Plm-Three

167 15 9
                                    

Aku hanya mengangguk seraya tersenyum tipis.

Dia siapa? Mengapa dia bisa mengenalku? Wajahnya sangat familiar.
Apa aku pernah bertemu dengannya? Tapi dimana ya???

Ahh tapi apa peduliku, Vano saja aku tidak tahu asal usulnya mengapa dia bisa kenal denganku. Huh, keterlaluan memang!

"Sekolah disini?" Dia bertanya padaku.

Aku mengangguk, lagi.

"Mau kemana?"

Aku diam sejenak, mungkin lebih baik aku bertanya dimana letak toilet yang di sebutkan pak Didi tadi. Ah jenius!

"Nyari toilet di suruh pak satpam, dimana ya?

"Pasti hukuman"

"Iya, toilet wanita dimana ya? Aku terus bertanya tidak ingin membuang waktu.

"Toilet wanita yang mana? Kelas 10, 11, 12???

"Semuanya"

Dia pun memberi tahu dimana lokasi tempatnya berada. Katanya toilet itu saling berdampingan hanya di pisah oleh dinding, jadi aku tidak perlu susah-susah mencari letak tempat-tempatnya.

"Gue pergi dulu ya, makasih" aku melangkah pergi setelah mengucapkan terima kasih.

"Iya sama-sama, perlu gue anter gak?" Dia berbicara padaku yang sudah mulai menjauh darinya.

"Gak usah,, sekali lagi makasih" kataku setengah berteriak menolak tawarannya.

Jelas lah aku tidak mau, kenal saja tidak. Dari pada aku berbuat sesuatu yang buruk padanya, lebih baik aku pergi sendiri.

~

Aku berjalan menyusuri koridor. Dia bilang tidak jauh dari sini, tinggal belok kiri di ujung koridor sana.

Sampai di belokan aku melihat seorang siswi berdiri sambil memainkan ponselnya seperti sedang menunggu seseorang.

"Cantik" gumamku pelan.

Aku berjalan melewatinya. Dan berhenti didepan pintu, di tempat tujuanku.

Aku segera masuk untuk membersihkan toilet ini. Tidak ada waktu lagi, aku harus segera menyelesaikannya.

Aku meletakkan tas ku di dekat wastafel, tak lupa juga ku masukkan sapu tanganku ke dalam tas.

Aku mengambil peralatan-peralatan yang di perlukan. Tidak usah jauh-jauh mencari karna disini sudah disediakan tempat khusus untuk menyimpan alat-alatnya, bahkan pewangi lantainya juga ada.

Aku mulai membersihkannya.
Menyikat, menyiram, menggosok, ditemani dengan suara percikan air dari keran. Untung saja kamar mandi ini bersih, tidak bau seperti kamar mandi sekolah pada umumnya, jadi aku juga tidak terlalu keberatan menjalani hukumanku.

Ku bersihkan toilet yang lainnya juga, setelah selesai aku berjalan keluar meninggalkan toilet yang sudah bersih dan wangi. Aku mengepel lantai di luar kamar mandi yang menghubungkan jalan ke koridor. Sambil bersenandung kecil ku lirik jam tanganku yang lupa ku lepas tadi, sudah hampir jam delapan, aku harus cepat.

Ku pel lantai dengan gusar tanpa sadar bahwa ada seseorang di belakangku yang ingin masuk ke kamar mandi, tetapi akhirnya terpeleset karna lantai yang licin juga karna badan ku yang tak sengaja mendorong badannya.

Aku menghela nafas, mengapa masalahku tak pernah berhenti.

Ku balikkan badan.

Siswi dengan wajah cantiknya dan tubuh bagaikan model jatuh terduduk sambil meringis kesakitan, aku membantunya untuk berdiri.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 10, 2015 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Please, leave me!Where stories live. Discover now