Chapter Two : Frog...where are you? (Pond? Yaiks!!)

Mulai dari awal
                                    

"Huh...huh..huh..Maaf pak, saya terlambat"Mikha nyelonong kedalem lab sambil ngos ngosan. Ada rasa lega 'dikit' pas tau kalo dia ternyata dateng juga. "Kamu, sekelompok dengan Elvira" tanpa ba-bi-bu pakKu menunjuk meja lab ku, Mikha lalu berjalan ke arah sini. "Kodoknya mana Mik?"Tanyaku panik, melihat dia kesini dengan tangan kosong "Hah? Astaga...gue lupa Vi!"Mikha hampir berteriak.

"Heh, ada ribut ribut apa ini?!"PakKu nyamperin meja kami "Lho, kodok kalian mana?!"Matanya melotot khas penari Bali yang jingkrak jingkrak di atas bara api. Kebayang kagak seremnya? Kalo ngga, ya...It's ok lah. Ini kan bukan film horor. Tidak, betul?

Sumpah, gue merinding ngeliatnya!

"I..itu pak. Hm, ketinggalan"Mikha menjawab takut takut "Ketinggalan?!"

Nah lo!

Kumis PakKu udah goyang ember, sebagai tanda bahaya. Aku mencengram lengan Mikha kuat kuat, samar aku mendengar ia meringis sakit.

"Mikha...Elvira...gggrrr.!!!"

...

"Elo sih ah"aku memasukkan sebelah kakiku ke dalam kolam sekolah dengan kesal "Iya deh iya...Maaf Vi. Gue kan nga tau kalo gue bakal di tinggal"Mikha mengubek ubek dasar kolam dengan sebelah tangannya. "Eh Vi vi...sini"Mikha berbisik memanggilku "Apaan?"Aku menghampirinya "Tuh liat"ia menunjuk ke arah pancuran, ada seekor kodok yang lagi mantai di sana "Haa, lo tangkep"aku nyengir kuda ke arah Mikha "Ish"ia mendecak tapi jalan juga. Muahaaahahahha

Hup!

Gotcha!!

"Pawang kodok emang lo, hhahaha"aku berseru kegirangan dari sini. "Kandangnya oii !! Bukan ketawa"Mikha memelototiku "Woops...sorry boss"aku berjinjit mengambil kandang di ujung kolam. Lalu menghampiri Mikha dan sang kodok. "Haaahhh..."Kami menghela nafas lega.

Tapi tunggu...Mikha kok main keluar keluar aja dari kolam. "Mik...ish...kodok gue gimana ?!", "Cari aja sendiri!!"Mikha langsung kabur dan berlarian ke arah kelas membawa sepatunya "Mikha!!!!"Aku berteriak frustasi.

Ish....dasar nyebelin!!!!

Nambah lagi deh alien dalam hidup gue.

Ganteng sih. Tapi nyebelin gini!!!

Jadi, dengan rasa kesal yang se gunung Himalaya, aku melanjutkan misi mencari kodok. "Hei Vi"seseorang menepuk bahuku "Eh,hei J.. Reu...?"Aku melihat kedua orang itu, berdiri mantengin kolam "Ngapain lo di sini?"Tanya J "Gue? Nyari kodok"aku melanjutkan berjalan mengelilingi kolam "Hah kodok?"J kayaknya bingung, ngapain gue pagi pagi udah nyariin kodok "Buat apaan?"

Tuh kan! Dia nanya lagi

"Buat di cium, ntar kalo udah jadi pangeran, gue nikahin!"Jelasku serampangan, kesel gue lama lama. Mana kodoknya ngga nongol nongol pula "Gue bantuin ya Vi", aku menoleh ke arah mereka, dan Reu udah mulai ngelepas sepatu dan menggulung celananya. "Eh, nga usah. Gue ngga mau kena masalah sama guru kalian"larangku. Jelas aja.

Konon katanya, guru kelas 2 di SMA Melody ini sangar sangar. Lebih parah dari ke bringasan pak Ku ataupun kesangaran harimau yang mengaum di kebun binatang ragunan *eh

"Ngapapa kok," Reu memasukkan sebelah kakinya ke kolam "Guru bahasa gue lagi cuti hamil, jadi ngga dateng"lanjut Reuben. "Iya, udah seminggu ini ngga masuk"Jeremy menambahkan.

"Reu.."Panggiilku "Hm?"Ia berjalan menyeret air mendekatiku "Itu, ada kodok"aku menunjuk kodok galau yang mejeng di atas daon teratai. Habis di putusin pacarnya kali ya? Atau jangan jangan, ini saingannya kodok mantai tadi? Ya Ampuunnn

Reu mengangguk kecil sambil berjalan ke arah tu kodok.

