Hwa Hyeon yang namanya disinggung oleh Seo Hwa langsung menyahuti. "Waegeurae? Ada apa memanggilku Han Seo Hwa?" Hwa Hyeon sejenak menghentikan aktivitasnya.

"K-kau ingin ikutan We Got Money? Jeongmal? Dengan siapa?" Tanya Seo Hwa bertubi-tubi. Hwa Hyeon yang namanya tadi terpanggil hanya karena masalah ini menghembuskan napas pasrahnya. Dia tahu pasti setelah ini Seo Hwa akan mengatai dirinya gila. Ya tentu, kekasih saja tidak punya. Bagaimana dia ikut serta acara tersebut?

"Hei Seo Hwa, asal kau tahu. Dia itu licik. Jadi apapun akan dilakukannya untuk mendapatkan uang dua setengah milyar itu. Bukankah tadi dia berbicara dengan pengunjung Cafe?" Seo Hwa mengangguk paham. "Bisa saja itu kekasih bayarannya. Iya kan?" tutup Dong Hae.

"Omo!" Syok Seo Hwa dan Soo Hyun. Sedangkan Dong Hae tersenyum penuh kemenangan karena berhasil mengolok-olok Hwa Hyeon yang hanya berdiam membungkam mulutnya.

"Kalaupun aku melakukan hal seperti itu. Aku tidak merugikan kalian sama sekali kan? Tch..." decihnya lalu pergi meninggalkan ruangan Cafe menuju Staff Room. Menyudahi aktivitasnya yang belum diselesaikan. Mood-nya sudah memburuk. Dan dia sedang tak ingin berdebat karena ada masalah yang sedang menunggunya setelah ini. Masalah penting yang ingin dia akhiri secepatnya.

"Dong Hae Oppa kenapa berbicara seperti itu. Hwa Hyeon Eonni tidak seburuk itu koq..." Soo Hyun yang memang dekat dengan Hwa Hyeon merasa sedih karena sosok yang sudah dianggap Eonni olehnya diperlakukan seperti tadi.

"Aku merasa tidak enak pada Hwa Hyeon. Aish... bagaimana bisa aku berbicara ketus seperti tadi." Seo Hwa yang menyadari kesalahannya segera menuju Staff Room. Sedangkan beberapa karyawan melanjutkan tugas mereka merapihkan Ruangan Cafe. Dong Hae cukup gelisah setelah mencibir Hwa Hyeon. Karena itu seperti cerminan dirinya. Dia yang juga ingin mengikuti acara WGM menggunakan wanita bayaran.

♡♡♡

Lee Dong Hae itu apakah tidak pernah sekolah hah? Mulutnya lincah sekali dalam mencibir. Kurasa selain mencibir, banyak wanita bodoh pun yang termakan rayuan gombalnya. Belum terlihat saja kalau sifatnya itu seperti serigala.

"Aish! Kenapa busnya belum tiba juga arrght!!!" erangku sambil menghentak-hentakan kaki. Udara dingin dimalam hari memang sangat menusuk. Dan aku hanya memiliki jaket lusuh berbahan tidak tebal, berbeda seperti yang terpampang ditoko seberang jalan ini. Yang ku tangkap dari mataku, jaket yang sedang tren dikalangan artis dan orang-orang ber-uang ditoko itu harganya sangat fantastis. Bulu-bulu yang mengitari bagian penutup kepala sehingga bisa memberi kehangatan dan bahan yang memang tebal cocok untuk digunakan saat malam hari atau musim dingin. Kapan aku dapat membelinya untukku dan Eomma? Melihat harganya disebuah iklan saja membuatku meringis dan memikirkan bagaimana untuk makan esok hari.

Tiiiiin

Siapa yang diklakson oleh sosok pengemudi BMW Sport berwarna merah itu? Ku tengok kanan kiri tak ada siapapun. Apa orang itu hanya iseng? Tch, dasar orang kaya pamer!

"Aigoo... Bus cepatlah datang!" gumamku gemetaran karena sudah sangat kedinginan. Ku gosok-gosokan kedua tanganku agar hangat lalu meniupinya.

"Hei Hwa Hyeon!" Eh? Merasa terpanggil aku pun menoleh. Omona! Pria psikopat!

"Eotteohke... kalau aku meninggalkan halte nanti busnya datang. Tapi kalau aku tetap disini, pria itu bisa melakukan hal aneh-aneh. Mana tidak ada orang." Aku waswas dan cemas. Dan pria itu sudah melangkah menuju tempatku berdiri. Lari. Kalau aku lari bagaimana dengan busnya? Aduh eotteohke?

"Kau sedang menunggu bus?"

"Tidak mungkin aku naik taksi..." gumamku pelan.

"Nde?" tanyanya bingung. Baiklah ku tanggapi saja. Kalau dia macam-macam aku bisa mengambil box sampah lalu menaruhnya dikepala pria ini.

WE GOT MONEYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang