Part 2

25 1 0
                                    

Jessa terlihat sederhana malam ini dengan dress merah selutut, Yves Saint Laurent mini bag berwarna biru, sepatu hak tinggi berwarna merah, serta rambut hitam panjangnya yang ia gerai. Seluruh mata menatapnya saat ia memasuki lobi hotel. Para wartawan pun dengan sigap mulai mengerubutinya. Jessa hanya tersenyum tipis dan meminta agar diberi jalan.

"Jessa apakah nanti anda akan menyanyikan sebuah lagu?" Tanya salah seorang wartawan yang dibalas anggukan dan senyuman oleh Jessa.

Jessa telah berhasil masuk ke ruang inti acara dengan susah payah. Sudah banyak tamu yang berdatangan, ia dan Riska memilih untuk duduk dipojok belakang agar tidak menjadi sorotan. Jamuan makan malam sekaligus penggalangan dana untuk anak-anak membutuhkan yang diadakan Reinhart Group ini bukan pertama kalinya, namun Jessa baru bisa datang sekarang karena jadwalnya yang sangat sibuk.

"Jess, aku ambil minum dulu ya. Kamu mau aku ambilin apa?"

"Air putih aja Ris." Riska mengangguk seraya menjauhi Jessa.

Pandangannya menyapu seluruh inti ruangan. Ada panggung lebar di depan sana, ada gitar di pojok panggung, dan di tengah-tengahnya ada podium. Tatanannya terlihat casual tapi indah.

Para tamu hanya sebagaian orang yang Jessa kenal, karena sama-sama dari kalangan public figure. Sedangkan sisanya, Jessa sama sekali tak mengenalnya.

"Ini Jess, diminum."

"Makasih." Jessa meminum air putihnya.

"Jess, kamu tau nggak kalo pemilik dari Reinhart Group itu masih muda?"

"Yah, dengar-dengar sih begitu." Jawab Jessa kurang yakin.

"Tadi aku nggak sengaja ngeliat dia, ternyata dia ganteengg bangeett. Coba kalo aku belum punya pacar, aku gebet deh" Cerita Riska menggebu-gebu. Jessa hanya terkekeh geli melihat tingkah laku sang manager.

"Inget Roland Ris." Riska mengerucutkan bibirnya kesal dan aku hanya menggeleng geli.

"Kepada Bapak Darren, kami persilahkan naik keatas panggung untuk memberikan kata sambutan. Kepada beliau kami persilahkan." Suara tepuk tangan terdengar seantero ruangan.

Seseorang dengan tubuh atletis jika dilihat dari belakang berdiri dan berjalan kearah podium.

"Eh, Jess. Itu yang namanya Darren, ganteng kan?"

"Percuma Ris, nggak keliatan kan jaraknya jauh."

"Oh iya ya. Hehehe.." Riska terkekeh geli. "Oh ya, katanya dia belum punya pacar lho Jess."

"Kamu tuh dapet gosip kayak gitu dari mana sih Ris, bisa aja." Jessa menggeleng tak percaya.

"Namanya juga gosip Jess, ya dari mana-mana."

"Bisa aja deh kamu. Oh ya, aku tampil kapan?"

"Sebentar lagi deh kayaknya Jess.." Belum selesai Riska menjawabnya, riuh tepuk tangan terdengar lagi.

"Terimakasih pak Darren atas kata sambutannya. Dan tak lupa tamu spesial kita pada malam hari ini adalah Jessaya Clarista. Kepada Jessaya Clarista di mohon naik keatas panggung."

Tepuk tangan dan siulan-siualan terdengar jelas saat Jessa naik keatas panggung dan duduk untuk memainkan gitar.

"Malam ini Jessa akan membawakan sebuah lagu yang berjudul Flashlight." Jessa mulai memainkan gitarnya.

When tomorrow comes

I'll be on my own

Feeling frightened of

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 21, 2015 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

JESSAYAWhere stories live. Discover now