1...

2...

3...

Hup!!!

Aku langsung nyamperin dia sambil jingkrak kegirangan "Masukin sini aja Reu"aku memegangi kantung kresek yang emang sengaja gue selipin di saku seragam, Reuben mengangguk lalu memasukkan kodok galau itu ke dalam kresek. "Hyaaa Reu...thanks berat udah nolongin gue. Selamat deh gue Whahaha"aku dan Reu berjalan ke bibir kolam "Urwell"Reuben mengacungkan jempolnya. Haaahhh Reu...

Baik banget sih lo...

Coba tiap hari lo kayak gini. Ganteng, kalem, ngga rese, udah gue kecengin dah dari kemaren kemaren #ngayal

" Btw Vi, emang beneran tuh kodok mau lo cium?"Je bertanya selagi Reu menolongku ke luar kolam "Nggak lah. Ni kodok mau buat praktek biologi"jawabku. Auch. Kok kakiku kayak ada yang gigit gigit ya?!

"Loh, bukannya kodok lo ada di Mikha?"Reuben merasa aneh "Iya sih, awalnya. Tapi adek lo tercinta itu telat masuk dan ngga bawa kodoknya. Eh giliran di suruh nyari kodok dan udah dapet, dia ninggalin gue. Apaan coba tuh"aku bercerita dengan semangat membunuh yang berapi api. Sumpah, nyebelin banget itu mahluk satu. Belom tau dia bisa gue buat jadi bergedel jagung apa?!

Eh, jangan deh. Bergedel jagung mah terlalu kasar. Yang lembutan dikit aja.

Bergedel kentang!! Muahahaha*evillaugh

"Hah? Beneran? Tapi kok gue..."Reu menggaruk kepalanya "Lo apa?"Aku berhasil keluar dari kolam, Kresek yang isinya kodok udah gue iket dan di gantungin ke dahan pohon. Kakiku kok makin sakit ya?

Penasaran, aku liat ke arah bawah dan...

Yak!!

Sial banget gue hari ini!!!!

"Lintah.."Pekikku tertahan "Hah? Lithium?"Jeremy menyahuti. Jeremy budek ngga tau waktu neh..

"Astaga..."Reuben membantu mendudukanku ke pinggiran kolam "Lepasin, aahhh tolongin gue!!!"perlu lo ketahui bahwa : Gue. Benci. Lintah!

Hewan lembek yang suka ada di lumpur dan hobinya nempelin orang sambil makan darahnya. Itu ngga lucu kalo ada di kaki gue!!

Mending kalo cuma satu! Ini ada...Hm....1...2...

Ada 4!!!

Eh, nga deng. Ini lebih dari empat!!

"Gue ngga bisa Vi, Lintah ngga bakal mau ngelepasin korbannya kalo dia belum kenyang"Reu terlihat panik "Bawa dia ke UKS Reu.."Saran Jeremy "Lo bisa jalan?"Tanya Reuben, J mengambil kresek kodokku juga sepatu milikku "Geli gue..."Aku bergidik memandangi kakiku sambil mencoba berdiri, tapi ketika gue jalan, lintahnya gigit gue makin keras "Auch.."Aku memekik nyeri. Dan Hup...

Reu, menggendongku dengan gaya bridal style. Lo tau? Yang kayak di film film Breaking Down itu tu...

Hyaaa....berasa putri kalo begini. Sayangnya ini dalam misi mencabut lintah yang ada di kaki ku. Coba kalo ngga?

"Muka lo pucet Vi"bisik Reuben di sela helaan nafasnya, ia berjalan cepat di antara koridor sekolah "Hah? Masa?"Aku memegang wajahku sendiri dengan kedua tangan "Eh, pegangan"ia membenarkan gendonganku "Whoaa"aku segera berpegangan lagi pada Reu, melingkarkan lenganku di lehernya yang kokoh. Kau tau? Berada sedekat ini dengannya membuat jantungku berdetak tak beraturan. Padahal, dari dulu, hobiku yaaa buat masalah sama anak cowo. Bukannya...begini.

Jeremy membukakan pintu UKS, Reu lalu menggendongku masuk dan mendudukanku di atas kasur UKS "Bentar ya Vi, gue panggilin dulu Bu Lidya nya"Jeremy menaruh keresek kodokku di atas meja lalu mengoper sepatuku pada Reu dan berlari ke luar UKS. "Emang sakit banget ya Vi?"Reuben memperhatikan kakiku "Nga, cuma perih"aku meringis memandangi nasib kakiku tercinta.

Gagal udah mimpi indah gue jadi model kaos kaki. Huhuhuhu #NangisGulingGuling

Pop CornTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang