Chapter 1 Kabar Yang Tidak Disangka

367K 7.4K 137
                                    


Thank You For Vote My Story, I Really Appreciate It

JANGAN MEMPLAGIAT CERITA INI JIKA TIDAK INGIN TERKENA KARMA!!

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Shelley mengambil tasnya lalu berjalan keluar dari ruang kerjanya, dia sudah merindukan kasur empuknya, seharian ini Flower Shopnya banyak mendapat pesanan buket bunga. Walau, lelah tapi dia merasa sangat senang karena itu artinya banyak yang menyukai rangkaian bunganya dan buket bunga hasil karyanya. Shelley membuka pintu ruang kerjanya. Tiba-tiba Shelley dikejutkan dengan Sahabatnya yang tiba-tiba menghambur memeluknya.

"Kaget gue!" pekik Shelley.
"Hik, hik."
Jantung Shelley berdegub kencang saat mendengar Sahabatnya menangis, dia lalu melepas pelukan Sahabatnya dan menatap kedua mata Sahabatnya yang bengkak. "L..o ke..n..apa Pa..ge?" tanya Shelley dengan suata gemetar. Bukan jawaban yang Shelley terima dari Page, tapi yang ada Page semakin keras menangis. Perasaannya mendadak tidak enak. Dia lalu meraih dan menarik tangan Sahabatnya masuk ke dalam ruang kerjanya.

Sesampainya di dalam ruang kerjanya, Shelley mendorong pundak Page hingga duduk, dia lalu memberikan segelas air putih kepada sahabatnya. "Minum dulu."

Page meminum air putih yang diberikan Sahabatnya.

"Tarik napas nafas lo!" pinta Shelley ketika Page telah meminum air mineral.

Page menarik nafas panjang lalu menghembuskan keluar.

"Sekarang lo cerita sama gue kenapa lo menangis?" tanya Shelley dengan nada khawatir seraya menatap mata Sahabatnya yang bengkak.

"Tapi janji dulu sama gue. Kalau lo nggak bakal marah sama gue?" tanya Page hati-hati seraya meremas gelas yang dia pegang.

"Gue janji nggak akan marah sama lo," ucap Shelley seraya membentuk huruf V dengan dua jarinya.

"G..u..e...ha..m..il," ucap Page dengan suara yang gemetaran.

"WHAT!!!!" Pekik Shelley bagai tersambar petir di sore hari. "Siapa pria itu?" tanya Shelley dengan penuh amarah, setahunya Page lagi tidak dekat dengan seorang pria. Tapi kenyataannya! Page menggeleng dengan lemah. "Page, ini masalah serius! Beritau gue siapa pria yang telah menghamili lo?" desak Shelley menatap mata Sahabatnya.

"Gue hanya tau namanya Archer, gue ketemu dia di perayaan ulang tahun Brenda yang-."

"Diadakan di Club yang lo akhirnya datang sendiri," sambung Shelley langsung, ini 'lah mengapa hingga dia berumur 22 tahun, orang tuanya selalu mewanti-wantinya untuk tidak menginjakkan kaki di Club. Dia akhirnya mengerti apa yang ditakutkan orang tuanya.

"Shell, apa ini yang dinamakan one night stand, tapi kita berdua saat itu mabuk dan kita nggak sadar dengan apa yang udah kita lakukan," ucap Page lemah.

"Apapun itu namanya. Yang jelas pria yang bernama Archer harus bertanggung jawab atas bayi yang lo kandung," hardik Shelley dengan geram.  "Gue minta lo jangan pernah punya pikiran untuk menggugurkan kandungan lo atau gue bakal marah besar sama lo," tegas Shelley dengan nada mengancam.

"Gue nggak ada pemikiran jelek seperti itu, tapi Shell.., gue takut kalau Archer nggak mau bertanggung jawab atau Archer sebulan ini telah berstatus menjadi seorang Suami. Gue nggak mau merusak rumah tangga orang, hik," tangis Page pecah lagi, dia takut sekali dengan kenyataan buruk itu.

