CHAPTER 2

43.7K 1.6K 7
                                    


Hati tak pernah bisa memilih dengan siapa ia akan jatuh cinta, karena cinta tak pernah punya mata.

Pagi itu Ali dikejutkan oleh suara papanya yang masuk ke kama lalu membangunkan Ali dengan tergesa-gesa.

"Abang, bangun bang" seru Papanya. "Kenapa pa?" tanya Ali yang mengedipkan matanya masih mengantuk.

"Tolongin papa, hari ini kan ulang tahun pernikahan papa mama, papa mau kasih kejutan, papa lagi pura-pura lupa, tapi papa mau kasih kado nanti" ucap Papa sedikit berbisik. "Terus?" tanya Ali bingung.
"Papa minta tolong beliin kado buat mama, kira-kira apa ya yang bagus yang bisa bikin mama kamu seneng?" tanya papa.
"Aduh papa, udah berapa lama sih sama mama, masa itu aja ga tau, mama kan suka bunga" jawab Ali.
"oh iya ya, bunga aja ya, tapi yang bagus ya Li, biar mama kamu suka". "Iya, nanti aku cari yang bagus" ucap Ali lalu memeluk gulingnya kembali tidur.

"Lho, ko tidur lagi bang, bangun dong, beli sekarang, nanti siang si mama keburu pergi arisan" ucap papanya panik.
"iya, iya" sahut Ali lalu bergegas ke kamar mandi.

Hari ini Ali memang sedang tidak bertugas, dan biasanya ia hanya menghabiskan waktu di kamar atau mengunjungi pasien-pasiennya yang merupakan anak-anak, hanya untuk menghibur mereka yang harus dirawat di rumah sakit. Setengah jam kemudian, Ali sudah siap dan segera melajukan mobil sportnya.

***

Pagi ini, Prilly yang sudah membuka tokonya dari pukul 07.00 pagi tadi sedang sibuk dengan tanamannya di workshop pribadi di bagian dalam tokonya. Ruangan itu sengaja ditutupi dengan kaca agar dapat terlihat dari luar, dan dibuat untuk membudidayakan tanaman-tanaman yang akan di jual di toko itu. Di pinggir ruangan diletakkan 2 kursi dan 1 meja Coffee dari besi yang biasa dipakai Prilly jika sedang menikmati minuman kesukaannya sambil memandangi mini kebunnya yang sangat indah.
Prilly dengan kemeja kotak-kotak dan celana kodok serta topi berkebun dan sepatu bootsnya terlihat sedang mengaduk tanah dicampur pupuk untuk menanam tanaman barunya, sarung tangannya sudah penuh dengan tanah.

Kejadian semalam membuatnya ingin tetap sibuk dengan pekerjaannya, dan Prilly tidak mau terlalu berlarut-larut dalam kesedihannya.

"Ka Illy, mau Princess bantuin ga, kayanya dari tadi lagi galau banget ya?" tanya salah satu karyawan Prilly, pria kemayu, berbadan kurus dan bertampang seperti Aming pelawak itu menyebutkan namanya dengan panggilan Princess. Meskipun begitu, dia merupakan karyawan Prilly yang paling loyal dan selalu bisa diandalkan layaknya seorang asisten. Princess tahu semua tentang Prilly, karena jiwa kewanitaannya yang kuat, princess terkadang ikut empati merasakan apa yang dirasakan Prilly.

"Ga apa-apa Che, gua cuma mau ngerapiin ini aja, dari kemarin ga sempet-sempet, sayang nanti tanamannya ga seger lagi kelamaan di pendingin" ucap Prilly lembut pada Princess. "Ok deh cin, kalo perlu apa-apa panggil akika aja yey" sahut Princess lalu keluar dari ruang kaca tersebut dan kembali ke toko yang dapat terlihat dari workshop Prilly tersebut.

***

Ali memarkirkan mobilnya di depan toko bunga bercat dominan pink bermotif bunga-bunga tersebut. Toko yang tertutup kaca tersebut terlihat menarik karena display tanamannya langsung dapat terlihat dari luar. Ia mengunci mobilnya dan segera masuk ke toko bunga tersebut. Meskipun masih pagi, toko bunga tersebut sudah terlihat ramai, namun tetap terlihat nyaman. Ali berkeliling melihat semua bunga di toko itu. Saat Ali hendak memegang bunga yang ditata rapi di hadapannya, tiba-tiba ada seorang gadis yang menabraknya.

"Sori, sori, ga sengaja, gua lagi buru-buru" ucap gadis itu, ia sempat menatap Ali dengan ekspresi terpesona, lalu segera pergi ke bagian dalam toko. Ali mengikuti kemana gadis tersebut pergi, ternyata di dalam toko tersebut ada rumah kaca yang terlihat seperti gudang tanaman namun tersusun sangat rapi. Ali memperhatikan gadis tersebut bicara dengan emosi kepada gadis berpakaian tukang kebun dihadapannya.

Give Me Your Heart RepublishedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang