Love-

393 13 0
                                    

"Cinta adalah sebuah kejujuran
Cinta tidak akan menuntut kesempurnaan
Cinta akan memahami, menerima dan rela berkorban
Cinta pula mudah untuk memaafkan
Karena cinta seharusnya membuatmu bahagia bukan terluka"

***

Author Pov

Saat saat menyakitkan dalam hidupmu adalah melihat seseorang yang kau cintai bersedih. Ini yang aldo rasakan. Dia begitu sakit. Hatinya terluka. Dia hancur melihat gadis yang dicintainya terpuruk. Dan semua itu karenanya. Aldo merasa dia terlalu egois. Aldo merasa terbebani karena masa lalunya. Tak ada tempat untuknya bercerita. Bahkan kedua orang tuanya. Mereka terlalu sibuk. Atau malah mereka terlihat sok sibuk di depan aldo. Waktu untuk keluarga ini berkumpul tak ada sama sekali. Mungkin mereka juga tak menggangap aldo ada, begitulah pemikiran aldo.

Di keadaan terpuruk aldo hanya dapat menangis sendiri. Tak ada yang mengertinya. Bahkan keputusannya untuk menjadi seorang transgender tak ada yang mendukung sama sekali. Jika bukan karena kejadian 'itu' mungkin sampai sekarang aldo tak akan menjadi aldo. Walau sampai sekarangpun semua itu di sembunyikan dan dinggap sebagai aib dalam keluarga. Aib yang harus benar benar di sembunyikan. Yang artinya aldo harus benar benar di sembunyikan. Karena aib itu adalah aldo sendiri.

Aldo mulai bangkit. Dia memulai hidupnya. Walau aldo harus menggunakan topeng setiap harinya. Aldo tetap bertahan. Hinga aldo menemukan lia. Ya, mungkin menemukan bukan kata yang pas. Lebih tepatnya mengenal lia. Lia ,dia merasakan ada yang menarik dalam diri gadis itu. Sama seperti dia merasa tertarik dengan 'dia' dimasalalunya. Senyum lia, tingkah polosnya, semua terlihat sama. Membuat aldo jatuh cinta dan merasa nyaman dengan lia. Senyum dan kelakuan aldo tanpa topeng muncul hanya karena berada di dekat lia. Lia, gadis itu sungguh-

Aldo tersenyum miris.
"Bodoh lu rian!! Bodoh karena udah bikin dia terluka! Kenapa lu selalu bikin orang yang lu sayang terluka! Lu emang bodoh!" Aldo mulai mencaci maki dirinya sendiri. Rasa bersalah muncul kembali. Penyesalan memang selalu datang belakangan. Dan aldo sangat menyesal sekarang.

"Woy, rian!" Aldo merasakan tepukan di bahunya, aldo menoleh dan menemukan sosok udin sedang tersenyum lebar di sampingnya.
"Lu ngapa?" Udin terlihat kepo melihat aldo yang sejak tadi hanya diam saja. Udin tau sahabatnya itu bukan orang sepertinya yang selalu melakukan hal gila dan aneh tapi aldo juga bukan orang yang pendiam seperti sekarang. Sungguh bukan aldo.
Mendengar pertanyaan dari sohibnya itu aldo tersenyum. Kenapa udin perlu bertanya kalau sudah tau jawabannya.

"Udahlah bro, masih banyak cewe yang lain." Udin berucap kepada aldo yang di hadiahi tatapan mematikan dari aldo.
"Emang kata lu gua itu lu. Gonta ganti cewe udah kaya pembalut yang digonta ganti siang malem." Udin tertawa. Inilah aldo. Jebakannya berhasil, setidaknya aldo sudah berbicara seperti biasannya bukan sok cool seperti tadi. yah walau udin akui aldo adalah sosok sempurna cowok cool idaman semua wanita.
"Nah tuh lu tau bro. Ayo ganti udah gak nyaman nih." Udin berkata seraya menirukan gaya seorang wanita yang mulai tak nyaman dengan pembalutnya.

"Kampret! Najis gua sama lu! Sana pergi!" Bukannya pergi udin malah merenggangkan tangannya bersiap untuk memeluk sahabatnya itu.
"BAHARRUDIN pergi gak lu?!" Aldo tau persis cara mengusir udin yang ampuh. Cukup memanggilnya dengan nama belakangnnya yang terdengar menjijikan bagi udin sendiri.
"Okey! Aku pergi! Kita putus." Udin meninggalkan aldo sendirian yang sedang binggung melihat kelakuan sahabatnya yang mulai menjadi.

***

Bu Dian sedang memperkenalkan murid baru di depan kelas. Namun itu sama sekali tak menarik perhatian lia yang sedang menjelajah ke masa lalu dimana semua kenangannya bersama aldo sedang terputar jelas. Yang membuat lia tersenyum bahagia. Namun semua itu sudah sirna. Hubungan mereka telah berlalu.

You & I are DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang