Diary of Mrs. President

4.2K 296 35
                                    

Akhirnya setelah bertahun-tahun menabung, aku bisa membuka kedai kopiku sendiri. Walaupun aku hanya menggelar lapak di taman, aku sudah merasa sangat senang dan bangga. Ini adalah kedaiku, milikku sendiri.

Setelah lulus SMA aku menjadi pegawai tetap di sebuah kedai kopi yang berada tidak jauh dari sekolahku. Sebelumnya aku hanya bekerja paruh waktu di sana sepulang sekolah.

Selama lima tahun bekerja di kedai kopi, banyak sekali ilmu yang aku dapatkan. Aku mulai bekerja sebagai pekerja paruh waktu sepulang sekolah. Tugasku adalah mencuci cangkir-cangkir kotor, membersihkan lantai, meja, dan jendela kedai. Setelah beberapa bulan bekerja di sana aku mulai dipercaya untuk menjadi pelayan yang melayani pesanan para pelanggan.

Bosku mengatakan bahwa aku adalah orang yang supel dan ramah kepada para pelanggan, sehingga para pelanggan tidak segan untuk kembali ke kedai kopi kami. Aku pun beberapa kali mendapatkan predikat employee of the month.

Aku sangat menyukai lingkungan kerjaku. Walaupun aku hanya bekerja sebagai pelayan di sebuah kedai kopi yang tidak terlalu besar, aku sangat menikmati pekerjaanku. Selain karena bos dan rekan-rekan kerjaku di sana, aku juga bisa menjumpai berbagai macam pelanggan. Dari berbagai pelanggan yang datang ke kedai kami, banyak sekali pelanggan yang menarik. Kadang-kadang mereka mengajakku berbincang-bincang. Dengan begitu wawasanku bertambah dan aku mendapatkan banyak informasi yang berharga dari mereka.

Salah satu pelanggan yang menarik perhatianku adalah seorang pria muda yang hampir setiap sore datang ke kedai kami. Dari penampilannya, sepertinya ia adalah seorang mahasiswa, pakaian dan rambutnya terlihat rapi dan ia mengenakan kacamata. Ia juga selalu membawa tas selempang berwarna hitam kesayangannya. Ia tidak pernah memesan kopi di kedai kami, ia hanya meminum susu. Sambil menikmati segelas susu pesanannya, ia mengeluarkan buku dari dalam tasnya dan kemudian membaca.

Pemuda tersebut menarik perhatianku bukan hanya karena wajahnya yang tampan. Ia terlihat sangat berbeda dari pelanggan lain. Ia selalu datang sendiri ke kedai kami dan mengambil tempat di sudut ruangan. Sesekali ia memandang ke luar jendela dan menghela nafas, seakan-akan ia mempunyai beban yang berat di pundaknya.

Aku selalu bersikap ramah dan supel kepada setiap pelanggan, tetapi entah mengapa aku tidak berani mengajaknya untuk berbicara. Ia mempunyai aura yang berbeda yang membuatku merasa segan kepadanya.

Setelah beberapa tahun bekerja di kedai kopi, aku pun mendapatkan kepercayaan dari bosku untuk menjadi kasir. Aku tidak perlu lagi menjadi pelayan yang melayani pesanan pelanggan dan tidak lama kemudian aku menempati posisi sebagai barista. Aku lah yang membuat pesanan para pelanggan. Selama bekerja di sana aku mendapatkan banyak ilmu, bagaimana seharusnya aku memperlakukan pelanggan, mengatur keuangan, dan membuat menu pesanan para pelanggan. Setelah uang tabunganku terkumpul, aku pun siap untuk membuka usaha kedai kopi sendiri.

"Pergilah!" Bosku sama sekali tidak melarangku berhenti bekerja untuk membuka usaha kedai kopiku sendiri, justru sebaliknya ia sangat mendukungku. "Semoga berhasil! Jika kau membutuhkan bantuanku, datang saja!"

Aku merasa terharu atas semua dukungan bosku itu. Ia adalah orang yang mengajariku banyak hal. Rasanya berat meninggalkannya dan juga teman-temanku di sana. Kami sudah seperti sebuah keluarga. Aku juga akan kehilangan para pelanggan yang selalu mengajakku berbincang-bincang. Aku akan kehilangan semua kehangatan itu. Namun, aku harus meninggalkan semua itu demi menggapai cita-citaku sendiri.

.
.
.

Hari pertama kedai kopiku dibuka, pemasukan yang kudapatkan memang tidak banyak, hanya ada beberapa pembeli yang datang ke kedaiku di taman. Hal itu sangat wajar karena kedaiku baru buka pada hari ini. Para pembeli di kedaiku adalah para pengunjung taman, beberapa merupakan orang tua yang sedang menemani anak mereka bermain.

Diary Of Mrs. President (Yunjae Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang