part 1

1.4K 38 0
                                    

"Hai Beijing, sebentar lagi aku akan menemuimu."gumamku dalam perjalanan.
Aku tidak sendiri. Aku bersama Marcello temanku.

Jam menunjukkan pukul 08.00 malam. Akhirnya aku sampai di Beijing.
"Selamat Datang di Beijing."kataku sambil tertawa kecil.

"Sudahlah, mari kita cari penginapan dekat sini."sahut Marcello.

Kami menemukan penginapan yang tak jauh dari bandara.
Kamarku dan Marcello berada di lantai 3 penginapan ini.

Sesampainya di kamar, aku langsung mandi. Kemudian aku berpakaian. Setelah mandi aku menonton TV sebentar sambil menikmati cemilan. Ketika jam menunjukkan pukul 10.00 malam, aku pun menghempaskan badabku ke tempat tidurku dan tertidur.

Di pagi harinya aku terbangun.
"Hei William, cepat kau mandi. Nanti terlambat."ucap Marcello.

Aku pun segera mandi dan berpakaian. Kemudian aku keluar penginapan.
"Wah, musim semi yang indah."ucapku.

"Sudahlah, ayo naik taksi. Itu taksinya sudah berhenti.

Aku dan Marcello masuk ke dalam taksi. Sesampainya di kampus, aku berjalan menuju ruanganku.
Karena asyik berbicara dengan Marcello, aku tak sengaja menabrak seorang wanita cantik.
"Ouch. I am sorry. Aku tak sengaja menabrakmu."ucapku.
"Tak apa."jawabnya
"Mari aku bantu membereskan buku bukumu."ucapku

Kemudian aku berjalan menuju ruanganku. "Cieeee. Kamu perhatian banget sama dia."ucap Marcello.

"Ah, bukan begitu...."jawabku.
"Ayo ngaku deh."katanya lagi.
"Huh" melampiaskan wajah kesalku.
"Iya iya aku minta maaf deh."sambil tertawa sedikit.

Mr. Qen masuk sebagai dosen pertama yang mengajarku di Beijing.
Di hari pertama kuliah ini, aku tidak ingin merusaknya.

Saat aku sudah keluar kampus. "Tunggu....." teriak Marcello dengan napas terengah engah.
"Kenapa?"tanyaku.
"Hari ini kita jalan jalan yuk."
"Bolehlah. Bagaimana kalo kita ke kafetaria?"

Setibanya di kafetaria, aku mencari tempat duduk.
"Selamat datang di kafetaria kami, ada yang bisa saya bantu?"kata pelayan.
"Aku ingin pasta dan mango juice."kataku.
"Aku ingin salad buah dan strawberry juice."ucap Marcello.

Tiba tiba Marcello melihat sesuatu. "Wil wil, itu kan cewek yang kamu tabrak tadi."
Aku kemudian menoleh ke arah yang ditunjuk Marcello.

"Woi ini makananmu sudah datang."teriak Marcello.
Aku pun terbangun dari lamunanku. Dan kembali ke meja makan.
"Cieee.... lagi memperhatikan cewek itu ya? Ehm... ehm..."
"Iya eh... engga engga bukan itu" jawabku.
"Ngaku deh. Tadi pagi kamu juga gitu kan?"sindir Marcello.
"Udah, makan sana."sahutku.
Aku dan Marcello pun makan.

"Eh, habis ini kita ke taman ya."kata Marcello.
"Hahahaha kamu mimpi. Aku sudah capek kamu aja situ sendiri."ucapku sambil pergi keluar kafetaria.

"Yaudah, malam aja kita ke taman ya. Eh tunggu dong."kata Marcello.
"Aku tidak akan pergi kesana. Lebih baik aku pergi ke pertunjukan Opera Cina."gumamku dalam hati.

Aku pun menuju penginapan menggunakan taksi. "Hei, aku tidur siang dulu ya."kataku.
"Aku juga."kata Marcello.

Di saat aku terbangun, jam sudah menunjukkan pukul 4 sore.
"Nyenyak banget sih dia tidur. Aku mau mandi dulu."kataku dalam hati.

"Uauaua. Jam berapa ini. Hah capeknya."ucap Marcello.
"Hey ikut aku tidak?"tanyaku.
"Ke taman?"
"Tidak, aku akan melihat pertunjukan Opera Cina."
"Yah, apa lebih baik ke taman saja?"
"Pergilah ke taman sana sendirian."ucapku.
"Aah..ah ikut kamu aja deh."kata Marcello.

Saatku tiba dipertunjukkan itu, ternyata cewek yang kutabrak tadi juga menontonnya.
"Ehm..ehm.. berapa kali ya kamu ketemu cewek itu ya?"
"Apaan sih."
"Jangan jangan jodoh nih ye."kata Marcello.
"Ah, kamu ini jangan gitu dong."ucapku dengan raut wajah kesal.

Pertunjukan Opera Cina akan segera dimulai. Aku memerhatikannya.
Namun aku tak mengerti maksud Marcello. Ia berbicara sendiri. "Hahahaha, ia memang seperti orang gila."tawaku dalam hati.

Sementara Marcello terlihat gelisah sejak awal pertunjukan tadi. Aku heran dengan tingkah lakunya saat ini.
"Hey apa yang membuatmu gelisah. Tampaknya dari tadi kau sangat gelisah."tanyaku.

"Ah, tidak apa apa"jawabnya.
Nampaknya ia menahan sesuatu sehingga ia tampak gelisah

Tunggu part 2 nya ya. Tapi gak tau kapan ngelanjutinnya. Vote and coment ya

1001 Cahaya di Langit BeijingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang