Tapi sayangnya lebih banyak lagi yang nggak peduli, dan karena orang-orang seperti itu, dia kehilangan seseorang yang sangat disayanginya.

" Sama-sama nek, kalo gitu saya balik ke sekolah ya..., nenek hati-hati dijalan!", ucap Sunrise sambil tersenyum tulus pada sang nenek.

Setelah berpamitan pada nenek itu, Sunrise segera berlari kembali menuju sekolahnya lewat jembatan penyeberangan. Dia mengumpat kecil ketika waktu menunjukkan kurang dari 1 menit lagi gerbang sekolah sudah ditutup.

Dan benar saja, dia sampai di depan gerbang tepat pukul 07.01 WIB. Gerbang sekolah sudah ditutup, bu Endang guru BK yang galaknya minta ampun itu sudah berkacak pinggang di balik gerbang sambil membawa penggaris besi. Sekolahnya ini merupakan salah satu sekolah swasta terbaik di kota Surabaya, yang terkenal memiliki tingkat disiplin tinggi, dan juga gudangnya para murid-murid pintar. Nggak peduli kaya atau miskin diri lo, selama lo punya otak yang cerdas, lo pasti keterima sekolah disini. Tapi yah... rules are made to be broken, right? Buktinya masih ada aja beberapa siswa dengan IQ tiarap dan hanya mengandalkan kekayaan orang tuannya untuk bisa sekolah disini.

" Yah bu, cuman telat semenit juga!", protes seorang cewek yang sama-sama telat.

" Ya bu, kasihanilah kami bu....", koor anak-anak yang lain.

" Nggak ada!! Tidak ada toleransi apapun untuk kedisiplinan!", ucap bu Endang ketus.

Karuan aja ucapan bu Endang membuat Sunrise dan sekitar selusin anak-anak lain yang telat mendadak lemas. Sudah pasti, setelah absen di buku kedisiplinan, mereka akan dapat hukuman sampai bel jam pelajaran pertama selesai berbunyi.

Seperti saat ini, mereka semua dihukum untuk menyapu halaman dan taman depan yang letaknya dekat lapangan parkir. Perlu digaris bawahi, dimana banyak sekali daun-daunan yang gugur di area seluas 5 kali lapangan basket ukuran normal. Yah...ini susahnya punya sekolah gede.

" Ayo cepetan nyapunya..., inget jangan sampe ada satupun daun yang tertinggal, atau kalian semua tidak akan boleh istirahat!", ucap bu Endang, guru cantik yang judesnya minta ampun itu.

" Orang gila!! Gimana bisa kelar kalo tiap udah kita sapu, masih aja ada daun yang rontok... kenapa nggak sekalian dibakar aja ini semua pohon-pohonnya!", cicit Sissy, cewek kelas sebelah sambil menghentak-hentakkan sapunya kesal.

Sunrise terkekeh kecil mendengar gerutuan Sissy, " Sabar Sy..., perawan tua..maklumin aja kalo emosian!", ucapnya bisik-bisik, takut di dengar bu Endang.

" Laki mana yang betah punya istri macem dia Rise, medusa...hiii!", celetuk Sissy lagi.

Kegiatan menyapu mereka terhenti ketika tiba-tiba sebuah mobil Aston Martin Silver melenggang masuk begitu saja menuju parkiran. Seketika pandangan para murid yang sedang di hukum menjadi fokus ke mobil itu. Mereka paham betul siapa pemilik mobil tersebut, dan tanpa dikomando para cewek-cewek termasuk Sissy tiba-tiba saja mendadak centil dan langsung merapikan dandanan mereka. Sunrise yang melihat hanya memutar bola matanya jengah.

Inilah yang dimaksud 'rules are made to be broken' tadi. Namanya Orlando Adelio, salah satu dari sekian murid dengan IQ tiarap yang kebetulan anak orang kaya, artis, dan merupakan salah satu anggota The King's.

The King's adalah sekumpulan cowok-cowok ganteng, popular, tajir, dan penguasa di sekolah ini. Mereka beranggotakan 4 orang cowok dengan berbagai taraf kegantengan yang nggak biasa. Nggak ada satupun murid di sekolah ini yang berani melawan mereka, tentu aja...karena orang tua mereka rata-rata orang berpengaruh di kota ini. Bahkan para cewek-cewek pun nggak segan-segan untuk menyerahkan diri mereka secara sukarela kepada mereka, sampai ngantri malah.

Tapi di mata seorang Sunrise, mereka nggak lebih dari sekumpulan cowok brengsek tukang mainin cewek dengan IQ tiarap. Tukang bully, tukang bikin rusuh, suka semena-mena dan nggak pernah respect sama keadaan sekitar. Sejak awal pindah kesekolah ini, Sunrise benar-benar nggak suka sama mereka.

Sunrise Addict [ completed ]Where stories live. Discover now