CHAPTER 29

14.7K 952 1
                                    

Alex memeluk Gritte dengan senang setelah menerima kabar bahwa perusahaan mereka menang tender. Devan gagal menjegal perusahaan Alex dengan cara mensabotase karyawan terpercayanya. Alex mengganti workplannya dengan inisiatif baru yang jauh berbeda dengan ide sebelumnya.

"Akhirnya kita menang sayang, hahaha, udah gua bilang, kalau caranya picik ga bakalan ujungnya baik, ya ga?"ucap Alex merangkul pundak Gritte. "Ya, tapi itu juga kan karna pemikiran lo yang cemerlang Lex, makanya mereka kalah"ucap Gritte. "Jelas, Alex"ucapnya sok sombong. "Ternyata lo punya bakat juga kan di bidang ini, kenapa ga dilanjutin aja?"sindir Gritte sambil tersenyum. "Bukan passion gua disini"ucapnya tegas. "Meskipun gua yang minta?" Tanya Gritte cepat. Alex menatap Gritte dengan ekspresi dingin. "Lo tuh ya, selalu manfaatin kelemahan gua, oke, gua coba, tapi kalau gua ga tahan gua ga mau lanjutin"ucap Alex mengalah. Gritte tersenyum senang lalu memeluk Alex lagi.

Di tempat lain, Devan yang kesal karena kalah tender membuang semua benda yang ada di atas meja kerjanya hingga berjatuhan berantakan. "Aarrrrrggghhhh"teriak Devan geram. "Bang*at, kur*ng ajar, gua ga berhasil menghancurkan perusahaan keluarga Ali, aarrrggghhh, gua ga bakalan biarin dia sama Prilly hidup bahagia, dia udah buat harga diri gua jatoh, gua masih punya cara lain buat mereka"ucapnya penuh dendam.

***

Ali bergegas keluar ruangannya dan menuju parkiran untuk melajukan mibilnya ke rumah. Barusan si peneror mengancam akan mengganggu Prilly di rumahnya. Jantung Ali berdebar kencang, ia sangat panik, tangannya gemetaran dan ia keringat dingin. Ia mencoba menghubungi Prilly, tapi HP nya tidak aktif, makanya ia langsung bergegas pulang untuk memastikan Prilly baik-baik saja.

Sesampainya di rumah, Ali langsung menerobos masuk dan mencari keberadaan Prilly. Ali tidak menemukannya, ia bertanya pada para pembantunya, mereka bilang Prilly tadi harus ke toko terburu-buru karena ada yang harus dikerjakan katanya. Ali sedikit kesal, tapi karena panik akhirnya ia mencoba menyusulnya ke toko, namun niat batal karena ia melihat Prilly datang.

Ali berlari ke arahnya lalu menarik dan memeluknya dengan erat membuat Prilly kaget dan langsung balas memeluknya. "Sayang, kamu ko udah pulang?"tanya Prilly bingung. Ali tak menjawab, malah mengeratkan pelukkannya hingga Prilly bisa merasakan detak jantungnya yang kencang dan tubuhnya bergetar.

"Sayang, kamu kenapa sih, ada apa?kenapa?ada yang teror kamu lagi?Devan?" Tanya Prilly ikutan panik. "Kamu kemana aja sih, aku telponin HP kamu, tapi ga aktif"seru Ali sambil melepaskan pelukkannya. "Eee, aku harus ke toko bentar dan Hape aku lowbate, ada apa sih?"ucap Prilly penasaran. "Tadi dia telepon aku lagi, kali ini dia bilang bakalan dateng ke rumah dan bakal gangguin kamu"ucap Ali menjelaskan.

"Tapi daritadi aku baik-baik aja ko, ga ada apa-apa."ucap Prilly , "siapa yang ijinin kamu keluar sendirian?hah?aku udah bilang kamu jangan pernah keluar rumah sendirian, dan kamu udah janji sama aku kemarin, tapi apa, kamu malah pergi, tanpa kasih tau aku" teriak Ali yang kecewa dengan Prilly.

"Tapi sayang, beneran aku ga kenapa-kenapa, ya maaf aku tadi ga sempet kasih tau kamu, karena aku buru-buru dan emang niatnya cuma sebentar kesana, makanya sekarang aku udah balik kan?kamu jangan marah ya, pliss" jelas Prilly memelas. Ali meletakkan tangannya di pinggang sambil menggeleng tanda kecewa lalu masuk ke kamarnya dengan membanting pintu.

Prilly terkejut dan hanya bisa diam, ia belum pernah melihat Ali semarah ini, memang dia akui bahwa dirinya salah, tapi itu hal kecil yang ternyata berdampak sebesar ini. Prilly mengikutinya masuk ke dalam kamar lalu menghampiri Ali yang duduk tertunduk di pinggir tempat tidur mereka.

"Sayang, maafin aku, aku janjo deh ini ga bakal ke ulang lagi, aku minta maaf banget"ucap Prilly merajuk. "Kamu ga tau gimana paniknya aku tadi, aku hampir kaya orang gila dijalanan, kebayang ga kalau aku sampe kecelakaan?"ucap Ali tegas. Prilly bingung dan hanya bisa menyandarkan kepalanya di pundak Ali, merangkul lemgannya sambil mengucapkan maaf berkali-kali.

Give Me Your Heart RepublishedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang