-The Beauty And The Beast-

28.5K 1.4K 110
                                    

"Oppa!!" Gadis berseragam SMA itu tampak ngos ngosan. Ini sudah hampir pukul tujuh, tapi ia masih berusaha mengejar seorang lelaki jangkung kurus di depannya dengan sebelah kaki yang tak beralas sama sekali. Telapak kakinya terasa nyeri karena barusan ia menginjak batu kerikil. Tapi Park Chanyeol, orang yang ia kejar, malah berjalan semakin cepat sambil tertawa tawa. Chanyeol hampir saja menabrak tiang listrik karena jalannya yang tidak fokus.

"Tidak mau... tidak mau!! Tidak mau sikat gigi!!" Chanyeol tampak menoleh sekali, memiringkan kepala sementara mulutnya penuh busa pasta gigi.

"Oppa bersihkan dulu mulutmu! Bagaimana kau bisa pergi dalam keadaan seperti itu?" Teriak Kim Yerim. Chanyeol malah tertawa tawa, tanpa berniat berhenti. "Hei!! Park Chanyeol!!!" Teriak Yerim semakin keras. Chanyeol masih berjalan dengan kepala yang sengaja dimiringkan ke belakang, tanpa sadar kalau di depannya sebuah mobil pick up sedang terparkir dan siap.

Braaaaakk!!

Yerim menutup matanya dan menghentikan langkah. Ya Tuhaaan.. kerusuhan apalagi yang di buat oleh Park Chanyeol?

"Aaaah... sakit... sakit... ini sakit... aah... Yerim..." Chanyeol tampak berjongkok sambil memegangi keningnya yang terasa sakit sekali. Dan sepertinya, ini sedikit berdarah.

~

Namanya Park Chanyeol. Usianya 25 tahun. Tubuhnya kurus-tinggi dengan potongan rambut yang kacau sekali karena dua hari yang lalu ia nekat menggunting rambutnya sendiri. Yerim belum sempat menarik dan mendudukkannya di kursi kayu di depan rumah untuk memperbaiki model rambut yang tak karuan itu. Dan hari ini, ia bahkan mencelakakan dirinya sendiri.

"Sudah aku bilang jangan lari, kan? Berapa kali aku katakan, kalau berjalan lihat kedepan. Lihat apa ada sesuatu yang bisa-"

"Aaah.. sakit.. Yerim... ini sakit.. sakit..." Chanyeol tampak berusaha menyingkirkan tangan Yerim yang memegang selembar kapas basah. Tapi saat Kim Yerim memelototinya, ia langsung menundukkan kepala. "Yerim jangan marah... Yerim jangan marah..." katanya dengan bibir mengerucut.

Yerim mencibirnya. Ia kemudian memasangkan sebuah plester bergambar Keroro ke jidatnya. "Selesai.." katanya sambil memperhatikan wajah Chanyeol dengan seksama. Sudah terlambat untuk pergi ke sekolah. Kalaupun ia kembali ke rumah sekarang, ia pasti akan dihabisi oleh ibunya. Kim Yerim berdecak, kemudian pergi ke swalayan yang terletak di sebelah apotik itu. "Oppa, tunggu di sini, ya? Jangan kemana mana, oke?"

Chanyeol mengangkat kepala, menatap Yerim dengan kedua matanya yang bening dan jarang terlihat fokus itu. "Yerim kemana? Yerim membeli roti dan susu? Roti dan susu?" Tanyanya berbinar binar. Yerim mencibirnya.

"Ya!! Akan kubelikan. Tapi kalau kau berani pergi maka habislah kau!" Ancamnya. Gadis itu kemudian menghilang dan kembali dengan satu kantong plastik di tangannya. Chanyeol tahu tahu sudah menengadahkan tangannya, mengira Yerim benar benar membelikannya susu dan roti. Yerim menarik napas berat. Ia kemudian mengeluarkan air mineral dan tisu dari dalam plastik.

"Aaaa.." perintah Yerim pada Chanyeol. Chanyeol kemudian menurut, membuka mulutnya mengikuti Yerim. Yerim kemudian membersihkan sisa sisa busa pasta gigi yang hampir mengering dengan tisu basah kemudian menyuruh Chanyeol berkumur.

"Roti? Roti.. susu.. susu.." Yerim tersenyum, memiringkan kepalanya menatap Chanyeol. "Uangnya tidak cukup. Nanti saja, ya?"

Chanyeol tampak memajukan bibirnya, merajuk. "Yerim bohong!! Yerim bohong!" Katanya sambik beranjak dari tempat duduknya. Yerim hampir saja berhasil menarik kemejanya yang tak dikancing itu, tapi rupanya Chanyeol benar benar marah. Itu terbukti dari jalannya yang semakin cepat. Chanyeol bahkan berlari kencang tepat di belokan. Dan kali ini Yerim benar benar kehilangan Chanyeol.

The Monster (Chanbaek ver)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang