dalam pelukan kak rendy. Kaki ku lemas. "udah... udah... nggak papa. Gw disini. Tenang oke."

"kakak lama bangat datangnya" aku mendongak ke atas untuk melihat wajahnya dan menghapus air mataku.

"udah,,,udah,, yang penting sekarang elu aman sama gw. Oke" dia tersenyum sambil mengacak-ngacak rambutku.

"itu" aku menunjuk ke arah orang yang mungkin saja sekarang telah tewas itu yang tadi lehernya ke bacok celurit.

Kak rendy melihat kearah yang aku tunjuk. "iya, nanti ada yang urus. Sekarang lu ikut gw ke mobil dan tenangin diri lu. Nah,baru gw antar pulang elu." Aku mengangguk. Berjalan tetap sambil memeluk kak rendy.

Aku mengaut-ngaut muka dan kepalaku. Ketika aku melirik jam kecil berbentuk sapi berwarna kuning di meja kecil sebelah tempat tidurku, menunjukan pukul 03:30 . Aku memutuskan untuk tidak melanjutkan tidur. Bayangannya selalu menghantuiku.

***

MARRIAGE WITH YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang