THE KING'S

54.9K 2.5K 129
                                    


Hallo.....akhirnya part perdana sunrise addict muncul juga!!

hope u like it guys....^_^

vommentnya di tunggu, kritik saran yang membangun apa lagi!!

selamat membaca :*


--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------



Sunrise gelisah dari tadi, sambil sesekali melirik jam tangan mungil di pergelangan tangan kirinya. Ini hanya sisa 10 menit sebelum gerbang sekolahnya di tutup dan dia dinyatakan terlambat. Akhirnya bis yang dia tumpangi berhenti juga di halte dekat sekolahnya, dia segera melompat turun lalu berjalan menuju gerbang sekolah.

Baru 5 kali melangkah, matanya menangkap sosok seorang nenek tua renta dengan pikulan khas tukang jamu di punggung lemahnya. Sang nenek kelihatan ragu untuk menyeberang, terang saja...jam-jam sibuk begini kendaraan sedang padatnya berlalu-lalang, apalagi jalanan di depan sekolahnya ini merupakan jalan raya besar.

Merasa empatinya terusik, Sunrise mendekati nenek tersebut.

" Nenek mau kemana?", tanyanya sopan kepada sang nenek.

" Nenek mau nyeberang nduk, tapi ini kok ya rame banget jalannya", jawab sang nenek sambil memperhatikan lalu lintas di depannya.

" Nenek nyebrangnya jangan disini, tuh deket halte ada jembatan penyebrangan, bahaya nek kalo nerobos jalan raya!", Sunrise mencoba memperingatkan sang nenek.

" Nenek juga maunya begitu, tapi ini nenek sudah ndak kuat kalo harus naik turun tangga bawa gendongan berat seperti ini", ucap sang nenek sedih.

Sunrise mencelos mendengar ucapan nenek itu. Memang sih kalo dipikir-pikir, nggak seharusnya orang setua ini masih nyari nafkah dan harus menempuh perjalanan berat. Melihat nenek ini membuat Sunrise berjanji dalam hati kalo dia nggak akan pernah membiarkan orang tuanya bekerja saat seusia nenek ini nanti.

Dia kembali memperhatikan jam ditangannya, kurang 7 menit lagi bel sekolahnya berbunyi. Tapi dia juga nggak tega meninggalkan nenek ini disini, akhirnya setelah menimbang-nimbang sebentar, dia memutuskan untuk membantu sang nenek lebih dulu.

" Sini nek, bakulnya biar saya aja yang bawain. Ayo saya bantu lewat jembatan penyeberangan!", ucapnya.

Tanpa memperdulikan sang nenek yang masih bengong mendengar ucapannya, dia segera mengambil alih beban dalam gendongan punggung sang nenek, kemudian menggandeng nenek itu untuk menuju jembatan penyebrangan.

" Loh...nduk, ndak usah toh...nanti kamu telat sekolahnya!", protes sang nenek saat mereka mulai menapaki tangga jembatan penyeberangan.

Sunrise tersenyum kecil pada sang nenek, " Nggak apa-apa kok nek, masih keburu!".

Dalam hati dia mengumpat juga, ternyata bakul berisi jamu-jamuan tradisional ini bukan barang yang enteng. Apalagi tubuhnya juga tergolong pendek dan nggak berisi, kegiatan naik turun tangga jadi terasa semakin berat dengan beban di punggunggnya. Bagaimana bisa nenek se renta ini masih harus tiap hari berkeliling membawa beban seberat ini, dia aja yang masih muda baru sebentar udah kepayahan.

" Terimakasih yo nduk, ternyata masih ada juga anak muda yang peduli dengan orang-orang di sekelilingnya", ucap nenek itu saat mereka sudah mencapai seberang jalan.

Hati Sunrise terasa nyeri saat mendengar ucapan sang nenek.

' ternyata masih ada juga anak muda yang peduli dengan orang-orang di sekelilingnya'

Sunrise Addict [ completed ]Where stories live. Discover now