"Bombarameh ggotipdo [Di musim semi bersama kelopak bunga]"

"Banggutbanggut ootumyuh [Tersenyum, tersenyum sambil tertawa]"

"Chamsedo jjekjjekjjek [Burung pun, cip cip cip]"

Seul Bi tertawa geli dan Mi Ae tetap melanjutkan penuh semangat "Norehamyuh choomchoonda [Bernyayi sambil menari]"

Seul Bi menarik tangan Mi Ae dan mengajaknya keluar rumah utama melewati taman tengah menuju dojo. Dojo terletak di bangunan yang terpisah agak jauh dari rumah utama jadi mau tidak mau Seul Bi dan Mi Ae harus berlari-larian di tengah badai salju menuju dojo agar tidak terlalu basah nantinya.

"Seul Bi noona7 ! Mi Ae !" seruan terkejut itu keluar dari mulut Jeong Il begitu melihat Seul Bi dan Mi Ae yang baru memasuki dojo dan sibuk membersihkan baju masing-masing dari salju. Pas sekali, Jeong Il baru saja selesai menata pedang bambu yang baru dipakainya

"Jeong Il oppa !" balas Mi Ae. Mi Ae langsung berlari dan menghambur ke pelukan Jeong Il yang tampak kewalahan saat harus menggendong Mi Ae yang beranjak usia 6 tahun itu.

Seul Bi tersenyum lalu melirik Sang Ryung yang masih berdiri diam di tengah dojo dengan pedang bambu di tangan kanannya. Hanya punggungnya yang bisa Seul Bi lihat karena Sang Ryung berdiri memunggunginya. Sang Ryung sama sekali tidak bergeming, entah dia sadar dengan kehadiran Seul Bi dan Mi Ae atau tidak.

"Bagaimana latihannya ?" tanya Mi Ae tiba-tiba

"Parah" jawab Jeong Il sambil tertawa. "Sang Ryung hyung8 tidak ada yang bisa mengalahkan" lanjut Jeong Il sambil membayangkan hasil latihannya dengan Sang Ryung barusan. Mi Ae membulatnya bibirnya dan menatap bangga ke arah Sang Ryung. Tanpa pikir panjang, Mi Ae langsung berlari ke arah Sang Ryung

"Sang Ryung oppa !" kali ini Sang Ryung menoleh kaget ke arah Mi Ae yang sudah siap untuk menghambur ke pelukannya. Buru-buru ditangkapnya tubuh Mi Ae dan diangkatnya begitu saja. Padahal tadi Jeong Il agak kerepotan saat Mi Ae menghambur tiba-tiba ke arahnya.

"Sang Ryung oppa, ajari Mi Ae seni pedang !"

Sang Ryung tidak menjawab apa-apa, hanya menatap dua manik mata Mi Ae dengan tatapan penuh tanda tanya. Seul Bi tertawa dalam hati. Sang Ryung sama sekali tidak menyadari kehadirannya dan Mi Ae tadi.

"Eh, em, baiklah" jawab Sang Ryung lambat. Mi Ae tampak tidak peduli dan tersenyum lebar. Yang penting Sang Ryung oppa mau mengajarinya seni pedang !

Sang Ryung menurunkan Mi Ae dan jongkok di hadapannya. "Lusa kau baru berusia 6 tahun kan ?. Tunggulah sampai hari itu baru kau bisa ikut berlatih" ucap Sang Ryung. Kata-katanya yang kaku dan formal terlihat lucu saat diucapkan di hadapan anak kecil. Mi Ae lagi-lagi tidak memperdulikan hal-hal sepele dan mengangguk penuh semangat.

Kali ini Sang Ryung menyadari kehadiran Seul Bi. Seul Bi diam saja. Tidak tau harus bicara apa. Sang Ryung menghembuskan nafas panjang lalu beranjak dan meletakkan pedang bambunya di samping pedang bambu lainnya. "Ayo kembali" ucapnya datar

"Kalian sudah selesai berlatih ?" tanya Seul Bi pada Jeong Il

Jeong Il tersenyum "Yep"

Seul Bi mengalihkan pandangannya ke arah pedang-pedang bambu yang disusun rapi itu. Kecewa tentunya tidak bisa melihat Sang Ryung dan Jeong Il berlatih. Seul Bi mau tidak mau harus menelan kekecewaannya sendiri.

Mi Ae langsung merajuk pada Jeong Il, minta digendong. Jeong Il tertawa geli dan menggendong Mi Ae yang langsung menggelayut manja padanya. Sang Ryung lekas memakai durumagi9-nya dan mengambil gat miliknya yang ia letakkan di atas lantai dojo.

"Siaapp ?" tanya Jeong Il dan mengambil kuda-kuda untuk lari

"Siap !" jawab Mi Ae girang. Seul Bi tersenyum geli melihat betapa lengketnya Mi Ae pada Jeong Il. Jeong Il langsung ambil langkah seribu, berlari menembus badai salju yang sudah sedikit reda menuju rumah utama dengan Mi Ae di gendongannya.

Seul Bi sudah bersiap akan berlari juga sampai tiba-tiba kepalanya terselundupi sesuatu.

"Lain kali, suruh Mi Ae memakai pungcha miliknya sendiri" kata Sang Ryung tiba-tiba

Seul Bi membelalak kaget menatap Sang Ryung yang langsung berlari menembus badai salju. Tanpa gat miliknya. Seul Bi meraba-raba kepalanya yang kini ditutupi gat milik Sang Ryung.

Saat ini anak-anak lainnya pasti sudah kembali ke rumah utama setelah berjalan-jalan di kota. Kalau mereka melihat Sang Ryung dengan rambut pirangnya itu, pasti mereka akan mengerubuti Sang Ryung, terutama anak-anak yang masih kecil. Mereka akan menghujaninya dengan pertanyaan-pertanyaan soal rambutnya itu dan memainkan rambutnya. Sang Ryung paling benci itu jadi ia sama sekali tidak pernah melepaskan topi ini dari kepalanya kecuali saat makan dan tidur.

"Aku harus mengembalikan ini segera" gumam Seul Bi. Merasa bersalah.



1 basshi daenggi : hiasan rambut dibuat dari kain tipis yang lembut

2 dwikkoji : hiasan rambut yang biasa dipasang pada cepol rambut

3 Komawo :  terima kasih (informal)

4 noonim : panggilan untuk kakak perempuan (formal)

5 oppa : panggilan untuk kakak laki-laki (oleh adik perempuan)

6 pungcha : topi musim dingin tradisional Korea

7 noona : panggilan untuk kakak perempuan (oleh adik laki-laki)

8 hyung : panggilan untuk kakak laki-laki (oleh adik laki-laki)

9 durumagi : pakaian terluar Hanbok




Nabi "Butterfly"Where stories live. Discover now