"Hilangkan pemikiran lo yang pesimis itu. Kita harus bertemu Archer sekarang juga." Shelley mengelus punggung Sahabatnya. "Hmm, tapi lo punya 'kan kontak Archer?" tanya Shelley was-was menatap mata Page yang semakin bengkak.

"Hik, gue nggak punya Shelley," tangis Page pecah lagi, dia semakin takut kalau tidak bisa menemukan Archer.

Tubuh Shelley semakin bertambah lemas mendengar apa yang dikatakan Sahabatnya. Bagaimana bisa menemukan Archer. Apalagi cuma tau nama panggilannya saja.

"Hik, gue nggak tau harus bagaimana? Mom, Dad, Kak Gervi pasti bakal marah besar karena gue mempermalukan nama baik keluarga."

Shelley memeluk erat pundak Sahabatnya. Hatinya sedih melihat Page menangis. Kalau saja Page wanita yang telah menikah tentu kabar ini menjadi kabar yang sangat menyenangkan. "Ayo berpikir, Shell! Lo harus bisa mencari jalan keluar," batin Shelley pada dirinya sendiri. "Wait, Page! Apa Archer undangan ulang tahun Brenda? Atau cuma pengunjung di club itu?" tanya Shelley seraya melepaskan pelukan dan menatap mata Sahabatnya.

Page berpikir sejenak mengingat kejadian sebulan yang lalu saat dia bertemu dengan Archer. "Wait! Sister sepertinya Archer kenal dengan Brenda, gue sempat melihat Archer menyapa Brenda," ucap Page serasa menemukan titik terang.

Shelley lega sekali mendengarnya setidaknya ada yang mengenali Pria itu. Shelley menghapus sisa air mata yang ada menempel di pipi Page. "Lo tenang ya besok gue akan ketemu dengan Brenda dan mencari informasi tentang Archer dan langsung menemui Archer."

Page dengan perasaan sedikit lega langsung memeluk Sahabatnya. "Makasih banyak, Sister." "Sama-sama Sister." Shelley melepaskan pelukan Sahabatnya lalu menatap intens kedua mata Page yang bengkak. "Gue minta lo jangan sampai stress karena gue nggak mau terjadi apa-apa dengan calon keponakan gue, lo mau janji sama gue?"

Page mengangguk. Shelley bisa sedikit tenang dengan respon Sahabatnya. "Oh, iya lo udah periksa kandungan lo ke Dokter kandungan?" tanya Shelley seraya menghapus sisa air mata yang menempel di pipi Sahabatnya.

Page menggeleng. "Gue tadi pagi hanya pakai testpack."

"Kalau begitu sekarang kita ke Dokter kandungan, gue ingin tau kondisi calon keponakan gue." Shelley mengelus lembut perut Page.

"Tapi Shell.., gue malu. Terlebih lagi kalau Papi dan Kak Gervi tau gimana? Semua Dokter di Jakarta udah mengenal mereka," ucap Page was-was.

"Lo nggak melakukan kejahatan kenapa lo mesti malu. Pokoknya lo tenang aja gue punya klien Dokter kandungan dan gue jamin Dokter itu bisa menjaga rahasia," ucap Shelley menenangkan Sahabatnya yang terlihat cemas. "Ayo." Shelley mengulurkan tangan kanannya.

Page menyambut uluran tangan Sahabatnya seraya bangun dari duduknya. dia beruntung sekali memiliki Sahabat seperti Shelley yang begitu care padanya dan selalu berada di sisinya juga melindunginya. Shelley menarik tangan Page berjalan keluar dari ruang kerjanya, apapun yang terjadi dia harus bisa menemukan Archer dan meminta Archer bertanggungjawab atas Bayi yang dikandung Sahabatnya.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

to be continue...

Arghh! My First Kiss With Playboy CEO (Telah Dibukukan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang