04

465 31 2
                                    

Lembar jawaban sudah dibagikan, dan kini Aila telah membalik kertas yang langsung menampakan soal-soal remedial. Ia tersenyum mengingat materi itu sudah dikuasinya, berkat Aldric.

Maka hanya dari setengah waktu yang diberikan, Aila sudah mengumpulkan kertas jawaban beserta soalnya. Baru kali ini wajanya cerah setelah menghadapi soal-soal, biasanya wajahnya kalau engga ditekuk-ya lemes banget kayak orang baru keluar dari rumah sakit.

"Gimana remed nya? Pasti bisa ya, 'kan udah diajarin Aldric," goda Neta sambil melarutkan soda susunya.

"Gampang elah, mana si soal yang susah,"

"Gaya banget lo, La. Kalo engga diajarin Aldric juga paling sekarang lo udah ngomel-ngomel,"

" 'Kan emang gara-gara Aldric gue harus ngikut remedial ini."

"Siapa suruh mikirin Nando mulu,"

"Jangan kenceng-kenceng Neta, aduh Nando nya disitu nanti denger."

Neta hanya terkekeh melihat Aila yang tersenyum-senyum sendiri. Mungkin ada beberapa option untuk menjelaskan alasannya;

a. Aila senang karena lancar mengerjakan remedialnya

b. Aila senang melihat Nando seperti biasanya

c. Aila senang mulai dekat dengan Aldric

Meskipun option c tidak terlalu kuat, tapi Neta selalu berdoa agar bukan itu jawabannya.

***

Tempat itu hanya terisi seorang laki-laki yang sibuk dengan ponselnya. Bahkan ia tidak terlalu acuh dengan keadaan sekitarnya yang lumayan ramai. Para siswa lain sibuk duduk berkelompok sambil membicarakan hal-hal yang menarik bagi kelompok mereka.

Hari ini berbeda, entah atas dasar apa Aldric datang ke kantin. Yah, walaupun masih duduk sendiri dan asik dengan dunia yang ia buat. Tapi setidaknya mungkin itu kemajuan bagi seorang Aldric.

Seorang perempuan datang menghampirinya.

"Hai Dric, kok tumben ke kantin?"

Aldric tahu betul itu salah satu siswi SMA Pratama yang masih berani, dan mungkin belum kapok mendekatinya. Atau memang ia hanya ingin berteman dengannya.

Cowo itu tersenyum tipis. "Kadang gue butuh suasana baru,"

"Cari inspirasi baru lagi?" kali ini perempuan itu telah duduk disamping Aldric.

"Ya, mungkin masih sama."

"Tema apa kali ini?"

"Entah, gue masih engga tau." Aldric merapihkan kertas-kertas yang bertebaran di atas meja. "Gue duluan ya, Ta,"

***

Para murid SMA Pratama langsung kembali ke rumah masing-masing begitu bel pulang berbunyi. Tapi masih menyisakan beberapa siswi anggota cheerleader dan seorang kapten futsal SMA tersebut.

Nando tersenyum memperhatikan salah satu anggota ekskul yang sedang berlatih tersebut. Perempuan itu beberapa kali melakukan lompatan di udara dengan cantik, tanpa mengurangi senyum yang terukir.

Latihan dengan gerakan yang sama berlangsung beberapa kali, sampai salah satu orang mengatakan bahwa sudah cukup untuk hari itu. Mereka semua berkumpul membentuk lingkaran untuk berdoa bersama sebelum bubar dan kembali ke rumah masing-masing.

"Lomba kapan?" tanya Nando sambil memberikan botol air mineral yang sedari tadi telah dipegangnya.

"Sabtu, kamu nonton 'kan?" balasnya sebelum meneguk minuman.

Aila (discontinued)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang