XXIV

231 26 4
                                    

Menjelang tahun baru.

Jalanan malam jembatan pasopati yang berada di Bandung dipenuhi kendaraan, macet. Tidak seperti malam-malam Selasa seperti biasanya.

"Macetnya kok parah pak?" Tanyaku pada Pak Fadlan, supir yang Papa beri untuk mengantarku kemana-mana.

"Katanya ada kecelakan motor sama truk, neng," jawabnya seraya melihat ke arahku sekilas.

Aku hanya mengangguk.

Satu jam kemudian mobil yang dikendarai Pak Fadlan ini baru berhasil melewati lokasi kecelakan. Truk, motor yang terguling, dan satu raga yang dilumuri darah.

Sepatu itu...?

"Pak Fad, bisa tolong berhentiin mobilnya sebentar nggak? Saya mau lihat keluar sebentar," ujarku.

"Iya neng, tapi jangan terlalu lama ya."

Setelah Pak Fadlan memberhentikan mobilnya aku segera turun dan mendekati lokasi kecelakan.

Motor hitam, jaket hitam, tas jansport hitam, sepatu adidas, semuanya tertutupi darah tapi aku masih bisa menyadarinya.

Raga itu, kamu.


CoffeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang